Transmigrasi Gadis Matrealistik

Satu minggu telah berlalu, Fu Sihan menyelesakan pekerjaannya lebih cepat dari yang di tentukan, dan kini dia dengan penuh semangat mengemasi semua oleh oleh untuk Zhou Yi ke dalam koper, semalam Fu Sihan menghabiskan malam dengan belanja beberapa barang barang branded serta kosmetik merek ternama, untuk ia berikan pada Zhou Yi sebagai oleh oleh, dia sama sekali tidak merasa lelah.

Berbeda dengan asisten Hans, dia mengemas barang bawaannya ke dalam koper dengan lesu, Tuan Mudanya membuatnya tidak tidur selama tiga hari penuh, karna di gempur dengan pekerjaannya yang seharusnya memakan waktu satu minggu lebih, oleh Tuan Mudanya di singkat menjadi tiga hari, meskipun Tuannya yang terlihat lebih banyak bekerja, namun dirinya juga tetap merasa lelahnya.

Jam sepuluh siang Fu Sihan dan Asisten Hans sudah berada di bandara, dan pesawat jet milik Fu Sihan baru landing lima belas menit yang lalu.

'' Tuan Fu,,!! ''

Fu Sihan yang hendak keluar ke lapangan terbang berhenti, saat mendengar seseorang memanggil namanya, begitu juga dengan Asisten Hans.

'' Hans, kenapa wanita itu bisa kesini ?'' tanya Fu Sihan saat melihat Asella berlari kecil menghampirinya.

'' Maaf Tuan, saya juga tidak tahu, tapi tadi pagi Tuan William menanyakan kapan anda akan kembali ke Shanghai ''

Fu Sihan langsung menatap tajam asistennya, dia sudah menebak kenapa Asella bisa ke sini saat ini.

Asisten Hans hanya bisa mengatupkan bibirnya, dia menyadari kesalahannnya.

'' Em, Tuan biar saya tangani Nona Asella, anda bisa tunggu di dalam pesawat '' ucap asisten Hans cepat.

'' Memang harus seperti itu '' tukas Fu Sihan nadanya sedikit keras, kesal dengan ulah asistennya, yang sudah membuat perjalanannya untuk kembali pulang terhambat.

Asella terkejut saat melihat Fu Sihan berjalan keluar ke lapangan penerbangan, dan saat hendak menyusulnya asisten Hans langsung menghalanginya, bahkan dua petugas keamanan juga datang untuk membantu Asisten Hans.

'' Pak Hans, tolong panggilkan Tuan Fu, saya ingin bicara dengannya sebentar '' ucap Asella.

'' Maaf Nona Asella, saya tidak bisa, kami sedang terburu buru '' timpal asisten Hans.

'' Tapi,, Eh, pak Hans, tunggu!! '' seru Asella karna Asisten Hans melenggang pergi menyusul Tuan Mudanya, sedangkan Asella dia di tahan oleh dua petugas keamanan, agar tidak berlari keluar lapangan penerbangan.

'' Minggir !! '' sentak Asella marah.

Kedua petugas keamanan itu tidak ada yang bergeming, mereka tetap berdiri untuk menghadang Asella agar tidak keluar.

'' Maaf Nona, anda di larang ke sana '' ucap salah satu petugas keamanan.

'' Berani sekali kalian menghadangku, ha!!, kalian tidak tahu, aku ini satu satunya Nona Muda di keluarga William '' ucap Asella menggunakan nama keluarganya untuk menggertak kedua petugas keamanan itu.

Tapi bukannya takut, kedua petugas keamanan itu melah menyeret Asella keluar ke teras bandara.

'' Nona, sebaiknya anda pulang, jangan buat keributan di sini '' tukas salah satu petugas keamanan itu, lalu mereka kembali melenggang masuk ke dalam lobi bandara.

'' Akh,, sialan, sialan '' marah Asella, karna kedua petugas keamanan itu berani menyeretnya keluar dari bandara.

Sedangkan di Negara lain, Zhou Yi sedang menikmati sarapan paginya bersama kedua orang tuanya dan juga Nana, dia tidak tahu kalau saat ini Fu Sihan sudah tiba di bandara dan bersiap kembali ke mansion keluarga Zhou.

'' Yi yi, bagaimana kabar suamimu di sana? '' tanya Nyonya Zhou.

Zhou Yi yang hendak menyuapkan sup ke dalam mulutnya menoleh pada ibunya.

'' Baik '' singkatnya, karna memang kenyataannya keadaan Fu Sihan di sana baik baik saja, buktinya saat mereka sedang bertukar kabar melalui telfon, suara Fu Sihan terdengar tegas seperti biasanya.

Dan saat mereka sedang asik menikmati sarapan paginya, dari depan seorang pelayan datang menghampiri mereka.

'' Tuan, Nyonya, di depan ada Nona Lin '' ujar pelayan itu.

