Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆
Happy reading love!
BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.
Simak terus ceritanya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Good morning.." Suara berat yang serak terdengar di depan wajah Brianna.
Brianna mangerjapkan matanya saat mendengar suara seksi itu. Perlahan kelopak matanya terbuka, tapi beberapa detik kemudian menutup kembali lalu Brianna tersenyum. Brianna mengira suara dan sosok pria tampan di depannya itu adalah mimpi. Tapi saat tangan Allard menyentuh dan menangkup pipi Brianna, ia baru tersadar bahwa itu adalah nyata. Brianna kembali membuka matanya dengan lebar dan terdiam tanpa ekspresi.
'Shiittt, messy hair-nya membuat ketampanan dia bertambah berkali-kali lipat. Oh my.. Tinggal menunggu waktuku jatuh ke dalam pesonanya.' Gumam hati Brianna.
"Ayo bangun. Kita harus bersiap-bersiap pergi." Ujar Allard dengan tangan yang masih memainkan rambut Brianna.
"Bukankah kita akan pergi lusa?" Tanya Brianna dengan suara khas bangun tidurnya.
"Aku memajukan jadwalnya." Jawab Allard.
"Kau tidak melanjutkan meeting kemarin?" Tanya Brianna lagi."
"Aku sudah melakukannya semalam lewat online. Jadi mulai hari ini aku milikmu sepenuhnya." Jawab Allard lalu menciumi wajah Brianna.
"Hei stop it, kita tak ada hubungan apapun. Kau seharusnya tak menciumku, Al." Ujar Brianna.
Sebenarnya ucapannya itu hanyalah sebatas alasan saja agar Brianna tidak jatuh terlalu cepat ke dalam pesona Allard. Meskipun mungkin untuk suatu saat ia tetap akan jatuh ke dalam lubang dengan sejuta godaan.
"Sepertinya amnesia mulai menyerang dirimu, baby." Allard tersenyum nakal.
"Amnesia? Aku tidak amnesia." Jawab Brianna dengan sedikit bingung.
"Kau lupa? Kau pernah bilang kepada pria yang mengganggumu di club, bahwa kau adalah kekasih dari pemilik club yang kau datangi." Jawab Allard terkekeh pelan.
"A- aku hanya berusaha menjauhkan pria itu agar tak menggangguku." Jawab Brianna dengan jujur.
"Berarti kau kekasihku saat ini." Jawab Allard.
"What? No.. Aku bukan siapa-siapamu." Brianna beranjak bangun dari ranjangnya karena wajahnya sudah sangat memerah seperti kepiting rebus. Tapi Allard menarik tangan Brianna hingga Brianna terjatuh di atas tubuh Allard.
Allard melingkarkan tangannya di pinggang Brianna dan menatap wajah Brianna. Dada Brianna yang sintal dan bulat menempel dengan indah di dada bidang milik Allard. Allard merasakan hal itu dan gairahnya terpancing karena ulahnya sendiri.
Mata mereka saling bertautan dan Allard mulai mendekatkan wajahnya pada Brianna. Hidung mancung mereka saling bersentuhan dan Allard menggeseknya perlahan. Bibir mereka pun saling menempel. Kini benar-benar sudah tak ada jarak lagi di antara keduanya. Allard mulai mengecupi wajah Brianna serta bibirnya, Brianna tak hanya diam dalam hal ini. Ia akan memanfaatkan situasi ini untuk membalas perlakuan Allard yang sudah membuatnya malu.
Brianna pun membalas kecupan Allard, melumatnya dan memagutnya dengan pelan tanpa terburu-buru. Hal itu membuat Allard semakin merasakan panas di tubuhnya.
'Oke nikmatilah ciuman ini, Anna. Setidaknya ciuman panas pertamamu ini diambil oleh seorang pria tampan dan konglomerat. Kau hanya mengikuti nalurimu saja, Anna. Ya, hanya mengikuti nalurimu.' Gumam Brianna dalam hatinya.
Lama mereka berciuman, tangan Allard pun sudah masuk ke dalam dress Brianna dan bergerilya di sana. Tangan kekar itu menelusuri punggung halus Anna, hingga ke bagian bokong dan meremasnya.
Tapi tiba-tiba bel apartemen berbunyi dan menyadarkan Brianna.
TING TONG
TING TONG
"Fuckkkk, siapa yang bertamu sepagi ini?!" Umpat Allard dengan kesal karena Brianna menghentikan kegiatan panasnya.
"Aku akan membukanya." Jawab Brianna sambil beranjak dari tubuh Allard.
