Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1 : Rencana pernikahan
Assalamualaikum......
Bagaimana kabar kakak kakak semua? Semoga dalam lindungan Allah selalu ya...🤲🤲😘😘
Author Farala balik lagi😅
Untuk readers kesayangan yang tetap setia menunggu, author persembahkan kisah cinta babang tampan Zayn Ashraf Damazal.
Let's go.........
🥰🥰🥰
****************
Rumah mewah Brawijaya
Zayn keluar dari ruangan abi Adam dengan senyum lebar, di tangannya ada sebuah foto wanita cantik yang selama ini dia sukai.
Saking bahagianya, umi Aza yang berpapasan dengannya hanya di anggap bayangan putih yang tidak perlu di perhitungkan keberadaannya.
Bahkan panggilan umi Aza kalah dengan senandung cinta yang dia nyanyikan sepanjang langkah kaki nya yang terlihat begitu ringan seringan kapas.
Selain menggelengkan kepala dan tersenyum simpul, tidak ada lagi yang bisa di lakukan umi Aza.
Perubahan Zayn yang terlalu signifikan tentu membuat umi Aza penasaran.
Dan untuk mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya, umi Aza sudah tau harus berbuat apa.
Pintu ruangan kerja suaminya terbuka setengah, dan di sanalah dia harus mengulik sebuah informasi tentang drastisnya perubahan sikap Zayn yang di luar prediksi.
" Apa yang terjadi dengan putra jomblo kita Abi?" Tanya umi Aza begitu mendapat kan kesempatan.
Abi Adam tersenyum.
" Memangnya apa yang umi lihat?" Alih alih menjawab, abi Adam justru balik bertanya.
" Umi seperti tidak mengenalnya. Dia jadi sosok yang lain setelah keluar dari ruangan ini."
" Hahahaha..." Abi Adam tertawa renyah. " Becanda umi boleh juga." Puji nya sembari mengusap kepala umi Aza dengan lembut.
" Memangnya ada sesuatu yang terjadi?"
" Hubungi Arnisa."
Kening umi Aza mengernyit." Ada apa dengan Arnisa?"
" Abi akan berkunjung ke kediaman Mahawira dalam waktu dekat. Status jomblo putra tampan mu itu akan segera berakhir."
" Benarkah?" Umi Aza tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Sebenarnya, dia pun menginginkan Zayn menikah dengan anak dari sahabat baiknya itu. Karenanya, umi Aza terlihat sangat antusias.
" Baiklah, umi akan secepatnya menghubungi Nisa. Apa Abi tau kalau umi sangat menyukai Aretha?"
Giliran Abi Adam yang terlihat bingung.
" Aretha?"
" Iya, Aretha. Bukankah abi akan melamar Aretha untuk Zayn?"
Abi Adam menggeleng.
" Bukan umi."
" Bukan? Lalu? Mungkinkah dengan Kanaya?" Tanya umi Aza seperti tidak rela.
" Iya, umi benar, dia anak sulung Arnisa, ku rasa dia cocok dengan Zayn.
" Ooo..." Umi Aza jadi tidak bersemangat, menanggapi seadanya dan sebisa mungkin menutupi sesuatu dari Abi Adam.
Namun bukan Abi Adam jika tidak mengetahui kegundahan umi Aza.
" Umi tidak menyukai Kanaya?"
" Tidak juga. Jadi kapan Abi akan berencana melamar Kanaya untuk Zayn?" Umi Aza mengalihkan pembicaraan.
" Secepatnya. Umi liat bagaimana Zayn kan? Dia sangat bahagia. Sebenarnya Abi sudah menyelidikinya dan ternyata Zayn memang menaruh hati pada anak sulung Mahawira."
" Baiklah."
Umi terdengar pasrah.
Setelah mengantar kepergian Abi ke rumah sakit, umi Aza kembali ke kamarnya.
Di carinya benda segi empat yang lupa di letakkan di mana.
Lama umi mencari hingga menemukan benda mahal itu teronggok di atas meja rias.
Umi Aza mulai menghubungi seseorang.
" Sardi, ajukan cuti sebulan penuh, umi ada tugas untukmu." Perintah umi dari balik telpon.
" Baik umi."
Panggilan singkat itu pun berakhir.
*
*
Beberapa hari berlalu, lamaran benar benar di adakan setelah melalui proses ta'aruf.
Zayn tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, bibir indahnya tidak pernah lepas dari yang namanya senyuman.
Umi pun turun bahagia meski sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya.
Ezar dan Zara ikut dalam acara lamaran Zayn.
Tak di pungkiri, Ezar dan Zara juga turut merasakan kebahagiaan karena tidak lama lagi Zayn akan segera menikah.
Waktu sudah di tentukan, sekitar sebulan lagi, pesta pernikahan akan di langsungkan di sebuah hotel berbintang.
Dan hari ini Zayn dan Kanaya sudah ada janji temu untuk fitting baju pengantin mereka. Zayn ingin menjemput calon istrinya tapi Kanaya menolak. Akhirnya Zayn memilih berangkat lebih dulu dan menunggu Kanaya di butik yang sudah di pilihkan oleh kedua orangtuanya.
