Maudy Nindya seorang gadis malang yang selalu mendapat perlakuan tak baik dari ibu tirinya dan juga saudara tiri nya, ayah Maudy menikahi seorang janda beranak 1 bernama Marni setelah kepergian ibu Maudy
penindasan dan penyiksaan yang Maudy alami bertambah ketika sang ayah meninggalkan nya untuk selama-lamanya
penderitaan Maudy berakhir setelah bertemu dengan seorang pria kaya raya yang tak lain adalah bos di tempat nya bekerja
mari ikuti ceritanya jangan lupa dukungan nya ya reader 🫰🏼🫰🏼🫰🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hampir kehilangan mu
Maudy tiba di kantor dan melakukan semua aktivitas nya seperti biasa hingga jam makan siang tiba
" Maudy... " panggil seseorang
" iya, ada apa? " jawab Maudy
" kamu di panggil pak Bara di ruangan nya " kata orang tersebut yang tak lain sama-sama staf
" oke " lalu Maudy berjalan menuju ruangan pak Bara papi Virza
toktoktok ( Maudy mengetuk pintu ruangan pak Bara )
" masuk " kata pak Bara
Maudy masuk dan mami Selvi langsung memeluk Maudy sambil menangis
" mam... mami kenapa? " tanya Maudy
lalu mata Maudy melirik ke arah pak bara seolah meminta penjelasan
" Virza mod, Virza... " ucap mami sambil terisak
" mas Virza? kenapa mas Virza mam? " tanya Maudy mulai tak enak perasaan
mami Selvi tak kuasa bercerita, ia masih menangis terisak-isak
" Virza terjebak kerusuhan yang terjadi di Hongkong Maudy, dan sampai sekarang masih belum di ketahui keberadaan nya " kata papi Bara
" apa??? Ga mungkin, tadi pagi mas Virza masih telepon aku Pi " kata Maudy mata nya mulai berkaca
Maudy mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi Virza
" mas angkat mas " kata Maudy Air mata nya menetes tanpa Isak, namun usaha Maudy sia-sia ponsel Virza tak bisa di hubungi
Maudy benar-benar merasa khawatir, perasaan takut dan cemas berbaur di hatinya
Sambil terus mencoba menghubungi ponsel Virza Maudy duduk di sofa karena kakinya terasa lemas
" mas... Ayo jawab jangan bikin aku takut mas " gumam Maudy
Farhan masuk ke ruangan pak Bara
" om... Saya sudah berhasil menghubungi klien Virza disana dan mereka bilang Virza sudah di temukan dan sekarang berada di rumah sakit di Hongkong " kata Farhan menyebut pak Bara dengan sebutan om karena memang Farhan masih keponakan Bara
" Alhamdulillah... Setidaknya keberadaan Virza sudah jelas, Han segera booking tiket ke Hongkong sekarang juga " kata pak Bara
" mami ikut Pi " kata mami
" Maudy juga Pi " kata Maudy
" kalian tunggu saja di rumah, papi akan bawa Virza pulang " kata papi
Maudy dan mami tak bisa berbuat apa-apa, karena jika tetap memaksa ikut takutnya malah merepotkan
" baik Pi, Maudy akan jaga mami dan menunggu mas Virza pulang " kata Maudy
" terimakasih pengertian nya nak, doakan agar segala nya di permudah " kata papi
Maudy mengangguk
tepat pukul 3 sore pak Bara, Farhan dan beberapa orang kepercayaannya andalan pak bara terbang ke Hongkong untuk menjemput Virza
Sedangkan Maudy pulang bersama mami Selvi
" mami... Istirahat dulu aja ya, kita tunggu kabar dari papi " kata Maudy
" iya nak, mudah-mudahan Virza baik-baik saja " kata mami
" Maudy pamit ke kamar dulu ya mam " ucap Maudy dan mami mengangguk
" kalau butuh apa-apa panggil aja Maudy " kata Maudy lagi
" iya nak " jawab mami
Maudy berlalu meninggalkan kamar mami Selvi
masuk ke kamarnya Maudy merebahkan tubuhnya yang terasa tak bertulang di atas kasur, mata nya menerawang jauh mengingat kejadian saat dia kehilangan sang papa
