NovelToon NovelToon
Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ida Nuraeni

Sudah sepantasnya kalau seorang istri menuntut nafkah pada suaminya. Namun bagaimana jika si suami sendiri yang tidak ada keinginan untuk menunaikan kewajibannya dalam menafkahi keluarga? Inilah yang dialami Hanum Pratiwi, istri dari Faisal Damiri selama 5 tahun terakhir.

Hanum memiliki seorang putra bernama Krisna Permana, yang saat ini masih kuliah di Jurusan Informatika. Tentu saja Hanum masih memerlukan biaya yang cukup banyak untuk biaya pendidikan putranya, ditambah juga untuk biaya hidup mereka sehari-hari. Hanum harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan seringkali meminjam kepada saudara dan teman-temannya. Beruntung sang anak bersedia membantu menitipkan kue di kantin, yang bisa dijadikan sumber income keluarga. Namun pendapatannya yang tak seberapa itu, hanya cukup untuk transport dan uang saku sang anak, kalaupun ada lebih untuk membeli beras.

Bagaimana Hanum bertahan dalam 5 tahun ini? Apakah kesulitan ini mengharuskannya menyerah? Lalu bagaimana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Pekerjaan Baru Hanum

Dua minggu sudah tanpa kehadiran Faisal, namun bagi Hanum terasa biasa saja. Mungkin karena Hanum terbiasa mengerjakan dan mengambil keputusan sendiri, sehingga tidak ada lagi ketergantungan pada suami. Hari-hari yang Hanum lalu masih berjalan seperti biasanya, belanja kebutuhan untuk jualan, membuat kue dan mengirimkannya ke kantin. Begitupun dengan Faras, meski ada kegiatan di luar tidak sampai menginap, pasti pulang walau sudah lewat tengah malam. Statusnya cuti kuliah, tapi kegiatan kemahasiswaan masih tetap aktif. Malahan sekarang dia yang banyak dilibatkan, karena teman-teman lainnya harus fokus dengan perkuliahan. Hanum juga tidak mempermasalahkan hal itu, karena dia tetap harus menjaga psikis Faras. Mungkin kesibukan itu akan menjadi ajang pelarian akibat tidak bisa menikmati perkuliahan.

Malam Minggu kali ini Faras mengajak sang ibu berjalan-jalan di pantai, karena sudah lama juga ibunya tidak menikmati pantai di malam hari. Suasana Pantai Panjang kalau malam Minggu cukup ramai, kebanyakan pasangan anak muda yang berkunjung. Sebelum duduk di bibir pantai, Hanum memesan jagung bakar sedangkan Faras memesan sate ayam. Cuaca malam ini cukup terang, langit pun dihiasi kerlip gemintang mengapit bulan sabit yang cemerlang. Tiupan angin sepoi-sepoi menggerakan ranting pohon pinus yang tumbuh di sepanjang pantai. Gelombang laut masih terlihat tenang, bergerak perlahan menuju bibir pantai. Tak ada percakapan di antara ibu dan anak, keduanya asyik menikmati makanan yang dipesan.

"Masya Allah.. Ketenangan ini sangat menghanyutkan. Kalau jalan-jalan ke mall malah kebisingan yang kita rasakan." kata Hanum sangat menikmati ketenangan yang ada di sekitarnya.

"Kan beda suasananya Bu. Kalau mall itu memang tempat berkumpulnya orang, sedangkan pantai tempat berkumpulnya gelombang" canda Faras sambil tertawa.

"Nak, pernahkah kamu berteriak kencang di pantai saat ada beban yang bikin sesak?" tanya Hanum mengorek informasi sang anak.

"Ya kalau lagi bareng-bareng sama kawan, kita pasti saling teriak bersahutan seperti Tarzan. Setelahnya kita semua akan tertawa ngakak. Biasanya tuh kalau habis ada tugas yang bikin mumet kepala" ujar Faras santai.

"Kamu memang belum punya pacar? Atau mungkin perempuan yang disukai?" interogasi Hanum lagi.

"Nggak lah. Aku tuh mau fokus kuliah dulu, terus nyari pekerjaan yang cocok. Nanti kalau sudah kerja inginnya beli rumah dulu untuk kita, agar tidak mengontrak terus. Nggak enak rasanya diuber-uber harus bayar uang kontrakan. Baru memikirkan pasangan hidup" jawab Faras bikin Hanum meleleh.

