Dalam dunia persilatan penuh kekerasan, Fang Wei, seorang pemuda lemah, bertransformasi menjadi pendekar tangguh untuk membalas dendam atas kehancuran Sekte Vila Bambu Giok. Dengan bimbingan misterius Cheng Qing, Fang Wei menjelajahi dunia persilatan, menghadapi bahaya, dan menemukan kekuatan sejati.
INI ADALAH KISAH SETELAH RIBUAN TAHUN SETELAH KISAH XIAO CHEN (LPN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laghrima~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Tidak Sedap
Pathriak Menara Hantu Putih terdiam setelah mendengar laporan salah satu anggotanya tentang kehancuran salah satu Markas penyedia informasinya yakni Rumah Bayang-bayang yang binasa dalam waktu semalam.
Pathriak Menara Hantu Putih, Yan Luo. Tidak pernah menyangka jika rencana penyerangan mendadaknya waktu itu berujung kerugian yang sangat besar pada Menara Hantu Putih dan kini harus kehilangan satu Markas yang paling berpengaruh untuk Organisasinya.
"Klan Jiang Kota Kaifeng... Beraninya mereka bermain-main dengan Menara Hantu Putih!" Yan Luo menghantamkan tangannya ke meja di hadapannya, seketika meja itu hancur berkeping-keping.
Lima Petinggi di belakang Yan Luo membeku mereka bahkan bernafas sangat pelan, tidak ada dari mereka yang tidak tahu tentang kemampuan Yan Luo. Pathriak Menara Hantu Putih itu terkenal dengan julukan Raja Kegelapan sesuai dengan kemampuan bela dirinya sangat tinggi.
Kelima Petinggi Menara Hantu Putih sudah mengabdi kepada Yan Luo selama bertahun lamanya, tidak terhitung banyaknya pertarungan Yan Luo yang mereka saksikan. Para Pendekar Suci belum ada sekalipun yang berhasil lolos dari kematian setelah menghadapi Yan Luo.
Yan Luo adalah Pendekar Suci yang sudah lama dan kini sudah membuka tujuh gerbang di usianya yang ke 96 tahun, kemampuan pengendalian pedang dan tenaga dalamnya sudah sangat tinggi. Baru-baru ini juga Menara Harta Fenix juga mengirimkan hadiah atas keberhasilannya itu berupa dua Pedang pendek Pusaka Bumi berbentuk lengkungan bulan sabit, jelas pedang ini semakin menambah kekuatan Yan Luo.
Kelima Petingginya juga sudah memasuki tingkat Pendekar Suci baru ini berkat pasokan sumber daya dari Menara Harta Fenix, peningkatan ini semua menambah kekuatan Menara Hantu Putih semakin kokoh.
Menara Harta Fenix tentunya tidak memberikan sumber daya berharga mereka secara cuma-cuma, Menara itu merencanakan sesuatu yang besar dan kekuatan Menara Hantu Putih akan sangat diperlukan nantinya.
"Petinggi Ji, bawa pasukanmu untuk menghapus Klan Jiang dari urutan Klan Bela Diri Kekaisaran Tang! Buat mereka sebagai contoh akibat menyinggung Menara Hantu Putih!" Yan Luo berkata geram.
Para Petinggi langsung terkejut dengan keputusan Yan Luo terutama Petinggi Ji, dia dipenuhi kebimbangan.
"Pathriak, anda tidak bisa gegabah! Menara Hantu Putih sudah banyak kerugian, jika menyerang Klan Jiang lagi aku takut..." Petinggi Ji mengepalkan tangannya.
"Apa maksdumu takut, Petinggi Ji?" tanya Yan Luo, nada bicaranya begitu dingin.
Punggung Petinggi Ji dipenuhi keringat dingin namun dia tetap menjelaskan jika dia tidak takut melawan Klan Jiang hanya saja memusnahkan satu dari Klan Bela Diri akan memicu kemarahan Klan lain bahkan akan menarik perhatian Kaisar Tang dan itu tentu tidak akan berakhir baik untuk Menara Hantu Putih, tentu saja masalah itu akan berdampak juga kepada Menara Harta Fenix.
Menara Harta Fenix sudah memperingatkan mereka agar berhati-hati dalam menimbulkan kerugian yang parah dan mempengaruhi rencana besar mereka nantinya jika tidak Menara Harta Fenix sendiri yang akan menghapus keberadaan Menara Hantu Putih karena dianggap tidak berguna lagi.
"Petinggi Ji benar Yang Mulia, kita tidak bisa gegabah!"
"Kehancuran Rumah Bayang-bayang disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri, lagipula kita masih punya empat Markas yang lebih berguna darinya Yang Mulia!"
"Lupakan saja permasalah Rumah Bayang-bayang Yang Mulia, kita tidak bisa membuat kerugian lebih banyak lagi hanya demi mereka!"
"Saya setuju dengan para Petinggi lainnya Yang Mulia, kami mohon anda berpikir lebih dalam lagi!"