Lama Zayn menunggu, bahkan dia harus menunda ke rumah sakit padahal sejam lagi dia ada operasi.
Terpaksa Zayn menelpon Kanaya yang tidak kunjung datang dan jawaban Kanaya ternyata menyisakan kekecewaan untuknya.
" Maafkan aku Zayn, kamu fitting sendiri saja dulu, aku masih banyak kerjaan." Kata Kanaya dari balik telpon.
Zayn menghela nafas kasar." Baiklah. Jangan terlalu lelah, nanti kamu sakit." Ucap Zayn.
" Mmmm.. Assalamualaikum."
" Waalaikumsa.....lam."
Zayn menatap ponselnya, dan seperti biasa, Kanaya lah yang akan terlebih dulu mengakhiri panggilan tanpa mendengar kan jawaban salam dari Zayn terlebih dahulu.
Zayn mematung.
" Mungkin memang dia benar benar sibuk." Gumamnya lalu melangkah masuk dan mulai mencoba beberapa tuxedo yang cocok dia kenakan di hari pernikahan nya nanti.
Zayn tiba di rumah sakit tiga puluh menit sebelum jadwal operasi.
Jika di hitung hitung, fitting pakaian pengantinnya hanya berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas menit saja. Hitungan itu terlalu singkat untuk seorang calon pengantin seperti dirinya.
Zayn berjalan di koridor rumah sakit dengan langkah tergesa.
" Mas...."
Zayn menoleh. Nampak Zara setengah berlari menghampirinya.
" Baru datang?" Ucapnya terengah-engah.
" Iya."
" Bagaimana fitting nya?"
" Berjalan lancar." Ucapnya berbohong.
Raut wajahnya tidak menandakan semua yang dia lakukan berjalan sesuai rencana, dan Zara bisa melihat itu.
" Mas.."
" Mmmmm."
" Apa tidak sebaiknya kamu pikirkan lagi rencana pernikahan mu." Ujar Zara sembari menatap Zayn.
Zayn tersenyum. " Apa sih...nanti saja kita bicara, aku buru buru." Zayn berlalu dengan langkah seribu meninggalkan Zara yang terdiam membisu.
Zara menghela nafas panjang sebelum pergi menyusul Zayn dan mengambil arah kanan di mana bangsal pediatric berada.
*
*
Sementara itu, di sebuah kota yang terletak di pinggiran laut, nampak seorang gadis menatap lurus ke arah jendela. Tatapannya kosong menyiratkan kesedihan yang mendalam.
" Ta, mbak mu sebentar lagi akan menikah."
" Benarkah umi?"
" Iya, keluarga Brawijaya datang dan meminang nya."
" Brawijaya?"
" Iya, kamu juga mengenal calon suami mbak mu."
" Mungkinkah dokter Zayn Damazal?"
" Benar sekali. Kamu harus datang, acaranya sebulan lagi."
Itulah sepenggal percakapan antara umi Nisa dan Aretha sekitar sebulan lalu.
Ada rasa tidak terima yang terus menggunung di dalam hatinya.
Aretha sudah berusaha melakukan segala cara agar bisa keluar dari bayang bayang Zayn, tapi semua itu tidak berhasil.
Zayn Ashraf Damazal, pria pertama yang mampu membuat dunia Aretha jungkir balik. Aretha sangat mengagumi sosoknya. Dari paras itu sudah pasti, Zayn adalah pria tampan nan rupawan. Tapi sebenarnya, bukan itu yang menjadi penyebab utama Aretha menyukai Zayn. Ada sekilas cerita masa lalu yang membuatnya begitu mengagungkan Zayn, dan penilaian yang paling penting dari semuanya adalah dalam beribadah, Zayn termasuk salah satu yang sangat taat. Itulah kenapa dia seperti kehilangan separuh hidupnya ketika mendengar jika Zayn akan menikah dengan kakak kandungnya.
Bagaimana dia akan menenangkan hatinya kelak jika harus selalu bertemu dengan Zayn. Pikiran pikiran itu tidak bisa dia hilangkan dari dalam otaknya.
Aretha melangkah pelan, berdiri di depan cermin besar di dalam kamar kostnya.
Aretha mencoba menarik kedua sudut bibirnya.
" Aku memang kalah jauh dari mbak Naya, dia punya segalanya, cantik, pintar dan pekerja keras. Sementara aku...." Aretha tertunduk dalam.
Cukup lama dia melakukan itu, hingga akhirnya dia menghela nafas panjang dan kembali menatap dirinya dari pantulan cermin.
" Jika aku bukan pilihan hatimu, setidaknya, jangan kakak ku."
...****************...
🤭😍🤩
mudah sekali aslinya zaynnn
tinggalkan gengsi mu
punya kesempatan tium2
nanti jama'ah lagi za mas
5 waktunya setiap hari
lumayan, vitamin 5 kali 😃
halal iniii
😃🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂
" hallo pindah kan barang² nyonya Aretha di kamar utama sekarang "
nahh jadi tiap malam bisa bubu bareng teruss 🤣🤣
kamu tu dah jatuh cinta sama areta