"Masya Allah.. Anak Ibu dewasa banget loh. Kalau memang ada yang disukai juga tidak salah Nak, tapi bergaulnya harus ada batasan. Ya tetaplah perlakukan seperti teman, jangan berlebihan."

"Itu dia Bu, ribet. Makanya mendingan nggak usah suka-sukaan dulu, berteman biasa saja. Tidak akan pusing jadinya."

"Lagian nih Bu, kalau lihat teman-teman aku yang punya pacar, nanti sibuk antar jemput pacar, belum lagi harus jalan-jalan minimal kan makan-makan, belum traktir yang lainnya. Itu perlu uang, ngapain ngabisin uang untuk pacaran, mending dipakai untuk kesukaan kita sendiri."

Hanum tertawa mendengar perkataan anaknya yang tidak pernah dia duga sebelumnya.

"Lah iya dong. Kalau sudah punya pacar itu harus royal, jangan pelit sama pacar sendiri." timpal Hanum masih tertawa.

"Bagaimana mau royal, uang saja masih minta sama orang tua. Kalau sudah punya penghasilan sendiri lain lagi ceritanya. Masa pacaran dibiayai orang tua, nggak banget deh" ujar Faras tertular ibunya ikut tertawa.

Semakin malam alunan gelombang semakin besar dan air laut pun mulai pasang. Hanum dan Faras memutuskan untuk pulang. Jalanan sudah cukup sepi, hanya beberapa kendaraan yang lewat. Resto-resto masih buka meskipun pembelinya sudah tidak ada. Memang ramainya orang makan itu paling sampai jam 21:00 an, meskipun kadang ada yang buka sampai dinihari. Namun sentra kuliner di Jl. Suprapto masih cukup ramai hingga subuh. Sampai di rumah, Hanum dan Faras langsung beristirahat.

...🎀🎀🎀🎀🎀🎀...

Minggu adalah hari libur jualan, biasanya Hanum memanfaatkan waktu paginya untuk berolah raga. Tapi pagi malas sedang menyerang, jadi Hanum memilih untuk berleha-leha. Namun waktu santainya terpecah dengan telpon masuk yang bunyinya cukup mengagetkan. Rupanya setelan volume nada dering full, jadi bunyinya bisa mengagetkan orang. Terlihat nama Faisal yang muncul di layar.

"Assalamualaikum Ayah, sehat?" sapa Hanum menyapa duluan.

"Wa'alaykumsalam. Alhamdulillah Ayah sehat. Faras dan Ibu sehat juga?"

"Alhamdulillah kami juga sehat walafiat."

"Bu, ayah belum bisa transfer ke Ibu,karena memang belum ada yang mulai proyeknya, baru 2 minggu lagi untuk titik nol.." beritahu Faisal dengan nada sedih.

"Iya Ayah tidak apa-apa. Insya Allah Ibu ikhlas. Yang penting Ayah fokus dengan kerjaannya. Itu PL (penunjukkan langsung) bukan Yah?"

"Iya Bu, Alhamdulillah yang mau dikerjakan sekarang itu PL, semuanya ada 3 proyek. Doakan semoga lancar dan dimudahkan pengerjaannya!"

"Insya Allah doa Ibu selalu menyertai Ayah. Jangan lupa Ayah, sholat dan doa nya juga dikencengin."

"Iya Bu, akan Ayah usahakan. Ya sudah ya Ayah tutup telponnya. Assalamualaikum "

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuuh"

Setelah panggilan berakhir, Hanum masih termenung. Dalam kepalanya mulai berkalkulasi dengan pembayaran-pembayaran yang harus diselesaikan. 'Kalau begini ceritanya, harus cari uang untuk bayar kontrakan rumah. Setengah bulan lagi sudah harus bayar ke Bu Henny. Dari mana saya bisa dapat uang ya Allah' batin Hanum sambil terus berfikir. Tiba-tiba dia teringat obrolan di pengajian Rabu lalu, kalau ada pemilik rumah makan yang mencari orang untuk bantu-bantu. Hanum segera membuka chat grup pengajian, dan memang ada pengumuman itu. Dia langsung menghubungi no kontak yang tercantum di flyer tersebut.

"Halo. Assalamualaikum. Apakah ini dengan Rumah sate Haji Romli?"

"Iya betul. Ada yang bisa dibantu?"

"Saya baca di flyer katanya di Rumah Sate Hji Romli sedang mencari orang untuk bantu-bantu di dapur." tanya Hanum dengan sopan.

"Betul Mbak, kebetulan masih kosong. Kalau berkenan tolong langsung datang pagi ini" jawab Pak Agus santai.

