NovelToon NovelToon
SISTEM RAJA DUNIA BAWAH

SISTEM RAJA DUNIA BAWAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Alden adalah seorang anak yang sering diintimidasi oleh teman-teman nakalnya di sekolah dan diabaikan oleh keluarganya.

Dia dibuang oleh keluarganya ke sebuah kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan.

Kota tersebut sangat kacau dan di luar jangkauan hukum. Di sana, Alden berusaha mencari makna hidup, menemukan keluarga baru, dan menghadapi berbagai geng kriminal dengan bantuan sebuah sistem yang membuatnya semakin kuat.

#story by suciptayasha#

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 Keluarga tanpa hubungan darah

Di sudut kota yang tenang, terdapat rumah tingkat dua yang tampak biasa dari luar. Namun, di dalamnya, hidup empat pribadi yang unik.

Alden seorang pemuda yang serius namun hangat, Jay yang selalu penuh semangat dan humor, Lucy, gadis kecil yang menggemaskan, dan Naira, gadis remaja yang pandai dan penuh impian. Mereka tidak memiliki hubungan darah, tetapi sudah seperti keluarga.

Pagi itu, matahari bersinar lembut melewati jendela dapur, menciptakan suasana damai. Jay, yang bangun lebih awal sedang sibuk di dapur mencoba resep pancake terbarunya.

"Awas, chef Jay akan beraksi!" serunya dengan penuh semangat, mengayunkan spatula seolah sedang tampil di acara masak internasional.

Alden yang baru turun dari lantai dua, masih dengan mata sedikit mengantuk, menahan tawa melihat aksi sahabatnya. "Semoga kali ini tidak terlalu banyak asap," ucapnya sambil mengambil tempat di meja makan.

"Tidak akan! Ini adalah resep terbaikku!" jawab Jay sambil membalik pancake dengan percaya diri, meski hasil akhirnya tampak sedikit gosong.

Sementara itu, Lucy muncul dari arah kamar tidur dengan boneka beruang kesayangannya. "Apa yang bau gosong? Apakah Teddy memasakkan sarapan kita?" ujarnya polos.

"Ini adalah pancake istimewa, Lucy. Mau coba?" Jay menyodorkan sepiring pancake dengan topping warna-warni di atas meja.

Lucy menatap pancake tersebut dengan ragu. "Sepertinya Teddy harus mencicipi dulu," katanya sambil mendudukkan boneka beruangnya di kursi.

Tak lama kemudian, Naira turun dari tangga dengan rambut masih terurai. "Apa aku telat mencicipi eksperimen kuliner Jay kali ini?" tanyanya sambil mengendus aroma pancake yang menggoda.

"Tentu tidak, duduklah, Naira. Kalian semua adalah tamu spesial di restoran Jay’s Pancake," kata Jay dengan bangga.

Mereka semua duduk mengelilingi meja, menikmati sarapan dengan tawa dan cerita pagi yang ringan.

"Ayolah, Jay, siapa yang kau pikirkan sampai pancake-mu hampir hangus?" goda Naira sambil menatap Jay yang tersipu.

"Ya, mungkin aku terlalu semangat memikirkan makanan spesial untuk keluarga spesial ini," jawab Jay, mencoba mengalihkan rasa malu dengan kata-kata manis.

"Terima kasih, Chef Jay," kata Lucy sambil memeluk boneka Teddy. "Teddy bilang ini pancake terbaik yang pernah kita makan."

Semua tertawa mendengarnya. Hari itu dimulai dengan suasana penuh kebahagiaan dan kebersamaan.

Bagi mereka, rumah biasa itu telah menjadi tempat yang luar biasa, di mana tidak ada hubungan darah yang lebih kuat dari ikatan persahabatan dan kasih sayang yang mereka miliki satu sama lain.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Tanya Jay sambil mencuci piring.

Semenjak bergabung dengan kelompok mereka, Jay selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan alasan karena Jay adalah Junior di tempat itu.

Sembari menyerang bisnis geng Viper, mereka juga menguras habis uang tunai yang mereka miliki, oleh karena itu mereka dapat membeli rumah, pakai pakaian yang layak, dan makan makanan bergizi. Mereka juga punya dana yang melimpah untuk membeli peledak dan peralatan lainnya.

