Vina, seorang Ibu yang rela dan sabar menahan sakitnya perlakuan KDRT dari suami terhadap dirinya selama sepuluh tahun terakhir.
Ketika, Adit anak pertamanya berkata bercerailah bunda. Saat itulah dia tersadar akan sakitnya dan sia-sia semua perngorbanannya.
Akankah semua berjalan lancar?
Yuk, ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 28
Sore harinya Adit sampai rumah. Malam ini rencananya mereka berempat ingin keluar makan malam. Iqbal meminta Saka untuk libur kerja malam ini. Karena Vina ingin quality time bersama orang tercintanya.
Vina beserta anak-anaknya datang terlebih dahulu. Mereka memilih restoran yang tidak jauh dari rumah sakit tempat kerjanya Iqbal. Iqbal akan datang sebelum makan malam dimulai. Karena sekarang dia sedang menggantikan temannya. Lagian Iqbal sengaja memberi waktu untuk anak-anak bersama Bundanya.
"Bagaimana pengalaman PKL nya Bang?" tanya Vina pada Adit.
"Alhamdulillah lancar Bun, banyak ilmu yang Abang dapatkan." jawab Adit.
"Para senior juga baik-baik. Mereka akan dengan senang hati membantu Abang. Jika Abang kesulitan." sambung Adit.
"Bagaimana dengan Bunda? Apakah Bunda bahagia?" tanya Adit. Padahal dia bisa melihat sinar mata Bundanya penuh dengan kebahagian. Sayangnya sudah lama tidak dilihatnya.
"Jangan Abang tanya begitu. Bahkan adik, Bunda lupakan saat bersama Bapak." adu Saka.
Vina dan Adit tertawa.
"Maafkan Bunda ya Nak." ucap Vina tulus. Sambil menggenggam tangan Saka.
"Bahkan Adik sangat bahagia bisa melihat Bunda bahagia." kata Saka.
"Teruslah bahagia Bunda, sampai Bunda lupa bagaimana rasa sakit saat bersama Ayah dulu." seru Adit.
"Terimakasih, dan maafkan Bunda, jika selama ini belum bisa jadi orang tua hebat untuk kalian." kata Vina, dia terharu dengan perkataan anak-anaknya.
"Bunda adalah wanita pertama terhebat selama hidup kami." ucap Adit mendapat anggukkan dari Saka.
Beberapa saat kemudiaan Iqbal datang. Mereka menikmati makanan dalam suasana bahagia. Ternyata ada sepasang mata melihat benci terhadap Vina. Dia adalah Nadin.
Kebetulan Nadin sedang bersama teman-teman sosialitanya. Makanya dia hanya bisa menatap benci terhadap Vina. Tanpa bisa melakukan apapun. Karena alam bawah sadarnya melarangnya untuk merusak citra baik di depan genk sosialitanya.
"Bisa-bisanya disini kamu tertawa bahagia." batin Nadin.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Mas, tadi aku ketemu sama mantan istrimu di restoran cccc, kelihatannya dia sangat bahagia. Tadi juga dia bersama suami dan kedua anakmu." ucap Nadin pada Anwar.
"Kok aku lihat, anak-anakmu gak pernah kesini ya. Untuk menjenguk mu. Ataupun melihat Rania adik mereka." seru Nadin.
Ya, sekarang Nadin sedang di kamar bersama Anwar. Anwar yang setengah sadar karena ngantuk. Langsung terjaga saat mendengarkan tentang Vina.
"Suaminya kelihatan banget, kalo dia mencintai Vina." gumam Nadin.
"Mas, aku perhatikan belakangan ini Mas seperti sangat dingin. Ada apa heum?" tanya Nadin lagi.
"Apakah Mas, masih mengharapkan kehadiran Vina?" tanya Nadin.
"Sudahlah, mendingan kamu tidur saja." suruh Anwar.
Anwar kepikiran dengan perkataan Nadin, benarkah Vina bahagia. Tidakkah Vina mengingatnya walau hanya sedikit.
Akhirnya Anwar masib setia dengan pikirannya tentang Vina sampai jam 3 dini hari. Sedangkan Nadin sudah terlelap dari tadi. Dia berencana akan menemui Vina besok harinya.
"Bi, bilang sama Nadin. Jika aku berangkat pagi-pagi karena ada telpon dari camat ya. Ada hal mendesak." ucap Anwar pada ART yang sedang masak.
"Tapi nasi gorengnya belum siap pak." sahut ART
"Aku makan di sana saja." ucap Anwar.
Anwar langsung pergi ke rumah Vina. Dia ingin menemui Vina. Nanti Anwar akan memakai alasan rindu dengan anak-anak. Setelah menunggu beberapa saat. Akhirnya Iqbal berangkat ke rumah sakit. Anwar melihat Vina yang mengantar Iqbal. Hatinya dibakar api cemburu. Pasalnya selama menikah dengan Nadin. Tak pernah sekalipun Nadin mengantarnya bekerja. Bahkan untuk sarapan saja Anwar selalu sendiri. Karena Nadin masih tidur. Dia akan bangun setelah Anwar berangkat.
"Vina, apa kabar?" tanya Awar setelah bertemu Vina.
"Baik Mas, ada keperluan kah?" tanya Vina.
"Aku ingin berjumpa dengan Saka. Mau kirim pesan dari Ibu." Alasan Anwar.
"Sebentar aku panggilkan." ucap Vina, masuk kedalam.
Anwar hanya di persilahkan untuk duduk di kursi teras. Karena dulu Vina pernah mengatakan jika Anwar pernah ke rumah. Tetapi respon Iqbal mengatakan. Terimalah, tapi jangan pernah bawa masuk. Cukup di teras saja biar tidak menimbulkan fitnah.
Saka keluar bersama dengan Adit. Karena tadi, saat Vina mengatakan pada Saka jika Anwar ada diluar. Kebetulan Saka lagi bersama dengan Adit.
"Ayah." panggil Saka sambil mencium tangan Anwar. Begitu juga dengan Adit.
Sekarang mereka tidak lagi membenci Anwar. Karena Vina dan Iqbal selalu menasehati mereka berdua. Bahkan Vina selalu mengingatkan perbuatan-perbuatan baik Anwar yang dulu.
"Apa kabar?" tanya Adit.
Anwar terharu. Pasalnya ini merupakan perkataan pertama dari mulut Adit setelah dari pestanya dulu. Berbeda dengan Saka. Walaupun Anwar memblokir Saka di WA. Tetapi Saka pernah menanyakan kabar Anwar melalui sosmed.
"Baik, maafkan Ayah. Ayah menyesal yang terjadi dahulu. Sungguh Ayah menyesal." kata Anwar memegang tangan Adit dan Saka.
"Ayah sudah membuka blokiran kontak kalian di WA. Tapi Ayah malu untuk menanyakan kabar kalian." seru Anwar lagi.
"Tolong maafkan Ayah." lirih Anwar terisak.