Rasa sakit kehilangan seseorang yang kita sayang dalam hidup sangat luar biasa menyakitkan, Maudy meneteskan air mata nya lagi, meskipun ia belum yakin akan perasaan nya terhadap Virza tapi ia merasa Virza sangat baik padanya, cinta Virza sangat besar kepada Maudy, jika terjadi sesuatu yang buruk pada Virza maka akan menjadi luka bagi Maudy
" ya Tuhan... tolong selamatkan mas Virza " kata Maudy
Hingga hampir tengah malam Farhan baru menghubungi Maudy
" hallo Farhan, gimana mas Virza? " tanya Maudy saat telepon dari Farhan masuk
" Virza masih belum sadar dan dalam perawatan dokter, rencana nya malam ini juga Virza akan di bawa ke Indonesia " kata Maudy
" syukurlah aku benar-benar khawatir " kata Maudy
" kamu tenang aja, disini Virza di tangani olah ahli nya " kata Farhan
" iya, setidaknya aku sudah mendengar kabar dari kamu, dan bisa sedikit lega " kata Maudy
" ya sudah aku harus mengurus kepulangan Virza, sampai ketemu nanti ya, bye " kata Farhan
" baiklah hati-hati di jalan " kata Maudy
Setelah mendapat kabar dari Farhan Maudy bisa sedikit tenang dan ia terlelap saat waktu sudah hampir pagi
...
Esok siang Virza sudah tiba di Indonesia dan langsung di bawa ke rumah sakit bertarap internasional untuk mendapatkan perawatan lanjutan
kondisi Virza masih belum sadarkan diri, Maudy dan mami nya sudah berada di rumah sakit menunggu Virza datang dan tak berapa lama ambulance yang membawa Virza tiba di rumah sakit
" itu dia nak " seru mami Virza
Maudy dan mami Selvi berlari kecil menghampiri mobil ambulance
Para tenaga medis langsung sibuk mempersiapkan segala sesuatu nya dan tak lama brangkar Virza di dorong menuju ruangan intensif untuk mendapatkan tindakan lanjutan
Maudy berlari di samping brangkar Virza bersama para tenaga medis sedangkan mami Selvi dan papi bar mengikuti dari belakang
" mas... Hatiku hancur melihat kamu tak berdaya seperti ini, bangun mas, aku disini " batin Maudy
Tiba di depan ruang ICU Maudy di larang masuk, ia menunggu dengan gelisah di depan ruangan ICU sedangkan Virza sedang di periksa oleh dokter
Selang 30 menit dokter keluar dari ruang ICU dan langsung di interogasi oleh Maudy
" bagaimana kondisi pasien dok? " tanya Maudy
" pasien cukup stabil, berdasarkan hasil foto Rontgen dan CT scan ketika di Hongkong ada beberapa benturan di kepala dan bahu pasien tapi itu sudah di tangani, kita tinggal menunggu pasien sadar baru kita mengetahui ada efek atau tidak akibat benturan tersebut " kata dokter
" dan pasien akan dipindah ke ruangan rawat " kata dokter lagi
" baik terimakasih dok " kata Maudy
Lalu dokter pergi dan selang satu jam brangkar Virza di dorong ke ruang rawat oleh para petugas kesehatan
Maudy, Farhan, dan orang tua Virza mengikuti dari belakang
kini Virza sudah berada di ruangan nya
" sudah selesai ya Bu pak, jika pasien siuman segera hubungi dokter atau perawat, bisa dengan menekan tombol darurat ini atau panggil ke depan " kata seorang perawat
" baik suster terimakasih " jawab Maudy
Maudy mendekat ke arah ranjang pasien yang Virza tempati begitu juga mami Selvi yang ikut berdiri di sisi satu nya
" mas... Kalau tau akan seperti ini aku ga akan izinin kamu pergi pagi itu " kata Maudy air mata nya menetes
Maudy sangat merasa hancur melihat kondisi Virza yang seperti di ambang maut ini, Maudy takut kehilangan Virza
" setakut ini aku kehilangan kamu mas, aku baru sadar ternyata aku sangat mencintaimu, dan jika bisa aku ingin menggantikan posisimu, aku ga tega lihat kamu kaya gini " batin Maudy air mata nya terus mengalir meskipun tanpa suara tangis
Sedangkan mami Selvi pun sama, ia terus menangis melihat anak semata wayangnya tak sadarkan diri