"Sepertinya mereka mengubah kebiasaan bergerak mereka, mengingat kemarin ada seorang eksekutif yang menjaga klub itu. Ada kemungkinan setiap bisnis kecil mereka juga dijaga eksekutif." Ucap Alden menimbang nimbang.

"Jadi kita harus menunda penyerangan dan mengumpulkan informasi baru lanjut ya.." Sahut Naira dibalas dengan anggukan kepala Alden.

"Aku dan Naira akan mengumpulkan informasi, Jay jagalah Lucy."

"Siap Bos!" Tegas Jay sambil memberikan hormat ala mafia.

"Berhentilah memanggilku begitu, aku bukan Bos kalian." Jawab Alden malu.

"Tidak, kaulah pemimpin kita di Family ini." Naira menjawab dan menamai kelompok mereka secara sepihak.

"Family, hm kedengarannya bagus, jika kau tidak ingin menjadi Bos maka kau adalah sang Ayah!" Jay berkata dengan mata berbinar.

"Dan kak Naira jadi sang Ibu!" sahut Lucy dengan mata berbinar sama seperti Jay.

Alden dan Naira hanya menghembuskan nafas panjang, sekarang mereka berdua benar-benar sudah seperti memiliki anak.

Di dalam kamarnya, Alden duduk di kasurnya untuk memeriksa statistiknya selama beberapa bulan ini.

"Status." Ucapnya, seperti biasa layar biru muncul di hadapannya, menunjukkan statistik yang lebih baik daripada sebelumnya.

Nama: Alden

Level: 19

HP: 500\500

MP: 250/250

Strength: 35

Vitality: 40

Agility: 39

Vision: 65

Koin: 100.000

Inventori

Toko sistem

Skill: Hunter strike(C) Sharp Blow(E) Uppercut(B) Crescent Kick(B) Jab(E) Shadow strike (A) Spinning kick(E)

Statistik Alden meningkat setelah menjalani berbagai quest dan mengalahkan para musuh, namun levelnya hanya mentok sampai level 19. Semakin tinggi level, maka semakin banyak juga exp yang dibutuhkan.

Alden menekan toko sistem, menunjukkan sederet skill dan potion yang sangat berguna namun juga sangat mahal.

Setelah mencari cari sejenak, Alden menemukan skill yang dia cari.

[Skill Pasif Martial Art: memungkinkan pengguna menguasai segala macam seni beladiri yang ada, membutuhkan pengalaman untuk menggunakan skill ini. Harga: 50.000 koin]

Skill pasif adalah kemampuan bawaan yang memberikan keuntungan kepada karakter tanpa memerlukan tindakan aktif untuk mengaktifkannya. Dalam game, ini bisa berarti peningkatan daya tahan, percepatan regenerasi, atau kemampuan deteksi bahaya, yang semuanya bekerja di balik layar.

Skill Pasif mempunyai tingkat pertumbuhannya sendiri seiring dengan naiknya level dan statistik yang dimiliki.

Setelah memikirkannya matang matang, Alden langsung membeli skill tersebut. Perasaan luar biasa mengalir dalam tubuh Alden, sekarang ia memahami seni beladiri yang lebih kompleks daripada sebelumnya.

Alden ingat dia masih punya kotak skill tingkat A dan tingkat D Setelah mengalahkan Bekham dan Drago, tanpa pikir panjang ia kemudian membukanya.

[Mendapatkan skill Armlock(D) mengunci tangan lawan dan membuatnya tidak bisa bergerak.]

[Mendapatkan skill Booster (A): Meningkatkan semua statistik sebanyak 10% selama 3 menit.]

[Mendapatkan skill counter strike (A): Setiap kali pengguna berhasil memblokir serangan musuh, pengguna dapat melancarkan serangan counter]

Alden mengangguk puas dengan skill yang dimilikinya, dengan begini dia bisa melawan orang sekelas Bekham tanpa kewalahan.

"Alden, kita berangkat sekarang." Suara Naira terdengar di balik pintu, menandakan mereka harus pergi keluar sekarang.

