NovelToon NovelToon
Akankah

Akankah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pendekar Cahaya

Silva, Marco dan Alex menjalin persahabatan sejak kelas 10. Namun, saat Silva dan Marco jadian, semuanya berubah. Termasuk Alex yang berubah dan selalu berusaha merusak hubungan keduanya.
Seiring berjalannya waktu, Alex perlahan melupakan sejenak perasaan yang tidak terbalaskan pada Silva dan fokus untuk kuliah, lalu meniti karir, sampai nanti dia sukses dan berharap Silva akan jatuh ke pelukannya.
Akankah Silva tetap bersama Marco kelak? Atau justru akan berpaling pada Alex? Simak selengkapnya disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pendekar Cahaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34 (Memantau)

Keesokan harinya....

Tak jauh dari tempat Marco berada sekarang, terlihat sebuah mobil berhenti dan tengah memantau apa yang dilakukan oleh Marco. Seseorang yang berada dalam mobil itu, tengah menelpon seseorang.

"Halo, ada perkembangan apa soal Marco?" Tanya seseorang diseberang sana yang bernama Aldo

"Kalau dari yang saya lihat disini, tuan muda berada di halaman rumah yang besar dan sedang mencuci mobil" jelasnya.

"Cuci mobil? Terus berada dirumah besar? Sejak kapan Marco dan Mila tinggal dirumah besar dan punya mobil, setahuku Mila tidak sekaya itu, bahkan beberapa bulan yang lalu kamu bilang Mila dan Marco tinggal di rumah kontrakan yang kecil saat aku memintamu membawakan Marco makanan" kata Aldo yang merasa heran.

"Menurut informasi yang saya dapatkan, rumah itu bukanlah rumahnya Mila, sudah seminggu ini saya pantau rumah itu dan saya tidak pernah melihat Mila sekalipun" jawabnya dengan yakin.

"Lalu apa yang dilakukan Marco dirumah itu? Terus mobil siapa yang dia cuci? Apa jangan-jangan dia kerja dirumah itu?" Aldo bertanya-tanya dan mencoba menerka.

"Saya belum tahu pasti soal itu, tapi, tuan tenang saja, saya akan mencari tahu secepatnya" katanya.

"Baiklah kalau seperti itu, aku tunggu kabarmu selanjutnya" Aldo pun mengakhiri panggilan dari bawahannya.

"Apa yang dilakukan Marco dirumah itu? Terus kalau Marco dirumah itu, dimana Mila? Apa jangan-jangan Mila malah pergi meninggalkan Marco sampai pada akhirnya Marco bekerja dirumah besar itu" Aldo masih berusaha menerka apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Aldo memutuskan untuk menunggu kabar dari bawahannya itu, yang pasti lebih akurat dari sekedar menerka-nerka.

"Akhirnya selesai juga" Marco pun sudah selesai mencuci mobil milik Zea.

"Wihh.... Kamu pagi-pagi gini udah rajin aja" seorang pria paruh baya keluar ke halaman dan menghampiri Marco.

"Eh, om Doni, selamat pagi, om" sapa Marco saat melihat Doni, ayahnya Zea menghampiri dirinya.

"Pagi juga Marco" balas Doni.

"Oh iya, katanya Zea hari ini tanding tennis yah?" Tanya Doni memastikan ucapan anak gadisnya semalam.

"Iya, om, tandingnya sekitar jam 3 sore katanya, karena kan jadwalnya Zea main di pertandingan ke-enam, makanya sore baru tanding" jelas Marco. Doni hanya mengangguk mendengar penjelasan Marco.

Saat sedang berbicara dengan Marco, mata Doni secara tidak sengaja melihat sebuah mobil yang terparkir di depan rumahnya. Doni memperhatikan mobil tersebut dan mencoba menebak siapa pemilik mobil tersebut.

"Marco, kamu lihat mobil yang di depan itu, itu mobilnya siapa yah? Saya gak pernah lihat mobil itu sebelumnya" tanya Doni sambil mengarahkan pandangannya ke depan rumah.

"Saya juga gak tahu pasti sih, om, soalnya udah seminggu ini mobil itu tiap pagi berhenti di depan rumah, abis itu gak sampai setengah jam udah pergi lagi, gak tahu juga sih maksudnya apa, tapi, kalau saya menebak, kayaknya dia lagi memantau seseorang yang tinggal disekitar sini, kalau gak, gak mungkin mobil itu kesini setiap harinya kan" Marco mencoba menganalisa.

