"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.
"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.
Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14. Baby Gabriella dan Isabella
Di Mansion Zeze heboh karena barusan dihubungi Asilla. Asilla mengatakan sudah melahirkan dua bayi kembar perempuan. Tentu saja Zeze sangat bahagia mendengar kabar itu. Memang Asilla sengaja tidak pernah melakukan USG masa kehamilannya.
"Sayang kita harus segera ke klinik," panggil Zeze seperti teriakan memanggil Sky yang lagi duduk didepan televisi. "Sayang," panggilnya meninggi.
Mendengar teriakan Zeze dari arah dapur membuat Sky berlari kencang, pria paruh baya itu mengira sang istri dalam bahaya.
"Ada apa sayang? apa yang terjadi?" tanya Sky bertubi sembari memeriksa seluruh tubuh Zeze.
"Stop sayang," ujar Zeze jengah lalu menghentikan tindakan Sky.
Sky menghentikan, lalu menatap dalam-dalam wajah Zeze.
"Sayang kita akan ke klinik sekarang juga," kata Zeze.
"Untuk apa sayang? ini sudah malam," potong Sky.
"Dengarkan dulu penjelasan Mami, kebiasaan deh main potong," gerutu Zeze.
Hahaha
Sky terkekeh
"Sayang Sila sudah melahirkan, makanya Mami ingin menjenguk sekarang juga," jelas Zeze.
"Melahirkan? baiklah tunggu sebentar Papi ingin ganti baju dulu, hmmm Mami juga harus mengenakan jaket," ujar Sky.
Kini pasangan suami-istri sudah dalam perjalanan menuju klinik terdekat diarea komplek perumahan empat tinggal keluarga Candrawinata.
"Sayang kasian sekali dengan Sila, melahirkan tanpa sosok suami," kata Zeze mengingat masalah status Asilla. "Mami jadi ingat dengan menantu kita ketika melahirkan Filio sama Fiona tanpa sosok putra kita, pastinya sedih," imbuhnya.
"Begitulah hidup sayang, banyak cobaan atau rintangan menuju kebahagiaan. Setiap orang pasti mengalami pahit manis kehidupan. Percayalah roda kehidupan terus berputar, semua akan indah pada waktunya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini," ujar Sky sembari mengecup punggung tangan keriput sang istri.
"Hmmm seperti kisah dramatis kita dahulu kala ya sayang? sungguh banyak drama," kenang Zeze. "Dan pada akhirnya mujizat itu datang seperti pepatah mengatakan tidak ada yang mustahil di dunia ini," imbuhnya.
"Mami benar dari kisah Daddy sama Mommy, lalu merambat ke kisah kita dan ke kisah Farres sama Lgidra. Semuanya penuh dramatis untuk menuju ke tahap kebahagiaan. Percayalah tidak ada yang instan di dunia ini kecuali makanan, semuanya melalui proses," ujar Sky membenarkan perkataan Zeze.
"Sayang jika dibuat film kayaknya bagus deh dan pastinya banyak digemari oleh emak-emak berdaster seperti Mami hmmm," canda Zeze sembari membayangkan kisah mereka di filmkan.
Ceklek
"Sayang," panggil Zeze dengan suara pelan takut membangunkan bayi-bayi mungil itu.
"Oma," balas Asilla sontak kaget melihat kedatangan Sky sama Zeze, karena Asilla tidak menyangka kedua lansia itu malam-malam menjenguknya.
"Sayang bagaimana keadaanmu?" tanya Zeze mendekati Asilla.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Oma, Sila baik-baik saja. Tadi Sila sempat tidak sadarkan diri karena kelelahan habis tenaga," jelas Asilla.
"Ya ampun kenapa kamu tidak kabarkan kami sebelum lahiran? kenapa kamu paksa lahir normal jika kondisimu tidak memungkinkan?" kata Zeze.
"Maafkan Sila, Oma karena tiba-tiba kontraksi," jawab Asilla.
"Papa sama Mama kamu dimana?" tanya Sky karena hanya ada Asilla dan kedua bayi kembarnya didalam ruangan itu.
"Tadi Mama keluar sebentar Opa," jawab Asilla.
"Oh," jawab Sky ber oh ria.
"Wah cucu-cucu Oma sangat cantik seperti Mamanya," puji dan kagum Zeze memperhatikan kedua bayi mungil itu.
"Sayang apa kamu sudah menamai mereka?" tanya Zeze.
"Belum Oma, bukankah Oma yang ingin menamai mereka?" kata Asilla.