Yan Luo kembali terdiam, dia menelan kembali semua emosinya. Memang baru-baru ini Menara Harta Fenix datang memberi mereka peringatan setelah mendengar kematian Pembunuh Senior paling berpengaruh yakni Gagak Besi.
Masalahnya, Yan Luo tidak bisa diam saja dengan kebinasaan Rumah Bayang-bayang. Lebih tepatnya Yan Luo memiliki wanita yang sangat dicintainya, Yan Luo sudah berhubungan dengannya selama bertahun-tahun dengan Ketua Rumah Bayang-bayang yakni Ling Ying dan sudah memiliki seorang anak yang belum pernah ditemui sejak dia lahir.
Yan Luo pasti sudah berlari dengan seluruh kemampuannya ke Rumah Bayang-bayang jika tidak memikirkan harga dirinya dan pandangan Menara Hantu Putih. Yan Luo bahkan sulit mempercayai laporan anggotanya yang mengatakan jika tidak ada satupun anggota Rumah Bayang-bayang yang selamat.
"Yang Mulia, mohon tahan kemarahan anda dan bersabar demi mimpi besar Menara Harta Fenix!" Petinggi Ji akhirnya buka suara setelah Yan Luo terlihat tenang.
'Aku tidak akan membiarkan kematian kalian begitu saja! Aku membinasakan Klan Jiang itu!' Yan Luo bertekad di dalam hatinya, hatinya memanas dan dipenuhi kemarahan.
Berita Rumah Bayang-bayang yang binasa dalam semalam oleh Aliansi yang dibentuk oleh Klan Jiang serta sepak terjang seorang Pendekar yang paling banyak membunuh anggota Rumah Bayang-bayang serta yang pertama kali menemukan Markasnya juga sampai ke empat Markas lainnya.
Berita itu sangat mengejutkan mereka semua, yang menjadi pertanyaan siapa sebenarnya Pendekar tingkat tinggi itu. Belum lama setelah berita kematian Pembunuh Senior Gagak Besi sekarang muncul yang lebih mengejutkan lagi.
Sementara Distrik Hiburan sendiri harus menutup untuk memulihkan segala kekacauan setelah pertempuran itu karena bukan hanya Markas Rumah Bayang-bayang yang menjadi pusat kekacauan namun seluruh Distrik Hiburan yang mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Dari itu semua, Sekte Qinceng paling diuntungkan karena kini tidak ada lagi masalah Distrik Hiburan yang membuat Sekte mereka sakit kepala, karena banyak anggota Sekte mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu dan bersenang-senang disana tanpa peduli dengan nama baik Sekte.
☆☆☆
Sementara itu Fang Wei hanya memulihkan tenaga dalamnya sebelum kembali mengangkat kerah pakaian Ling Yiyi menuju lokasi Markas pertama yang paling dekat menurut Yiyi.
Fang Wei lalu berhenti dan turun setelah dia melihat sebuah gedung yang cukup besar di belasan meter di depannya.
"Benar, gedung itu adalah Markas Geng Naga Merah?" tanya Fang Wei setelah melempar Yiyi ke tanah.
Yiyi mengelus pantatnya yang terasa sakit, dia ingin protes jika cara Fang Wei terlalu kasar namun dia tidak berani.
"Tentu, Markas mereka dibangun tidak jauh dari perbatasan Kota Bengbu dan dikelilingi oleh rawa demi menjamin keselamatan mereka." Jawab Yiyi menjelaskan.
"Jelaskan kekuatan mereka!"
Yiyi mengatakan jika Geng Naga Merah mempunyai tiga Pendekar Bergelar serta Ketuanya merupakan Pendekar Raja sisanya hanyalah Pendekar Ahli yang menjadi masalah adalah cara mendekati gedung itu karena dikelilingi oleh rawa dan dipenuhi oleh siluman buaya.
"Berbalik!"
"Ha? Apa maksud anda?" Yiyi mengerutkan alisnya, bingung dengan perintah Fang Wei.
Fang Wei menyimpitkan matanya, melihat itu Yiyi langsung berbalik tanpa bertanya lagi. Fang Wei lalu bergerak cepat memukul titik yang mengunci seluruh gerakan Yiyi.
"Jangan berbuat apapun dan tunggu saja dengan patuh!"
Fang Wei lalu menyeret Yiyi dan membuatnya duduk di atas batu tanpa perlindungan apapun padahal sebentar lagi matahari akan meninggi, hari memang sudah terang ketika mereka sampai di tempat ini.
Setelah memastikan sekitarnya aman, Fang Wei lalu meleset ke udara menuju Markas Geng Naga Merah dengan Seruling Kematian yang sudah dikeluarkannya. Fang Wei berencana menggunakan seruling ini sekali lagi.
'Jangankan kabur, bergerak saja aku tidak bisa!' batin Yiyi menggerutu.
***
Hai, Terima kasih atas like dan komentarnya... Semua dukunganmu sangatlah berharga ;)
seperti yin dan yang
wkwk