"Analisa yang masuk akal sih, tapi, kamu harus tetap hati-hati, harus tetap waspada dan jangan lengah sedikitpun, jangan sampai dia berbuat macam-macam, apalagi sampai mengancam keselamatan Zea, saya gak mau itu terjadi" Doni memberikan ultimatum pada Marco.

"Om tenang aja, aku pasti akan jaga Zea dengan baik" jawab Marco.

Belum sampai sepuluh menit setelah Marco berkata seperti itu, mobil itupun pergi menjauh.

"Tuh kan, om, apa saya bilang, mobil itu udah seminggu ini kesini, jadi, saya tahu persis, om" kata Marco.

"Syukurlah, tidak terjadi apa-apa, saya jadi tenang sekarang" Doni bernafas lega.

"Ya sudah, saya berangkat dulu yah" Doni pun berlalu dan masuk kedalam mobilnya, lalu perlahan keluar dari halaman dan beranjak pergi.

"Co, kamu ngapain disitu?" Tanya Zea yang datang menghampiri Marco.

"Gak kok, Ze, ada apa?" Marco membalikkan pertanyaan.

"Gak ada apa-apa, cuma mau ajakin kamu sarapan aja, udah aku siapkan di dalam, kita sarapan yuk" ajak Zea.

"Oh... Iya, Ze, kamu duluan aja, aku mau bereskan ini dulu, abis cuci mobil barusan" kata Marco dan membersihkan tempat dia mencuci mobil tadi.

"Ya udah, aku tunggu di dalam yah" Zea pun berlalu masuk kedalam rumah.

Marco membereskan peralatan yang tadi dia pakai untuk cuci mobil sambil membersihkan genangan air disekitar mobil.

Baru saja Marco ingin masuk kedalam rumah untuk sarapan, sebuah mobil berhenti tepat didepan rumah Zea dan Marco mengenali mobil itu.

"Eh, Silva!" Marco sedikit tersentak.

"Pagi sayang" Silva menyapa Marco sambil tersenyum manis.

"Pagi juga, sayang, kamu kok pagi-pagi gini udah kesini aja, kamu gak kuliah?" Tanya Marco.

"Kuliah? Daftar aja belum kok, nanti nunggu mami balik dari Australia baru daftar, mami katanya mau cari info seputar kampus yang bagus disana" terang Silva.

"Kamu mau kuliah di Aussie?" Marco terlihat terkejut. Silva mengangguk.

"Berarti nanti kita LDR-an dong" lanjut Marco kemudian.

"Yah... Gak apa-apa kan, sayang, cuma 3 tahun aja kok, setelah aku lulus dari sana, aku langsung balik ke Indonesia lagi dan ingin segera menikah dengan kamu" kata Silva dengan raut wajah sumringah.

"Jadi, selama aku di Aussie nanti, kamu harus janji sama aku, kalau kamu udah punya pekerjaan yang tetap dengan gaji yang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari kita nantinya setelah menikah" Silva menambahkan.

Marco berpikir sejenak. Dia juga tidak tahu apakah dia bisa melakukan seperti yang dikatakan kekasihnya itu. Dia juga tidak ingin menjanjikan apa-apa, karena dia takut akan ingkar janji dan mengecewakan Silva.

"Sayang, kalau soal itu aku gak bisa janji, tapi, aku akan berusaha melakukan seperti yang kamu katakan, kalau misalkan aku bisa mewujudkannya sebelum kamu lulus kuliah, itu malah bagus, tapi, kalau kamu udah lulus kuliah dan balik lagi ke Indonesia aku belum bisa mewujudkan apa yang kamu mau, kamu pasti akan kecewa. Jadi, akan lebih baik kalau kita jalani saja kedepannya, karena kita gak akan tahu apa yang akan terjadi kan" Marco menyatakan pada Silva apa yang ada dalam pikirannya.

"Ini yang bikin aku sayang sama kamu, Marco, kamu itu bisa menyikapi segala sesuatu dengan dewasa, gak salah aku pilih kamu" Silva tersenyum.

"Oh iya, kita masuk yuk, aku udah bawa makanan nih buat aku, kamu dan juga Zea, kita sarapan bareng" kata Silva sambil menunjukkan kantongan yang dibawanya.

1
Raska Dipsy
itu tergantung dri feeling sih sbnrnya 😁
NT.RM
kadang suka ketebak sih curi curi orang naksir kita. tp, kadang gak bisa yakin 100% 😁😁
NT.RM
Hah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!