Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.
Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.
Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMS
Di tempat kerjanya Diba sedang disuruh oleh Rosi membersihkan dapur area dapur.
"Yang bersih jangan sampai gelas atau piringnya masih bau sabun" Ucap Rosi sambil menyilangkan tangannya dada.
"Iya Kak ini sudah selesai kok" Jawab Diba.
"Ya sudah sekarang kamu bersihkan semua meja di depan" Perintah Rosi yang sudah bergaya seperti Bos.
"Maaf Kak tapi Bang Dirga menyuruh saya hanya untuk berjaga di kasir" Ucap Diba sedikit takut.
"Gue calon istrinya, berarti gue calon bos di sini. Lo berani bantah perintah gue" Tanya Rosi sambil menunjuk muka Diba.
"Jangan pernah lo deket-deket dengan Dirga Kalau lo nggak mau kehilangan pekerjaan" Ancam Rosi.
"Iya Kak" Jawab Diba menundukkan wajahnya.
Sementara beberapa karyawan terlihat kasihan kepada Diba, karena Rosi selalu memarahinya tapi apalah daya mereka tidak berani melawan Rosi.
Setelah beberapa jam kemudian Dirga menghubungi Diba, Dirga berkata jika dia akan menjemput tiba di cafe.
Rosi yang mendengar itu tidak terima, ia segera menghampiri Diba.
"Lo masih berani terima telepon dari calon suami gue, dan apa tadi dirga mau jemput lo?" Tanya Rosi menatap tajam Diba.
"Maaf Kak tapi Bang Dirga sendiri yang mau jemput saya" Jawab Adiba gugup.
"Cepatlah pulang sekarang sebelum Dirga datang, ke sini" Ucap Rosi dingin.
"Tapi Kak"
"Lo berani bantah gue, cepat pulang nih ambil buat ongkos lo" Ucap Rosi sambil melemparkan uang kertas berwarna merah.
"Astaghfirullah al adzhim" Ucap Diba beristighfar dalam hatinya.
Setelah itu ia langsung keluar mengambil tasnya, kemudian ya langsung menggunakan ojek untuk pulang.
Sementara Rossi sedang tersenyum miring, "Jangan harap lo bisa rebut Dirga dari gue, lo itu cuma gadis kampung yang. Nggak pantas untuk Dirga" Ucap Rosi dalam hatinya.
Dirga saat ini sudah sampai di cafenya, ia langsung masuk dengan wajah yang terlihat sangat ceria. Karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan gadis pujaannya, ya itu Diba.
"Eh kak Dirga" Sapa Rosi dengan suara manjanya.
"Mana diba" Tanya Dirga.
"Oh tadi dia sudah pulang Kak" Ucap Rosi.
"Hah pulang" Dirga mengernyitkan dahinya bingung.
"Iya tadi dia pamit untuk pulang" Ucap Rosi. berbohong
"Loh kan saya suruh tunggu di sini, Kenapa kamu biarkan dia pulang"
Rosi yang melihat Dirga sedikit marah pun langsung gugup. "Iya Kak tadi dia dijemput oleh laki-laki" Sahut Rosi lagi-lagi berbohong.
"Laki-laki?" Tanya Dirga terkejut.
"Iya sepertinya pacarnya Kak, soalnya dia terlihat begitu akrab" Ucap Rosi mengada-ngada.
Dengan wajah yang begitu kesal Dirga langsung pergi begitu saja, meninggalkan cafe sementara Rosi tersenyum penuh kemenangan.
Dirga langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dan keadaannya sudah sangat emosi saat ini. Dua kali menyukai wanita, ternyata wanita itu sudah memiliki laki-laki.
"Kenapa selalu kayak gini sih" Ucap Dirga dibalik helm full facenya.
Akhirnya Dirga memilih untuk pulang ke rumah, karena dia juga merasa sangat lelah hari ini. Masalah Diba biarlah besok ia akan ke cafe lagi, untuk menanyakannya secara langsung.
