NovelToon NovelToon
Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.

Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.

Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".

Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?

Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'

Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda

Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda

🌺SINGLE MOM🌺

Cerita berlanjut,

Matahari baru saja naik ketika Kirana berjalan masuk ke halaman sekolah TK Naya sambil menggandeng tangan putrinya.

Naya berlari kecil menuju teman-temannya di taman bermain, meninggalkan Kirana yang kemudian bergabung dengan kelompok ibu-ibu sosialita yang sudah menunggunya di sudut halaman sekolah.

“Wah, pagi ini Bu Kirana terlihat segar sekali. Mungkin karena cateringnya makin sukses, ya?," canda Bella sambil tersenyum lebar.

“Ah, tidak juga, Bu Bella. Saya masih belajar mengelola semuanya," jawab Kirana tersipu.

“Jangan merendah, dong. Semua ibu-ibu di sini sudah tahu kalau catering Ibu itu juaranya. Bahkan acara ulang tahun anak saya bulan lalu jadi hits gara-gara makanan dari catering Ibu,” puji Tania, salah satu anggota kelompok.

“Ngomong-ngomong soal catering,” sela Vivi sambil menyesap kopinya, “Saya ada acara arisan minggu depan di rumah. Bisa bantu, kan?."

“Oh, tentu. Untuk berapa orang, Bu Vivi?,” tanya Kirana sambil mengeluarkan buku catatan kecil dari tasnya.

“Kurang lebih lima puluh orang. Menu utamanya saya serahkan ke Bu Kirana. Pokoknya harus spesial!.”

“Baik, saya akan buatkan yang terbaik,” jawab Kirana sambil mencatat pesanan itu.

“Saya juga butuh catering untuk pertemuan komunitas bulan depan. Kira-kira bisa ya? Dua ratus porsi?,” tambah Bella.

“Wah, banyak sekali! Tapi di usahakan bisa, Bu Bella. Saya akan siapkan tim untuk itu,” jawab Kirana seraya mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

“Tapi serius, Bu Kirana,” kata Rina sambil melipat tangannya di dada. “Apa rahasia catering Ibu? Rasanya itu seperti masakan rumahan, tapi kelas bintang lima.”

“Tidak ada rahasia besar, Bu Rina. Saya hanya memastikan bahan-bahan yang digunakan segar, bumbu-bumbu pas, dan tentu saja memasaknya dengan hati," jawab Kirana.

“Pantas saja semua orang suka,” puji Bella. “Dan harga catering Ibu juga bersahabat, itu yang bikin kami tambah suka," tambah Vivi.

**

Setelah selesai dengan obrolan pagi itu, Kirana menjemput Naya yang sedang sibuk mewarnai di kelas.

“Naya, ayo kita pulang,” panggil Kirana.

Naya pun melompat dengan semangat, lalu memeluk ibunya sambil berkata, “Bu Guru tadi bilang gambar Naya bagus!.”

“Wah, Naya memang anak pintar,” puji Kirana sambil mengusap kepala putrinya.

Setibanya di rumah, Kirana langsung menuju ruko untuk membicarakan pesanan dengan Rini dan timnya.

“Rini, ada dua pesanan besar minggu ini,” kata Kirana sambil menunjukkan catatan di buku kecilnya.

Rini pun membaca sambil mengangguk. “Oke, Bu. Untuk arisan lima puluh orang dan komunitas dua ratus orang, ya? Kita harus mulai persiapan dari sekarang.”

“Dua ratus orang? Itu akan butuh waktu lama, Bu Kirana," sela Mira, yang masih terbilang pegawai baru.

“Aku tahu. Tapi dengan tim yang solid seperti kalian, aku yakin kita bisa. Kita akan buat jadwal khusus untuk memastikan semuanya lancar," seru Kirana.

Hari-hari berikutnya, dapur catering Kirana menjadi semakin sibuk. Suara panci berdenting, aroma rempah-rempah yang harum, dan obrolan para pegawai terdengar ramai di ruangan itu.