"Baik Pak saya siap-siap dulu dan langsung berangkat."

Hanum lekas mandi dan berganti pakaian yang agak. Begitu sampai di Rumah Sate Haji Romli, Hanum langsung diajak masuk menemui Ibu Fatimah.

"Ini Mbak Hanum yang tadi menelpon menanyakan kerjaan. Bu Hanum, perkenalkan ini Ibu Fatimah, pemilik rumah makan Haji Romli." ujar karyawan Haji Romli.

"Saya Hanum Bu. Tinggalnya di Sentot." Ibu Fatimah mengangguk sebagai tanda menerima perkenalan itu.

"Mbak Hanum, tugasnya sih sama saja seperti kerjaan rumah pada umumnya, mencuci, menggosok, dan membersihkan rumah. Kalau bisa mulai kerjanya jam 08:00 an sampai jam 14:00. Untuk upah jasanya, saya bayar per hari Rp 50.000. Sebetulnya kalau bisa nyambung ke sore saya senang sekali, upahnya lain lagi kalau sore. Kerjanya dari habis Magrib sampai jam 24:00, upahnya Rp 75.000." penjelasan Bu Fatimah cukup membuat Hanum mengerti.

"Sebelumnya mohon maaf Bu Fat, kalau yang siang saya siap menyanggupi pekerjaannya. Kalau untuk malam belum bisa, kebetulan saya juga buat kue untuk jualan paginya. Kecuali kalau sedang libur perkuliahan, insya Allah bisa."

"Oh begitu. Masya Allah rajin juga Mbak Hanum ini. Ya sudah, nggak apa-apa untuk siang saja dulu. Apa hari ini sudah bisa langsung bekerja?"

"Insya Allah bisa Bu. Mulai dari mana yang harus saya kerjakan?"

Lalu Bu Fatimah menunjukkan ruang cuci baju dan cuci piring, tempat menyetrika dan peralatannya. Hanum pun langsung memulai dengan merendam baju kotor, dilanjutkan dengan mencuci piring dan peralatan memasak. Sebelum menyetrika pakaian, Hanum memilih menyapu dan mengepel lantai dulu. Barulah dia memasukkan pakaian yang sudah direndam ke mesin cuci otomatis. Sambil menunggu cucian baju selesai, dia menyambinya dengan menyetrika. Dengan pengaturan cara kerja seperti itu, Hanum bisa menghemat waktu dan adzan Dzuhur sudah selesai semua. Tinggal menjemur baju. Karena area menjemur baju dibawah canopy, sehingga cukup aman untuk ditinggal-tinggal. Jam 14:00 semua pekerjaan Hanum sudah selesai, bergegas dia pamit untuk belanja dan menyiapkan jualannya.

'Alhamdulillah ya Allah, mulai hari ini aku bisa mendapat tambahan rejeki. Semoga berkah untuk semuanya dan Engkau memberikan kemudahan kepada hamba dalam mengerjakannya' ucap Hanum dalam hatinya.

Hanum tidak akan memberi tahu suaminya untuk kerjaan yang baru ini, karena dia memiliki rasa gengsi yang tinggi. Biarlah selama dia masih sibuk dengan pekerjaannya, Hanum tidak akan menceritakan apapun, kecuali kalau nanti dia pulang, baru diceritakan. Yang penting dia bisa mendapat tambahan income untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga usahanya makin maju bu hanum,pak faisal..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah ada hikmahnya untuk pak Faisal 🥹🥹
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah akhirnya ketemu lagi dengan keluarga..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
akhirnya pak Faisal memutuskan untuk pulang🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ikut terharu🥹🥹
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga ingatan pak Faisal bisa kembali lagi..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah pak Ridho ketemu orang yang pernah kenal lagi..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga pak Faisal bisa bertemu keluarganya..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah pak Faisal sudah mulai mengingat lagi🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
pak Ridho sangat handal menangani proyek
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
pak Ridho memang berpengalaman dalam menangani proyek..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga pelan2 pak Ridho atau pak faisal bisa mengingat lagi
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
duh kesukaan aku jaman dulu, singkong yang direbus pake air nira...jadi ngiler🤤🤤
Nancy Nurwezia
pak faisal selamat
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Aamiin,semoga itu pak Faisal
Ida Nuraeni
🥰🥰
Ida Nuraeni
aamiin
Ida Nuraeni
terima kasih Kakak untuk apresiasinya💚💚
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iam proud of you Faras..🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Hanum hebat🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!