Semua orang yang ada di meja makan seketika terdiam, begitu juga dengan Zhou Yi dia langsung bangkit dan pergi ke depan, lalu di susul oleh kedua orang tuanya dan juga Nana.

'' Mau apa kamu ke sini? ''

Lin Mie Mie yang sedang duduk di ruang tamu sontak berdiri, saat melihat Zhou Yi muncul dari ruang keluarga.

'' Yi yi, kenapa kamu di sini?, dimana Ibu dan Ayah? ''

Zhou Yi mengerutkan alisnya, mendengar pertanyaan Lin Mie Mie yang menurutnya sangat aneh, sudah seperti anak dari pemilik rumah saja.

'' Kamu hanya anak angkat orang tuaku, jadi tidak usah sok manggil Ayah dan Ibu pada kedua orang tuakau '' cetusnya kesal, Zhou Yi tidak suka jika mendengar Lin Mie Mie memanggil kedua orang tua pemilik tubuh asli dengan sebutan Ayah dan Ibu, entah kenapa hatinya merasa tidak terima dengan itu, baginya di keluarga Zhou hanya dirinya lah satu satunya putri mereka tidak ada yang lain tanpa seizin dirinya.

Perkataan Zhou Yi langsung membuat Lin Mie Mie menatap marah pada dirinya.

'' Yi yi, kenapa kamu bicara seperti itu, itu membuat hatiku sedih '' ucap Lin Mie Mie dengan memasang wajah yang terlihat seperti sedang di intimidasi oleh Zhou Yi.

Lin Mie Mie tentu tidak berani melawan Zhou Yi seperti di restoran beberapa hari yang lalu, karna saat ini mereka sedang berada di kediaman Zhou.

'' Yi yi, ada apa? ''

Nyonya Zhou yang baru datang menyentuh bahu putrinya yang terlihat kesal.

Zhou Yi menoleh ke samping. '' Ibu, Ayah, aku tidak suka kalau dia memanggil kalian sama sepertiku '' ucap Zhou Yi tegas dengan tangannya menunjuk ke arah Lin Mie Mie yang sedang berdiri sembari pura pura memasang wajah sedihnya.

'' Kenapa?, dari dulu kamu juga tidak pernah perduli '' tanya Tuan Zhou.

'' Sekarang aku perduli '' sahut Zhou Yi.

Tuan Zhou hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja, lalu menoleh ke arah Lin Mie Mie. '' Mei Mie, apa kamu tidak pergi ke perushaaan? ''

'' Tidak Ayah, aku,, ''

'' Aku bilang jangan panggil Ayahku dengan sebutan Ayah, kamu bukan putrinya '' sela Zhou Yi entah kenapa hari ini emosinya mudah sekali terpancing, mungkin karna tamu bulanannya datang.

Dan saat seorang pelayan datang membawa minuman, Zhou Yi mengambilnya dan menuangkannya ke atas kepala Lin Mie Mie, yang mana membuat Tuan dan Nyonya Zhou terkejut.

'' Yi yi, apa yang kamu lakukan! '' sentak Tuan Zhou terkejut, merampas gelas kosong yang di pegang Zhou Yi lalu di lemparnya ke atas lantai.

Pyarrr

'' Ayah, dia juga pernah melakukannya padaku, jadi sekarang aku ingin membalasnya '' marah Zhou Yi.

Tuan dan Nyonya Zhou seketika bersmaan menoleh ke arah Lin Mie Mie.

'' Mie Mie, apa benar yang di katakan Yi yi?, kamu pernah menyiram dia dengan minuman, kenapa?, apa kalian sedang bertengkar '' tanya Nyonya Zhou beruntun, dia tidak percaya jika Lin Mie Mie benar benar pernah menyiram putrinya dengan minuman, karna selama ini yang dia tahu meskipun Zhou Yi selalu membuat Lin Mie Mie kesulitan, Lin Mie Mie tidak pernah membalasnya, dia hanya diam saja.

'' Benar Nyonya ''

Nana yang sejak tadi diam saja, mengeluarkan suaranya, yang mana membuat Lin Mie Mie panik.

'' Tidak Ibu, wa,, waktu itu aku hanya tidak sengaja '' Lin Mie Mie berusaha mengelak.

Zhou Yi yang sudah kesal di tambah tamu bulanannya sedang datang yang membuat emosinya mudah terpancing, dia langsung menarik rambut Lin Mie Mie dengan kasar.

Akhhh

'' Yi yi, sakit, lepas ''

'' Sakit hem, rasain, makanya jangan buat aku kesal '' sahut Zhou Yi.

Di ambang pintu seorang pria membulatkan matanya, melihat apa yang sedang di lakukan oleh istrinya, dia buru buru berlari masuk dan memeluk istrinya dari belakang.

'' Yi yi, sudah ''