Kirana sendiri tidak segan turun tangan dan memastikan setiap hidangan sesuai dengan standar yang ia tetapkan.

“Bu Kirana, ini sop buntutnya sudah pas belum?,” tanya Rini sambil menyendokkan kuah ke mangkuk kecil.

Kirana lalu mencicipinya. “Hmm, sedikit tambahkan lada dan garam. Lalu masukkan daun bawang sebelum dihidangkan.”

**

Ketika hari arisan tiba, Vivi menyambut Kirana dan timnya di rumahnya yang mewah.

“Wah, semua kelihatan sempurna! Terima kasih banyak, Bu Kirana,” ujar Vivi sambil memandangi meja yang penuh makanan.

“Kami senang bisa membantu, Bu Vivi,” jawab Kirana senang.

Tamu-tamu mulai berdatangan, dan pujian pun mengalir deras untuk masakan Kirana.

“Enak sekali ayam panggangnya!," ujar salah satu tamu.

“Dessertnya lembut dan tidak terlalu manis, pas sekali,” tambah yang lain.

Vivi kemudian mendekati Kirana yang berada di sudut ruangan. “Bu Kirana, saya rasa usaha Ibu ini tidak akan berhenti sampai di sini. Saya yakin catering Ibu bisa lebih besar lagi.”

“Terima kasih atas dukungannya, Bu Vivi. Semua ini berkat bantuan dari banyak pihak, termasuk Anda.”

**

Beberapa minggu kemudian...

Seperti biasa, Kirana tiba di sekolah Naya untuk mengantar putrinya. Senyumnya mengembang saat beberapa ibu sosialita menyapanya hangat.

“Bu Kirana, nanti jangan lupa hadir di acara keluarga kami, ya,” ujar Tania sambil tersenyum lebar.

“Tentu, Bu Tania. Saya akan datang,” jawab Kirana.

Namun, dari sudut taman sekolah, beberapa ibu tampak berbisik-bisik sambil melirik ke arah Kirana.

“Dengar-dengar, pemilik yayasan ini sering memuji Bu Kirana di rumah. Istri mana yang nggak curiga coba?,” bisik salah satu dari orang tua murid.

“Memang cantik sih, tapi dia itu janda. Harusnya lebih tahu diri,” sahut yang lain dengan nada sinis.

Kirana melihat tatapan sinis mereka namun tidak terlalu menghiraukan.

**

Malam harinya, Kirana tiba di acara keluarga yang diadakan oleh Bu Tania. Suasana mewah dengan lampu-lampu hias yang menggantung di taman belakang rumah membuat acara terasa megah.

Kirana mengenakan gaun sederhana namun elegan, namun kecantikan alaminya sangat terpancar.

Saat Kirana berbincang dengan beberapa tamu, Pak Arman, suami dari Bu Vivi, menghampirinya.

“Bu Kirana, malam ini cantik sekali,” ujarnya sambil tersenyum.

“Terima kasih, Pak Arman,” jawab Kirana.

Pak Arman terus melontarkan pujian, dan beberapa kali bahkan menawarkan diri untuk mengambilkan makanan atau minuman.

Sikap itu tentu saja tidak luput dari perhatian Bu Vivi yang berada di sudut ruangan yang terus memperhatikan dengan tatapan tajam.

**

Keesokan harinya, di sekolah Naya, desas-desus pun mulai tersebar.

“Bu Kirana itu ternyata janda,” ujar Bella kepada kelompoknya.

“Serius? Pantas saja Pak Arman seperti itu,” sambung Tania.

“Tapi kan, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bu Kirana itu baik, tidak mungkin dia macam-macam," ujar Rina.

“Tetap saja, dia harusnya tahu batas. Apalagi kalau sudah jadi janda,” sela Bella lagi.

Saat Kirana datang menjemput Naya, beberapa ibu-ibu sengaja berbicara lebih keras agar ia mendengar.

“Janda itu memang harus hati-hati. Kalau nggak, bisa jadi bahan omongan,” ujar salah satu dari ibu-ibu orang tua murid.