******
Sedangkan saat ini Ar sedang berada di rumah Papanya, bersama Zara mereka berdua akan kembali ke apartemennya nanti malam.
"Bagaimana apakah ada kesulitan dengan pekerjaan kamu hari ini?" Tanya Pak Abimana.
"Nggak ada sih Pah, cuma ada laporan yang agak aneh dalam 6 bulan terakhir" Jawab Ar.
"Aneh bagaimana menurut kamu" Tanya Pak Abimana.
"Laporan pengeluaran dan pemasukan nggak balance tapi sedang Ar selidiki" Jelas Ar
"Apa kamu sudah periksa berulang kali?" Tanya Pak Abimana sedikit terkejut.
"Sudah Pah menurut Ar ada yang tidak beres dengan manajer keuangan di kantor" Sahut Ar.
"Terus kamu selidiki Ar, jangan sampai ada orang yang berani berbuat curang di perusahaan papa" Pinta Pak Abimana yang diangkuti oleh Ar, sementara Zara dan mama Elena hanya menyimak saja.
"Oh iya apa kamu punya deh untuk produk minuman kita yang baru" Tanya Pak Abimana.
"Belum ada sih Pah" Jawab Ar
"Papa juga sedang pikirin itu, karena di pabrik hanya membuat minuman bersoda saja" Ucap Pak Abimana.
"Kenapa gak coba buat minuman dari teh saja Pah" Ucap Zara tiba-tiba.
"Oh iya kenapa Papa nggak kepikirannya ya" Sahut Pak Abimana.
"Tapi kita butuh pemasok teh kalau kayak gitu Pah" Sahut Ar.
"Kakak bicara aja sama abah, kan Abah punya kebun teh" Ucap Zara.
"Kebun teh yang mana Sayang" Tanya Ar cukup terkejut.
"Di sepanjang jalan menuju rumah dan Pondok Kak"
"Jadi itu punya Aa Fais sayang" Tanya Mama Elena terkejut.
"Iya mah cuma memang tidak dikelola, karena Abah sibuk ngurusin pondok. Jadi Abah membebaskan tetangga untuk memetiknya" Sahut Zara.
"Tapi kalau kita yang ngambil daun teh di sana, kasihan para tetangga di sana Sayang" Ucap Ar.
"Kenapa kasihan Kak, mereka hanya memetik untuk dikonsumsi sendiri bukan untuk dijual. Lagi pula kalau nanti kakak yang mengelolanya, Kakak juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk penduduk di sana" Jelas Zara.
"Benar-benar pintar istri kamu Ar" Puji Pak Abimana.
"Makasih ya sayang ide kamu emang cemerlang" Ucap Ar tersenyum dan Zara hanya menanggapi dengan senyuman.
"Kalau gitu nanti kita ke Bandung, untuk membicarakan hal ini sama abah kamu" Ucap Ar oleh Zara.
******
Ar dan Zara sudah kembali ke apartemen, sesampainya di apartemen Zara langsung membuatkan cemilan untuk Ar. Karena tadi sebelum mereka balik apartemen, ia sudah makan bersama Pak Abimana dan mama Elena.
"Sayang lagi apa?" Tanya Ar sambil memeluk Zara dari belakang.
"Bikin kentang goreng Kak" Jawab Zara.
"Kakak mau minum apa" Tanya Zara.
"Jus apel boleh sayang" Jawab Ar.
"Ya Zara nanti buatkan setelah ini ya Kak, kakak tunggu di sana saja sambil nonton" Ucap Zara.
"Aku nunggu di sini saja sayang" Ucap Ar yang malah duduk di kursi sambil terus memandangi Zara.
"Ya sudah sebentar ya Kak" Sahut Zara yang terlihat sibuk mengupas apel.
Setelah beberapa menit akhirnya Zara selesai, membuat goreng kentang dan juga jus.
"Ayo Kak" Ajak Zara.
"Sini aku yang bawa sayang" Ucap Ar mengambil alih nampan di tangan Zara.
