NovelToon NovelToon
Anak Yang Terabaikan

Anak Yang Terabaikan

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Wanita Karir / Mengubah sejarah / Kontras Takdir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:365.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Muliana95

Bagaimana rasanya, jika kalian sebagai seorang anak yang di abaikan oleh orangtuamu sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan Afandi

Baru saja Adira hendak menaiki ojek, terdengar suara klakson dari mobil Afandi. Dia turun menghampiri Adira yang sudah siap, untuk ke sekolah.

Afandi meminta sang ojek untuk pulang, dan memberi sejumlah uang sebagai gantinya. Karena hari ini, dia sendiri yang akan mengantar putri bungsunya.

Satria baru saja hendak menawarkan diri untuk mengantar Adira. Namun, dia terlambat karena Afandi keburu datang dan mencegah ojek tersebut.

Di mobil, Adira yang masih kesal pada Ayahnya hanya menatap keluar jendela. Afandi yang tahu suasana hati anaknya sedang buruk pun, menggenggam tangan Adira dan meminta maaf karena perkataannya semalam.

Afandi berjanji, kedepannya akan selalu menjaga Adira dan selalu menjadi tameng terdepan untuk melindungi putrinya.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Vania sudah di izinkan pulang, namun Afandi enggan menjemputnya dikarenakan masih sedikit merasa kecewa pada Vania, terutama pada istrinya yang tetap menyalahkan Adira, walaupun Vania pingsan akibat ulahnya sendiri.

Karena tidak di jemput, terpaksa Ella dan Vania pulang menggunakan taksi online. Ella mengatakan pada Vania, jika Ayahnya sangat sibuk, Makanya tidak bisa menjemput mereka.

Baru saja Vania memejamkan matanya, terdengar tawa dari pemilik suara yang sangat dia benci. Dia merasa jengkel setiap mendengar tawa dari Adira dan temannya Adira. Namun, beberapa saat, tawa tersebut hilang. Dan itu berhasil membuat Vania bangun untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Si ruang tengah, hanya terlihat Ifana yang sibuk dengan ponselnya. Sedangkan Adira tak terlihat dimanapun. Dengan tidak memperdulikan Ifana, Vania memutar mencari dimana keberadaan Adira. Sampai akhirnya terlihat Adira bersama Ibunya di halaman belakang.

Dengan rasa penasaran tingkat dewa, Vania langsung berjalan untuk mendengarkan pembicaraan dua manusia tersebut.

"Besok-besok jangan lagi membawa temanmu kesini. Kamu sendiri tahu kan? Kalau Kka Vania baru saja pulang dari rumah sakit. Dia butuh istirahat." tekan Ella. "Lagian juga, kalian ketawain apa sih? Sampai-sampai suaranya terdengar ke kamar Ibu. Heum?" lanjut Ella.

Vania tersenyum, saat Adira mendapatkan peringatan dari Ibunya.

"Ibu begini, bukan gak sayang kamu Adira. Tapi coba kamu berada di posisi Vania, mungkin Ibu juga akan melakukan hal yang sama." ucap Ella melihat Adira yang diam saja.

"Bu ..." lirih Vania berjalan tertatih menghampiri Ella dan Adira.

"Sayang, kok kesini? Kamu harusnya istirahat, jangan capek-capek." seru Ella memegang lengan Vania, untuk membantunya berjalan.

"Ibu jangan marah sama Adira. Dia kan gak tahu kalau kita sudah pulang. Tapi, temannya Adira memang harus di tegur Bu. Dia gak sopan." lirih Vania menatap Adira yang memutar mata, sambil melipat tangannya di dada.

Tak lama kemudian, Ifana mohon pamit, dia gak enak melihat wajah Ella yang terlihat masam kala menatapnya. Bahkan, Adira sadar, jika sikap Ibunya berbanding terbalik jika yang datang itu Zaskia, teman dari Vania.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Afandi mengerang frustasi kala menatap hasil laporan pembangunan dari cabang barunya yang di tempatkan diluar kota kemarin. Dia rugi banyak, pasalnya dia terlalu percaya pada temannya yang bekerja sebagai kontraktor tersebut. Nyatanya, dia ditipu oleh temannya itu. Bahkan, dia harus menganti rugi begitu banyak.

Afandi juga sadar, kalau sekarang uang di tabungannya tidak lah, terlalu banyak lagi. Dia pun, bertekad akan meminta bantuan pada Ella istrinya.

Afandi pulang dengan langkah yang gontai, dia melihat Adira ada di balkon lantai atas, terus teringat permintaan sederhana putrinya, saat mengantarnya tadi ke sekolah. Adira meminta, jika benar Afandi menyayanginya, maka Adira meminta untuk tinggal di kosan, saat tiba masanya kuliah nanti, sebab dia ingin merasakan hidup nyaman, tanpa tekanan.

Afandi merasa sangat sedih, apakah dia mampu untuk menuruti keinginan Adira, atau malah sebaliknya. Mengorbankan Adira, untuk tidak kuliah, sampai keuangannya kembali membaik.

Ella baru saja siap menyapu wajahnya dengan make-up. Sebelumnya, dia memang sudah izin pada Afandi, untuk datang ke acara fasion show temannya yang sama-sama pengelola butik. Bedanya, temannya itu brand-nya lebih terkenal.

"Ada masalah apa?" tanya Ella menyadari suaminya yang tidak seperti biasanya.

"Ada yang ingin aku bicarakan, boleh gak? Kamu tetap di sini. Temani aku." pinta Afandi memelas.

