Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teringat Wanita Itu
"Anak itu saat ini menjadi trending topik pembahasan. Karena dirinya mampu menyelesaikan permasalahan seperti itu. Bahkan dirinya mendapatkan rekor MURI, karena dirinya mampu membuat program-program untuk memudahkan dalam pekerjaan. Banyak perusahaan dagang yang memakai jasanya. Bukan itu saja, dia juga mampu meretas data. Baru-baru ini dia mampu membantu pihak pemerintah kota Yogyakarta dalam memberantas korupsi, penyelewengan data," jelas Erland mencoba meyakinkan sang bos.
Gio tampak terdiam, dan mencoba berpikir. Menyimak ucapan asistennya. Tak ada salahnya dia mencobanya. Bukan itu saja, Erland mencoba browsing di trending topik terkini. Dia berniat menunjukkan berita tentang anak itu.
"Mengapa wajah anak itu sangat mirip dengan aku kecil? Ah, tak mungkin. Aku yakin kalau hal ini hanya sebuah kebetulan saja. Tidak, tidak mungkin," Gio tampak bermonolog sendiri.
Tiba-tiba saja kenangan enam tahun lalu, hadir dipikirannya. Dia menjadi teringat pernah melakukan one night dengan seorang wanita. Jika memang wanita itu hamil, anaknya pasti saat ini sudah berusia yang sama seperti Satria.
Gio tampak gelisah, raut wajahnya menjadi tak karuan. Erland tak mengetahui kejadian waktu itu, tentu saja merasa bingung dengan perubahan bosnya itu. Karena saat kejadian, Erland sedang tak bersamanya.
"Tuan, maaf. Bagaimana jadinya? Jika Anda tak percaya, tak apa-apa. Anda bisa menggunakan jasa yang lainnya," ucap Erland dengan hati-hati. Dia yakin kalau bosnya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Coba kamu hubungi anak itu, tak ada salahnya kita mencobanya. Mungkin saja benar yang dikatakan kamu tadi. Jika kita belum mencobanya, kita tak akan tahu. Ya sudah kamu atur saja kerja sama dengannya. Antarkan saya pulang sekarang!Saya ingin pulang sekarang, saya merasa tak enak badan. Permasalahan perusahaan, membuat kepala saya terasa sakit," ucap Gio.
Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju apartemen Gio, Gio tampak diam. Tak ada sepatah katapun terlontar dari bibirnya. Perasaannya kali ini sedang tak karuan. Entahlah apa yang dia pikirkan sebenarnya saat ini.
"Kamu langsung pulang saja, dan bawa saja mobil saya" ucap Gio dingin.
Gio turun, dan Erland tampak langsung melajukan kendaraan Gio kembali.
"Sebenarnya si bos ada apa ya? Mengapa tiba-tiba saja menjadi berubah seperti itu?" Erland tampak bermonolog sendiri.
Gio baru saja sampai di apartemennya. Dia memutuskan untuk mandi di bawah guyuran shower, berharap pikirannya bisa sedikit fresh. Namun harapannya sia-sia saja, dirinya justru terjebak dalam pemikiran kejadian dirinya bersama wanita yang tak dia kenal.
Selama ini, hanya Kinanti yang pernah berhubungan intim dengannya. Karena Gio, tak pernah melakukan lagi dengan wanita manapun. Bahkan kini miliknya ikut menegang.
"Sh*it! Mengapa aku menjadi seperti ini," umpat Gio.
Gio menjadi merasa kesal tak jelas. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menyudahi mandinya. Dia langsung bergegas memakai baju dan membaringkan tubuhnya di ranjang.
"Mengapa aku menjadi terbawa seperti ini. Gila! Memang benar-benar gila. Bisa-bisanya aku justru malah teringat wanita itu. Sebenarnya siapa wanita itu? Mengapa wanita itu bisa berada satu kamar denganku?" Gio tampak bermonolog sendiri.
Lamunannya terhenti, saat mamanya menghubungi ponselnya. Dengan perasaan malas, akhirnya Gio mengangkat panggilan telepon dari mamanya.
"Emm, kenapa Ma?" tanya Gio.