"No, aku saja. Kau terlalu seksi untuk menerima tamu diluar. Gantilah dulu pakaianmu, hanya aku yang boleh melihat tubuh seksi mu itu." Ujar Allard lalu bangun dan berjalan keluar kamar untuk menuju pintu.
TING TONG
"Shit! Sabarlah sedikit! Aku sedang berjalan dan bukan terbang!" Teriak Allard dengan kesal.
CEKLEK
Pintu terbuka dan seorang pria berdiri melihat dengan heran pada Allard yang hanya menggunakan celana panjangnya saja tanpa menggunakan kaosnya.
"Seriously? Kau bertamu sepagi ini?" Ucap Allard dengan raut wajah tak sukanya.
"Siapa itu Al?" Tanya Brianna dari dalam kamar dengan sedikit berteriak.
"Temanmu yang waktu itu bertemu di lift, Honey!!" Jawab Allard yang juga sedikit berteriak dan sengaja menyebut Brianna dengan panggilan Honey.
Gerald mengerutkan keningnya merasa heran dengan panggilan Allard kepada Brianna yang sangat romantis. Karena setahu Gerald, Brianna tak pernah memiliki hubungan dengan pria manapun.
Brianna pun keluar dari dalam kamar dengan celana pendek dan kaos longgarnya. Kini ia sudah berada di belakang tubuh Allard. Lalu Brianna menarik tubuh Allard agar ia ke belakang karena tubuh jangkung dan besarnya itu sangat menghalangi Brianna.
"Minggirlah, kau sangat tinggi dan besar seperti raksasa." Ujar Brianna.
"Ya aku raksasa yang akan menerkammu di ranjang." Jawab Allard dengan penuh kesengajaan.
"Masuklah Gerald. Kau ada perlu denganku?"
Gerald yang sejak tadi hanya diam dan memperhatikan komunikasi antara Brianna dan Allard pun seakan paham situasi saat ini. Gerald pun tersenyum simpul dan memberikan sebuah bungkusan.
"Ini untukmu, Anna. Tadinya aku akan mengajakmu untuk makan pagi bersama. Tapi sepertinya di dalam ada kekasihmu." Jawab Gerald.
"Ya, maka dari itu pergilah dan jangan mengganggu kami karena kami sebentar lagi akan pergi berlibur." Jawab Allard di belakang tubuh Brianna yang di hadiahi dengan cubitan di pinggang Allard.
"Terimakasih Gerald, aku akan menerima ini." Jawab Brianna lalu mengambil bingkisan makanan tersebut.
"Kalau begitu lain kali kita makan bersama, Brianna." Jawab Gerald tersenyum.
"Tak ada acara makan bersama denganmu. Karena Brianna akan selalu makan denganku." Allard kembali menyerobot hak menjawab yang seharusnya dilakukan oleh Brianna.
"Maafkan sikap dia yang seperti itu, Gerald. Itu semua salahku karena aku belum memberinya obat." Jawab Brianna.
"What? Obat? Aku tidak sakit, Anna!" Sahut Allard tak terima. "Justru aku bersikap seperti ini karena dia mengganggu permainan ran- hmmmpphhh...!!!"
Ucapan Allard menggantung seketika karena Brianna menutup mulut Allard dengan tangannya. Lalu mendorong tubuh Allard agar mereka masuk ke dalam. Brianna menutup sedikit pintunya dan hanya mengeluarkan kepalanya saja untuk berbicara dengan Gerald. "Gerald sekali lagi terimakasih dan maaf, aku harus segera bersiap-siap. Byee!!!" Teriak Brianna lalu menutup pintunya menggunakan kakinya.
BRAAKK
Pintu tertutup dengan cukup keras karena Brianna menendangnya terlalu bertenaga.
"Apa yang kau lakukan Allard? Mengapa kau berbicara seperti itu?!" Pekik Brianna sambil berkacak pinggang menghadap ke arah Allard.
"Aku adalah orang yang jujur, baby. Aku tak mungkin berbohong." Ujar Allard mengedikkan bahunya.
"Ah ya, dan kau akan bilang padanya bahwa dia menganggu kegiatan seks di waktu pagi kita, begitukah maksudmu?" Sahut Brianna menautkan kedua alisnya.
"Bukankah faktanya memang seperti itu?" Ucap Allard dengan tengilnya.
"Oh my God.." Brianna menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Brianna pun menaruh bungkusan berisi makanan yang tadi Gerald berikan padanya di atas meja. Lalu Brianna menatanya di piring dan mereka makan dengan sesekali menyelipkan obrolan santai.