"Makasih ya Kak" Ucap Zara yang diangguki oleh Ar.
Mereka berdua langsung menuju ruang bersantai sambil nonton TV.
"Kamu mau nonton film apa"
"Film romance aja Kak" Jawab Zara dan Ar pun menuruti kemauan Zara padahal Ia tidak begitu suka film romance.
"Zara begitu fokus menonton film tersebut" sementara Ar malah fokus memandangi Zara.
"Kakak kenapa" Tanya Zara bingung.
"Kenapa apanya Sayang" Ar malah balik bertanya.
"Kenapa Kakak lihatin Zara terus Kak"
"Kamu cantik sayang" Ucap Ar dan pipi Zara langsung berubah jadi merah.
"Kirain Kakak ngantuk"
"Hemm Sedikit" jawab Ar.
"Ya sudah kita tidur aja yuk Kak" Ajak Zara.
"Nah gitu kek dari tadi" Ucap Ar dalam hati lalu dia tersenyum.
"Loh kok malah senyum Kak" Zara pun mengernyitkan dahinya karena bingung.
"Eh iya ayo sayang kita ke kamar" Ucap Ar begitu bersemangat dan Zara malah tambah bingung.
Mereka berdua pun langsung menuju ke kamar, dan begitu sampai. Ar langsung naik ke atas tempat tidur, dan menyuruh Zara merebahkan tubuhnya sampingnya.
"Sini sayang" Ucap Ar menepuk kasur di sebelahnya.
"Iya Kak" Ucap Zara menurut.
Zara langsung berbaring dan Ar langsung memiringkan tubuhnya, hingga saat ini mereka berdua sudah saling bertatapan.
"Sayang" Panggil Ar membelai rambut Zara, sambil menatap dalam matanya.
Langsung mengecup lembut bibir Zara tanpa bertanya lagi, tapi ketika ia hendak membuka kancing piyama Zara.
"Kak tunggu" Cegah Zara.
"Kenapa sayang" Tanya Ar, dengan suaranya yang sudah serak sambil tersenyum.
"Zara sedang PMS" Ucap Zara tidak enak.
Seketika senyum di wajah Ar langsung memudar.
"Ya sudah" Ucap Ar dan ia langsung beranjak dari tempat tidur menuju balkon.
"Loh kakak ngambek" Tanya Zara setengah berteriak, tapi Ar tidak menjawab apa-apa.
"Kak" Panggil Zara lagi tapi Ar hanya membuang nafasnya kasar.
Sesaat Ar langsung duduk di kursi, dan menyalakan sebatang rokok. Ia mulai menghisap asap dari mulutnya, kemudian ia keluarkan lagi sepertinya ia sedikit stress. Saat ini karena tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau, padahal Ia sudah begitu bersemangat tadi.
Zara yang melihat Ar duduk di balkon pun langsung menghampirinya.
"Kakak merokok" Tanya Zahra menghampiri Ar.
"Masuk" Ucap Ar tegas.
"Tapi kenapa Kak, Zara mau di Sini temenin Kakak" Tolak Zara.
"Aku bilang masuk Za" Bentak Ar yang saat ini sedang uring-uringan, karena tidak bisa menyalurkan keinginannya.
"Za?" Tanya Zara yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Kakak udah nggak sayang lagi sama Zara" Tanyanya lagi dengan bibir yang sudah bergetar karena menahan tangis, kemudian Zara langsung masuk dalam lagi.
Ar langsung menghela nafasnya kasar, setelah itu ia langsung mematikan rokoknya. Yang baru habis setengah batang, ia tidak tahu jika mood Zara sedang tidak baik karena PMS.
Ar tidak langsung menghampiri Zara, yang sedang menutup wajahnya menggunakan bantal. Ia memilih untuk membersihkan dirinya, dulu di kamar mandi.
__Tbc__
abang Dirga
jodoh nya seperti
idaman nya
lanjut thor ceritanya