Hmmm
"Oma sudah mempersiapkan nama ketika kamu mengatakan bahwa bayi kembar kamu perempuan. Yang tertua Oma namai Gabriella dan sang Adik Isabella, bagaimana menurutmu sayang?" tanya Zeze minta persetujuan Asilla.
"Nama yang indah Oma seperti maknanya. Kekuatan dan ikrar dari Tuhan, semoga mereka tumbuh dan berkembang di dalam-Nya." Kata Asilla.
"Amin!" Seru Sky dan Zeze.
Zeze menggendong Gabriella sama Isabella silih berganti. Seketika ia mengenang ketika baru melahirkan Farres. Tetapi perbedaan ia sama Asilla beda jauh. Ia melahirkan didampingi sang suami, sedangkan Asilla berjuang sendiri. Zeze akan menanyakan perihal yang terjadi sesungguhnya yang dialami oleh Asilla. Sudah lama Zeze memendam pertanyaan itu tetapi karena Asilla tengah mengandung sehingga Zeze mengurungkan niatnya itu.
"Coba saja Iyo atau Fio sudah menikah, dapat juga kita merasakan menimang cicit saat ini ya sayang?" kata Zeze berharap kedua cucu mereka cepat memiliki anak.
"Itu lagi sayang," jawab Sky.
Huaam
Asilla menguap pertanda ia sudah mengantuk.
"Sayang kamu sudah ngantuk?" tanya Zeze karena menyadari Asilla menguap.
"Tidak Oma," bohong Asilla.
"Baiklah jika begitu kamu istirahat, Oma sama Opa akan pulang. Maaf sayang kami tidak bisa menginap karena kesehatan Opa," kata Zeze tidak enak hati.
"Tidak apa-apa Oma, atas kunjungan Opa sama Oma saja sudah membuat Sila sangat senang," jawab Asilla.
"Besok Oma sama Mommy Yora akan kembali sayang menjenguk kalian. Ya sudah jika ada sesuatu jangan sungkan untuk menghubungi kami," ungkap Zeze.
Ceklek
Pintu terbuka ternyata yang datang adalah Bibi Tuti.
"Bibi, Mama mana?" tanya Asilla karena yang datang ternyata Bibi.
"Tadi Nyonya memerintahkan Bibi untuk menjaga Nona, karena kalau tidak salah Bibi dengar Nyonya menyebutkan nama Nona Sinta." Terang Bibi Tuti.
Deg
Asilla maupun Sky dan Zeze saling memandang mendengar Bibi menyebutkan nama Asinta.
"Baiklah sayang Oma sama Opa pulang dulu. Bibi titip mereka dengan baik, jika ada sesuatu langsung hubungi kami," kata Zeze.
"Baik Nyonya," jawab Bibi Tuti.
Setelah kepulangan Sky dan Zeze. Asilla bukannya tertidur, ia malah terpikir mendengar sang Bibi mengatakan nama sang Kakak. Ada apa sebenarnya? apakah Asinta sudah kembali ke rumah? ataukah ada sesuatu yang terjadi? itulah yang memenuhi isi otak kepala Asilla. Sedangkan Bibi Tuti sudah terlelap.
"Semoga semua baik-baik saja, tetapi perasaanku mengatakan ada sesuatu yang akan terjadi," gumam Asilla sembari berusaha memejamkan matanya mumpung si kembar masih terlelap.
******
Di apartemen mewah. Filio sejak dari kantor merasa tidak tenang seperti ada sesuatu yang terjadi, tetapi ia tidak tau apa itu.
"Ada apa denganku? baru kali ini merasakan hal seperti ini," gumamnya mondar-mandir keluar masuk kamar. "Perasaanku tidak tenang dan seperti ada sesuatu yang terjadi, tetapi aku tidak tau apa itu," imbuhnya sembari mendudukkan bokongnya di sofa.
Sungguh Filio berperang dengan kedua matanya. Seakan malam ini menyiksa dirinya.
"Sudah jam 2 tetapi mata ini sulit di pejamkan," gumamnya sembari melirik jam dinding.
Dret
Ponsel di atas meja sofa bergetar. Tentu saja membuat kening Filio berkedut. Siapakah dini hari begini menghubunginya. Karena merasa penasaran ia raih ponsel itu.
"Papa Sinta," seru Filio ternyata yang menghubunginya dini hari begini adalah orang tua dari kekasihnya.
Filio menggeser tombol hijau.
Duarr....
...******...