*
*
Mobil double cabin dengan merek paling terkenal di Jerman sedang melintasi jalanan yang sepi dengan kecepatan sedang. Di setiap sisi kanan dan kiri jalan terdapat pepohonan yang tinggi menjulang dengan daun yang rimbun.
Allard memutar musik dengan volume yang cukup kencang. Brianna dan Allard sesekali ikut bernyanyi dengan suara lantangnya. Mereka terlihat sangat menikmati perjalanannya. Tak ada beban dan ketakutan di raut wajah Brianna.
Sudah hampir satu jam mereka melakukan perjalanan, hingga akhirnya Allard menghentikan mobilnya di sebuah toko yang menyediakan peralatan khusus untuk hiking dan camping.
"Apakah sebentar lagi kita akan sampai?" Tanya Brianna saat melihat Allard menarik tuas rem mobil.
"Belum, masih empat jam perjalanan lagi. Aku akan membeli beberapa peralatan yang kita butuhkan nanti untuk di sana." Jawab Allard sembari turun dari mobilnya.
Brianna memilih untuk ikut dan melihat apa saja yang dibeli oleh Allard. Saat Brianna memasuki toko tersebut, terlihat banyak sekali peralatan untuk hiking dan camping yang sangat lengkap. Toko ini adalah surga bagi para pecinta alam yang hobi mendaki.
Brianna berjalan mengikuti Allard di belakangnya. Ia tak tahu nama dari barang barang yang Allard beli. Karena sebelumnya Brianna tidak pernah ikut camping atau pun hiking. Orang tuanya dulu tidak pernah mengizinkannya, karena menurut mereka itu berbahaya bagi Brianna.
Setelah tiga puluh menit mereka habiskan di dalam toko untuk membeli barang yang dibutuhkan, akhirnya mereka keluar dari dalam toko tersebut. Allard menata barang-barangnya di bagian bak belakang mobil lalu menutupnya agar barangnya terlindungi.
Allard dan Brianna pun kembali melakukan perjalanannya. Hari semakin gelap dan Allard sedang berhenti di sebuah supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan yang akan dibawanya ke tempat camping. Allard turun dari mobil tanpa membangunkan Brianna dan membiarkan Brianna yang sedang terlelap tidur. Allard mendorong sebuah trolley lalu mengisinya dengan beberapa makanan kaleng, serta camilan dan minuman.
Tak lama Allard pun mendorong trolley nya menuju kasir dan membayarnya. Brianna baru saja terbangun karena merasakan mobil yang dinaikinya berhenti. Ia melihat Allard yang sedang tersenyum manis dan berbincanf pada kasir wanita di supermarket tersebut.
"Ck ck ck.. Aku mencari-cari keberadaannya tapi dia malah sedang tebar pesona." Ujar Brianna.
Tak lama Allard pun kembali dengan menenteng barang belanjaannya lalu menaruhnya di bak belakang mobil. Sebelum itu, Allard mengambil dua buah makanan instan yang sudah ia hangatkan di dalam toko tadi.
"Ini makanlah dulu. Kau pasti lapar." Ujar Allard saat ia sudah ada di dalam mobil dan memberikan makanan tersebut kepada Brianna.
"Ya Aku di sini kelaparan dan kau malah tebar pesona pada kasir itu." Jawab Brianna sembari mengambil makanannya lalu membuka dan melahapnya.
Allard hanya tertawa pelan mendengar ucapan Brianna.
"Kau tak makan?" Tanya Brianna yang melihat makanan milik Allard belum terbuka sama sekali di atas dashbor mobil.
"Tanganku hanya dua, dan aku sedang menyetir." Jawab Allard.
"Ck.." Brianna menyendokkan makanan miliknya lalu mengarahkannya ke mulut Allard.
Dengan senang hati Allard membuka mulutnya lalu memakan makanan yang diberikan oleh Brianna.
"Jatah makanmu yang itu bagi dua denganku karena kau juga memakan punyaku." Kata Brianna lalu menyendokkan makanan itu ke dalam mulutnya.
Allard pun mengangguk lalu kembali fokus ke depan. Allard akhirnya makan disuapi oleh Brianna sembari menyetir mobil. Brianna juga ikut memakan makanan milik Allard karena ia belum merasakan kenyang.
TBC
Jangan lupa tinggalin jejak dengan cara follow like komen vote favorit dan hadiah yaa
Ramein lapak aku di sinii hihi ❤