"Baik, aku datang."

Alden, dengan jaket kulit hitam yang setia menemani, melirik ke arah Naira yang sedang memeriksa daftar belanja. "Baiklah, kita harus membeli susu dan roti dulu," kata Naira, sambil menyelipkan daftar ke dalam tas kecilnya.

Mereka berdua melangkah menyusuri jalan sempit yang dipenuhi graffiti, berjalan dengan hati-hati. Meski terlihat suram, ada aroma makanan lezat yang datang dari kios-kios di pinggir jalan yang menyingkap sedikit kehangatan kota. Musik jalanan dari gitar seorang pengamen tua mengiringi langkah mereka, membuat suasana menjadi lebih hidup.

"Hei, Alden lihat," kata Naira sambil berjongkok untuk membelai kucing liar yang melintas di depan mereka. Alden terkesima melihat Naira seperti gadis pada umumnya.

"Kau pikir kita bisa mendapat informasi dari Paman Sam di toko kelontong nanti?" Tanya Naira masih mengelus kucing liar yang dia temui.

Alden tersenyum tipis, "Kurasa dia satu-satunya yang cukup ramah untuk bicara hari ini." Mereka melanjutkan perjalanan ke toko kelontong tua di sudut jalan, di mana Sam, sang pemilik yang bijak, selalu memiliki sedikit gosip untuk dibagikan.

Saat tiba, aroma bumbu dan rempah menyambut mereka. Sam, dengan topi datar khasnya, menyapa hangat. "Alden, Naira! Apa kabar kalian?"

"Baik, Sam," jawab Alden seraya meraih sekaleng susu dari rak, "Kau tahu sesuatu tentang gerak-gerik geng Viper akhir-akhir ini?"

Sam mengelus dagunya yang berbulu kasar, "Ah, mereka, ya. Kulihat mereka sering berkumpul di gudang tua dekat pelabuhan belakangan ini. Berhati-hatilah." katanya sembari menambahkan, "Aku juga melihat petinggi geng mereka di tempat itu."

"Mereka pasti para eksekutif." Ucap Alden.

"Yah, sepertinya mereka sedang memperebutkan posisi eksekutif ke-9 yang tewas dalam insiden kemarin. Ada orang yang berhasil membunuh eksekutif geng besar, kota Nirve pasti akan bergejolak lagi." Tambah Paman Sam.

Naira sedikit tersenyum sambil menatap Alden kemudian berkata, "Jika orang itu melawan penjahat, mungkin saja dia adalah pahlawan."

"Jika seorang penjahat benar-benar ada, mungkin nasib penduduk kota ini akan berbeda." Sahut Paman Sam memperlihatkan ekspresi sedih namun penuh harapan.

Sambil berbincang dengan Sam, Naira menyempatkan untuk mengambil beberapa barang lain yang mereka butuhkan. "Terima kasih, Paman. Kami akan berhati-hati," kata Naira ketika mereka menyelesaikan belanja dan keluar dari toko.

Di perjalanan pulang, mereka berdua berbincang tentang segala hal, mulai dari musik sampai mimpi-mimpi mereka. "Kau tahu, Naira? Kota ini meski berbahaya, tetap saja memiliki pesonanya," Alden menatap langit sore yang mulai menggelap.

Naira mengangguk setuju, "Ya, entah bagaimana selalu ada kehangatan di balik kesuramannya. Berjalan bersamamu membuat kota ini terasa lebih hidup."

Hari itu berakhir dengan mereka membawa pulang belanjaan dan informasi penting tentang geng Viper.

Meski kota ini penuh dengan bayang bayang kejahatan, persahabatan mereka seperti cahaya yang tak pernah padam, memberikan kehangatan dalam setiap langkah mereka.

1
Muhammad Fadil
kosa katanya gk jelas, harus nya gk pake kata sekarat
system
ada system tapi ko seperti gk guna thor
Lin
awal yang bagus
YYW
bang author bisa bikin novel yg MC nya anti naif atau jadi villain gitu bang seru kata gw
(saran aja)
Agus Suhada
info seru gak?
variable of ancient: agus sakit
Caveine: seru bang !!!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!