Kirana pun berhenti sejenak, hatinya terasa sakit mendengar kata-kata itu. Tapi ia memilih tetap tenang dan tidak menanggapi.

**

Beberapa hari kemudian, Bu Vivi, yang sudah tidak bisa menahan rasa curiganya, langsung mendatangi Kirana di ruko cateringnya.

“Bu Kirana, saya ingin bicara,” ujar Vivi, tegas.

“Oh, tentu, Bu Vivi. Silakan duduk,” jawab Kirana, ramah.

“Saya ingin bertanya langsung. Anda ini sebenarnya punya niat apa dekat-dekat dengan suami orang? Khususnya suami saya," tanya Vivi.

Kirana tertegun, pertanyaan itu bagaikan pisau belati yang menusuk jantungnya.

“Bu Vivi, saya tidak pernah sekalipun punya niat seperti itu. Saya hanya datang ke acara-acara karena diundang, bukan untuk hal lain.”

“Tapi suami saya sering memuji Anda di rumah. Dan saya melihat sendiri, dia terlalu perhatian pada Anda!,” tuding Vivi.

“Kalau itu benar, saya mohon maaf. Tapi saya tidak pernah memberi tanggapan lebih dari yang seharusnya. Saya janda, iya. Tapi saya juga tahu diri,” jawab Kirana dengan mata berkaca-kaca.

**

Malam itu, Kirana duduk di kamarnya sambil menatap kosong ke arah jendela. Ia teringat semua perjuangannya selama ini, tetapi kini semua terasa berat dengan fitnah dan tudingan yang datang dari mana-mana.

"Mas Arga... Andai kamu masih ada di dunia ini, Mas... 😭😭😭."

Di sela-sela lamunannya, suara kecil Naya memanggil. “Ibu, kenapa sedih?.”

Kirana pun menoleh. “Tidak, sayang. Ibu hanya lelah," jawab Kirana tersenyum tipis seraya menahan air matanya agar tidak jatuh.

Naya lalu memeluk ibunya dengan erat dan berkata, “Jangan sedih, Bu. Naya sayang sama Ibu.”

Bersambung...

1
mbok Darmi
Alhamdulillah naya dpt sekolah lagi tetap semangat kirana jgn patah semangat hidup penuh perjuangan jgn menyerah ingat orang2 yg merundung dan menghina mu akan melihat kesuksesan mu nanti
mbok Darmi
sabar kirana semoga setelah ini kebahagiaan buat kamu dan naya segera hadir, ku doakan ada laki2 baik yg tulus mencintai kamu dan naya sehingga ngga akan ada lagi yg berani menggunjing mu sebagai pelakor bila perlu laki2 tersebut orang kaya dan berpengaruh
Aurora: Hahahah... 😄😄Siap di tampung 😅👍
mbok Darmi: iya kak munculkan tokoh baru yg kaya tampan dan bucin sama Kirana 😂
total 3 replies
🌹Nabila Putri🌹
tidak perlu menjelaskan apapun pada mereka Kinara... karena orang yg membenci mu tidak butuh itu... mereka tetap beranggapan bahwa kamu salah.
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
Aurora: Setuju...
total 1 replies
Suanti
kenapa tak di pecat aja si rini 🤣🤣🤣
Aurora: Pengennya 😅😅😅
total 1 replies
Queen
salam kenal kakak
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
Aurora: Salam kenal juga... Terima kasih... 😊
total 1 replies
Queen
Semangat up kaka
ceritanya menarik 😍
Aurora: Terima kasih... 😊
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat up nya kak
Aurora: Siap...
total 1 replies
mbok Darmi
apakah arga blm meninggal ?
mbok Darmi
yg sabar dan tegar ya... semoga kebahagiaan akan datang ditempat yg baru
dewidewie
salam kenal kakak, aku sudah tambah subscribe ya kakak, nanti mampir juga di karyaku
Aurora: Salam kenal juga kakak... Terima kasih... Siap aku mampir
total 1 replies
dewidewie
Sadis bener tuh mulut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!