Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.
mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.
Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.
Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Simon Naksir Maria?
"Assalamualaikum, Om.. Tante.. " Raffi mencium kedua tangan orangtua Maria.
"Waalaikumsalam.. Loh Raff? Simon mana?" tanya Sofia karena haya melihat Raffi dan teman teman Maria saja.
"biasa tan, ada urusan dulu nanti nyusul katanya. Oh iya ini temen temen sekelas Maria.. "
"halo Om, Tante.."
"om.. Tante.. "
Satu persatu menyapa kedua orang tua Maria.
"oh iya, ayo.. Maria udah nunggu diruang makan.."
Mereka semua masukndan langsung disuguhi makan siang dengan bebagai menu.
"semoga sesuai selera kalian yaa.." ucap Sofia yang langsung diangguki oleh semuanya.
"Marianya mana tante?"
"oh mungkin masih dibelakang. sebentar ya Tante susul. Kalian makan aja dulu.."
tak lama kemudian, Maria datang Dengan kursi rodanya. Ia tersenyum melihat teman temannya.
"hai guys!! "
"Mar Mar.."
"Mariaa.... ya ampun eknapa bisa gini??"
"its okay cuma retak dikit doang kok.." jawabnya ketika semuanya berkerumun mengelilinginya.
"makan dulu gih.. nyokap gue udh siapin dari pagi lohh..."
"ya ampun Mar. Kok hadi ngerepotin gini sih?" ucap Tiara.
"gapapa angga aja traktiran sebelum OSN. Gimana kalian siap kan?"
"siap dongg!! eh tapi Mar, denger denger kak Cintia.." Lucky tidak meneruskan ucapannya karena di semggol oleh Clara
Maria mengerti, dia juga sudah mendengar bahwa Simon yang langsung meminta pak Guntur untuk mencoret nama Cintia dari daftar tim OSN. Walaupun sempat kecewa karena pengorbanan nya sia sia, tapi Maria mencoba menerima keputusan itu.
"eh kok ada matcha sih minumannya? Lo sengaja minta nyokap lo bikinin kita matcha yaa?" kini Clara mengalihkan pembicaraan.
"apa sih? Engga lah, gue mana ada waktu buat request ini itu. Semuanya nyokap yang siapin. Mungkin kak Mon kali yang bilang. " Maria mengangkat bahunya.
"eh iya jangan lupakan si ketos itu haha .. Tapi dia juga perhatiann loh Mar, masa tadi dia nyebutin makanan dan buah buahan kesukaan lo! lengkap lagi. Udah gitu dia ngasih uangnya lagi" kini Tiara yang menjelaskan.
"Jangan jangan dia naksir lagi sama lo!" bisik Tiara Maria tertawa.
"haha ngaco lo!"
"Masa gitu reaksinya sih Mar?!" kini Raffi mendatangi mereka dengan 2 gelas matcha ditangannya. Ia lalu memberikan salah satunya kepada Maria.
"terus harus gimana dong kakk?!" Maria balik bertanya.
"ya senyum senyum kek, atau salting gitu kan kamu juga naksir Simon " balas Raffi sambil menaik naikan alisnya menggoda Maria.
Maria melotot
"apa sih kak Raff!!"
"ah Maria, suka pura pura dehh.. Kemarin kan nolak gue gegara Kak ketos!" kini Lucky juga ikut menggoda Maria, sedangkan Tiara dan Clara saling tatap.
Blush pipinya bersemu merah.
"apa sih kalian ngaco dehhh" kini Maria salting.
Semuanya makan siang dan nyemil beberapa cemilan yang telah disediakan.
Sebagian ada yang berdiskusi tentang materi dan ada juga yang memilih maen PS5 yang ternya disediakan oleh Brian.
sampai sekitar pukul 2 lewat 15 menit Simon datang dengan paperbag ditangannya.
Brian menepuk pundak Simon akrab.
"bawa apa tuu pa ketos?!" itu suara Lucky. Dimanapun dia berada dia selalu ingin menggoda semua temannya.
"kepo!" hanya itu jawaban Simon yang mengundang tawa semua orang yang memperhatikan nya.
Kedatangan Simon memang mengundang perhatian banyak orang disana selain karena sudah ditunggu dari tadi, juga karena melihat orang tua Maria seperti sudah akrab dengannya.
"nihh, buat besok dipakai yahhh" Simon memberikan paperbag berisi Kerudung pashmina berwarna Cream kepada Maria.
Maria membukanya dan tersenyum senang karena brand yang Simon beli adalah Brand kesukaannya, hanya karena mahal dan ayahnya melarang Maria untuk membeli terlalu banyak pashmina ia tidak terlalu sering membeli.
"wiuhhh mahal tuu" Lucky kembali menggoda.
"yaelah kak Mon yang sakit kan kaki Maria kok malah ngasih kerudung?" kini kembali Lucky menggoda. Simon hanya memelototi nya.
"thanks ya kak! Ky stop deh, gamalu apa disni ada orang tua guee" Maria memang sangat suka menegur Lucky. Walaupun Lucky tidak pernah mengindahkan jika ditegur, malah ia akan semakin menggoda.. Apalagi sekarang ia tau kalau sebenarnya emang ada hubungan antara Simon dan Maria
Sementara Brian dan Sofia hanya tersenyum kecil.
"kalian lanjut saja ya, kami permisi.. " Brian berkata sambil berlalu dari ruangan itu.
Ruang makan yang disulap menjadi ruang menyerupai aula dengan beberapa meja untuk menaruh makanan dan ditengahnya digelar karpet serta meja yang kecil untuk makan secara lesehan. Lalu disebelah kanan ada PS5 untuk hiburan mereka.
"gimana kakinya? masih sakit?" Simob bertanya khawatir.
Yang lain sudah fokus ke kegiatan masing-masing ketika Brian dan Sofia pergi.
"kalo dipake berdiri dan jalan sakit banget kak, tapi kalo duduk gini sih engga.."
"tadi pak Gun pesan mungkin dia ga bisa nengok kesini. Jadi dia bilang kalau sekiranya kamu kuat besok dampingi anak anak.tapi kalo engga ya ga usah maksain.." jelas Simon.
"aku kuat kuat aja kak walaupun harus pake kursi roda gini. Tapi Papa.. Kaka tau sendiri kan dia ga akan ngizinin aku gitu aja.."
"aku ngerti, nanti aku coba ngomong sama papa kamu yaa.."
Maria hanya mengangguk.