"Ada apa sih Yah? Jangan kayak anak kecil deh." ujar Ella memutarkan tubuhnya ke arah Afandi. Dia masih di depan cermin. "Aku pergi dulu, nanti kita bicarakan." lanjut Ella meninggalkan Afandi yang menjambak rambut frustasi.

Sepeninggalan Ella, Afandi tak juga keluar kamar. Sekarang, Vania dan Adira, sedang menikmati makan malam. Namun, Adira merasa heran, pasalnya tadi dia melihat jika Ayahnya sudah pulang. Tapi sekarang, saat makan malam, Ayahnya tak juga keluar. Dan Adira juga tahu, kalau Ella sudah pergi keluar.

Adira buru-buru menghabiskan makanannya, berbeda dengan Vania yang sibuk dengan ponselnya. Bahkan dia tidak tahu, jika Adira makan dengan buru-buru.

Setelah makan, Adira langsung menuju ke kamar orang tuanya, setelah mendapat jawaban dari Ayahnya, Adira baru membuka pintu, dia hanya berdiri di ambang pintu tanpa masuk.

"Ayah gak makan?"

"Masuk lah, Adira." pinta Afandi.

"Disini saja, Ayah gak makan? Atau mau aku bawa kesini?"

"Masuk lah, Ibu mu gak ada " paksa Afandi, mengingat jika dulu, Adira pernah di marahin oleh Ella, saat Adira kecil. Sejak saat itulah, Adira tidak pernah masuk ke kamar mereka.

"Ayah sehatkan?" tanya Adira, agar Ayahnya tidak memaksa lagi untuk masuk kamar.

Afandi pun, bangun untuk keluar dari kamar. Sekarang mereka duduk di ruang tengah. Tak lama kemudian, Vania lewat, dia hanya melirik ke arah Adira yang sedang mengobrol dengan Afandi.

"Vania, kemari lah." panggil Afandi.

Dengan malas, Vania duduk di sofa yang berada di hadapan Ayahnya.

"Ada apa?" cetus Vania melirik sekilas pada Adira.

"Mari, ngobrol-ngobrol sama Ayah dan Adira. Biar gak bosan sendirian di kamar. Lagian, kalian sudah lama gak ngobrol Adira. Biar kalian kembali akrab layaknya Kakak Adik pada umumnya." seru Afandi menatap kedua putrinya yang diam saja.

"Padahal Ayah sangat ingin, jika anak-anak Ayah hidup rukun, saling mendukung, serta saling menjaga. Tapi, mungkin ini semua juga salah Ayah, Ayah yang gagal mendidik anak-anak Ayah." lanjut Afandi.

"Vania, kamu sebagai Kakak harusnya bisa menyayangi Adira, dan begitu juga Adira. Mungkin Adira paham, jika kamu sakit-sakitan, dan butuh perhatian lebih. Tapi, apa salahnya, kamu sebagai Kakak juga ikut memberi perhatian pada Adira?" harap Afandi. "Kalian masuk lah, renungkan apa yang Ayah katakan." ucap Afandi.

Vania langsung berdiri meninggalkan Adira juga Afandi. Dia masih sempat-sempatnya mencibir ke arah Adira yang kebetulan menatap kearahnya.

Adira masih setia menemani Ayahnya. Afandi memijit pelan pelipisnya. Dia masih terasa pusing, akibat masalah yang menghampiri hidupnya. Ingin dia berbagi kisah dengan Adira. Namun, dia berpikir, apakah pantas? Bahkan Adira sangat jarang mendapatkan kabar bahagia darinya, jadi kenapa sekarang dia harus membagi kesedihan dengan anak bungsunya tersebut.

1
Shinta Dewiana
kok bisa vania enggak juara 1 ya...padahal dia juara olimpiade..biarpun ada bolosnya krn sakit tp kan pinter....apa ada yg lebih pinter dan juara olimpiade juga dg mata pelajaran yg lain
Shinta Dewiana
waduh di usir sm ibunya....udah pergi tinggal sama kakek aja..biar vania sm ibumu senang..
Shinta Dewiana
vania ini cari masalah mulu
Shinta Dewiana
hmmm...
Shinta Dewiana
ada orang tua kayak gitu...padahal anak itu juga lahir dr rahimnya, tega
Shinta Dewiana
geregetan deh...
Shinta Dewiana
😢
Shinta Dewiana
widiiihhh....apa mereka masih di bilang orang tua
Shinta Dewiana
kalian orang pilih kasih...hedeeehhh
Shinta Dewiana
vania ini udah sakit2tan penyakit iri dan dengki malah lebih dominan,,hedeehhh
Shinta Dewiana
mulai baca ni
Muliana: Makasih, karena udah mampir /Applaud/
total 1 replies
Sativa Kyu
👍👍👍
Mma Aldi
Luar biasa
sulthan haidar
Lumayan
Esti Esti
keren aku suka
Daun Pedis Panas
bagus ifana kerjain trus satria haha
Arnheta Vallerian
seimbanglah ma pas bikinnya hahaha
Arnheta Vallerian
lucu bgt bacot c ella...klw c adira gk beradab yg harus disalahin ya loe pea
Arnheta Vallerian
bukan salah adira,bukan pula adira pembawa sial tpi perlakuan loe berdua yg jolim ama adira
Arnheta Vallerian
dasar bangke penyakitan,penyakit hati jga....namanya kabur dicari pasti balik lgi lah kan bukan pergi selamanya bangke
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!