"Kau bilang kenapa? Bagaimana? Apa kau mau menerima perjodohan dengan Claudia?" tanya sang mama.
Karena sang anak tak juga memiliki kekasih, Mama Camelia berniat menjodohkan sang anak dengan anak temannya.
"Ma, sudah berkali-kali aku bilang. Aku masih ingin sendiri, aku masih belum mau menikah dengan wanita manapun. Terlebih saat ini, perusahaan sedang dalam masalah. Akhir-akhir ini begitu menguras pikiranku. Aku mohon mama mengerti. Jika aku mau, aku bisa mencarinya sendiri. Tak perlu lewat perjodohan seperti ini. Anakmu ini laki-laki yang tampan, pastinya sangat mudah untuk mendapatkan pendamping hidup," jelas Gio.
"Iya, tetapi sampai kapan? Sampai burungmu karatan? Apa jangan-jangan kamu mencintai sesama jenis? Gio, kau jangan seperti itu! Mama mohon! Mama sangat menginginkan seorang cucu dari kamu. Kau normal 'kan?" ungkap Mama Camelia membuat Gio merasa kesal mendengar penuturan sang mama.
"Mama ini apa-apaan sih? Jangan mikir yang aneh-aneh deh. Anakmu ini laki-laki normal, bukan pencinta jeruk. Enak saja, mama menuduh aku jeruk makan jeruk. Sudah ah, Gio mau istirahat," cerocos Gio.
"Gio, dengar Mama dulu. Kamu tahu tidak, tadi Mama sampai menangis melihat seorang anak yang sangat pintar. Diusianya yang baru lima tahun, dia sudah banyak memiliki prestasi. Anak itu juga tampak berani bicara di depan umum. Mama ingin segera memiliki cucu dari kamu. Memangnya kamu mau, Mama akan mati penasaran kalau kamu tak menuruti keinginan Mama untuk memiliki cucu sebelum ajal menjemput Mama," ungkap sang Mama.
"Sudahlah Ma, jangan terlalu berlebihan. Iya, nanti Gio akan menikah dan akan memberikan Mama dan Papa cucu. Tetapi tidak untuk sekarang. Suatu saat nanti Gio akan mewujudkannya," sahut Gio.
"Masa iya kamu kalah sama ibu dari anak itu. Dia seorang wanita yang hebat dan tegar. Mampu mendidik anaknya menjadi anak yang luar bisa. Meskipun dirinya membesarkan anaknya sendiri, karena ayahnya tak bertanggung jawab. Meninggalkan dia dan anak itu begitu saja. Padahal wanita itu sangat cantik dan bertutur kata lembut. Apa kamu mau menikah dengannya? Mama akan menyuruh Papa untuk mencari tahu identitas mereka," ujar sang mama.
"Enggak. Pokoknya aku tak mau menikah dengan perjodohan. Kalau aku sudah siap, aku akan mencari pendamping sendiri. Sesuai pilihan aku. Lagi pula, masa iya. Perjaka ting-ting seperti aku, harus menikah dengan seorang janda yang memiliki anak. Yang benar saja sih Ma, Mama sama saja menjatuhkan reputasi aku. Seperti aku tak laku saja. Ya sudah, aku lelah. Besok-besok kita lanjut lagi. Aku ingin beristirahat dulu. Aku lagi stres Ma, ada seseorang yang mencuri data perusahaan dan berniat menjatuhkan aku. Aku lagi stres berat, tolong jangan tambah permasalahan aku dulu," ungkap Gio.
Akhirnya, obrolan mereka terhenti. Gio tampak memejamkan matanya. Namun, wajah wanita itu menari dipikirannya. Meskipun dirinya sudah lupa wajah wanita itu. Karena selama ini Gio selalu memilih melupakan wanita yang tidur dengannya.
"Aku tahu Ma, kalau kamu sudah ingin sekali memiliki cucu. Mungkin benar apa yang dikatakan Mama. Sudah saatnya aku memikirkan masa depanku. Usiaku sudah tak muda lagi. Aku butuh seorang pendamping hidup, agar aku tidak terus menerus merasa kesepian seperti ini," ucap Gio. Seperti diketahui usia Gio saat ini sudah berusia 33 tahun.