NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Ibu Pengganti / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: safea

Di tengah kekalutannya, Ayuna malah dipertemukan dengan seorang wanita bernama Lara yang ternyata tidak bisa mengandung karena penyakit yang tengah dideritanya saat ini.

Siapa sangka wanita yang telah ia tolong itu ternyata adalah penyelamat hidupnya sehingga Ayuna rela melakukan apapun demi sang malaikat penolong. Apapun, termasuk menjadi Ibu pengganti bagi Lara dan juga suaminya.

Ayuna pikir Lara dan Ibra sudah nenyetujui tentang hal ini, tapi ternyata tidak sama sekali. Ayuna justru mendapatkan kecaman dari Ibra yang tidak suka dengan kehadirannya di antara dirinya dan sang istri, ditambah lagi dengan kenyataan kalau ia akan memiliki buah hati bersama dengan Ayuna.

Ketidak akuran antara Ayuna dan Ibra membuat Lara risau karena takut kalau rencananya akan gagal total, sehingga membuat wanita itu rela melakukan apapun agar keinginannya bisa tercapai.

Lantas akankah rencana yang Lara kerahkan selama ini berhasil? Bisakah Ibra menerima kehadiran Ayuna sebagai Ibu pengganti?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27

"Seharusnya tadi dia buka bathrobenya dulu." Suara Ibra terdengar begitu pelan karena dirinya memang sedang berbicara dengan diri sendiri.

Perlahan tapi pasti, tangan besarnya bergerak dengan pelan untuk menyingkap selimut yang sudah menutupi separuh tubuh Ayuna. Sengaja ia lakukan karena sekarang gadis itu sudah tidur, mungkin ketiduran.

"Ayuna maaf, saya cuma mau melepaskan bathrobe supaya kamu lebih nyaman tidurnya." Inilah sosok asli dari Ibra. Di balik wajah datarnya, Ibra sebenarnya adalah sosok yang begitu lembut dan penuh perhatian.

Sedikit lagi maka Ibra sudah berhasil menarik tali yang posisinya tepat berada di bagian perut Ayuna. Namun hal itu gagal ia lakukan karena Ayuna yang tiba-tiba saja membuka kedua matanya dan nampak terkejut setelahnya.

"Maaf, gara-gara saya kamu jadi terbangun." Mungkin Ibra tidak tahu kalau saat ini jantung Ayuna sedang bertalu dengan sangat hebat, apalagi jarak antara mereka berdua sangatlah dekat.

"Bathrobenya dibuka dulu, Ayu. Kamu nggak akan nyaman tidurnya kalau memakai itu." Bukannya langsung membukanya, Ayuna justru memegang bathrobe yang ia pakai dengan begitu erat.

Melihat itu tentu saja membuat Ibra yang belum beranjak dari sisinya jadi kebingungan sendiri. Masa iya Ayuna akan tidur dengan pakaian seperti itu?

"S-saya tidurnya pakai ini saja, Pak." Kalau saja Ayuna dalam keadaan yang baik, Ibra pasti akan mengizinkannya.

Sejujurnya Ayuna tidak bisa berpikir dengan jernih untuk mencari alasan apa yang sekiranya masuk akal dan bisa membuat Ibra berhenti memintanya untuk membuka bathrobe itu.

Tidak mungkin juga Ayuna mengatakan secara gamblang pada Ibra kalau saat ini ia tengah memakai lingerie di balik helaian kain ini, bisa-bisa Ibra mengira kalau Ayuna sedang menggodanya.

"Bapak nggak usah khawatir, sebelumnya saya juga sudah pernah begini kok dan rasanya malah lebih nyaman." Ayuna bodoh! Seharusnya tidak memakai alasan seperti itu, lihat saja bagaimana raut wajah yang sedang Ibra perlihatkan padanya.

"Saya tidur duluan ya Pak, selamat malam." Cara lain yang bisa Ayuna lakukan hanyalah mengalihkan pembicaraan mereka dan memilih untuk tidur saja. Persetan dengan Ibra yang kebingungan.

"Baiklah kalau begitu, se—"

"YA AMPUN!" Belum lagi Ibra menyelesaikan kalimatnya, teriakan Ayuna yang cukup melengking kini tengah memenuhi kamar mereka berdua.

Wajar saja Ayuna berteriak dan begitu panik, pasalnya bathrobe yang ia gunakan tersingkap karena kecerobohannya sendiri yang terlalu gugup. Cukup besar sampai Ibra bisa melihat kain berwarna merah transparan yang menutupi bagian dada Ayuna. Habislah sudah.

"Ayuna." Seluruh bulu-bulu halus yang ada di tubuhnya berdiri tanpa Ayuna perintahkan sama sekali saat mendengar Ibra yang memanggil namanya dengan suara rendah.

Apakah Ayuna akan dimarahi dan dituduh sedang menggoda Ibra saat ini?

"Pak maaf. Saya nggak bermaksud buat pakai gaun tidur ini, tapi saya juga sudah nggak punya pakaian tidur lain yang lebih normal. Dan juga, ini Mba Lara yang siapkan. Mba Lara juga minta saya buat pakai ini." Bukan maksud Ayuna menjadikan Lara sebagai pelaku atas apa yang sedang terjadi padanya, hanya saja memang seperti itu yang terjadi kan.

"Astaga." Sama seperti yang Ayuna lakukan beberapa waktu lalu di dalam kamar mandi sana, Ibra juga hanya bisa membuang napasnya dengan kasar.

Lagi-lagi Lara ikut campur. Padahal tanpa melakukan semua ini pun Ibra sudah memutuskan kalau ia akan mencoba untuk membangun hubungan baik dengan Ayuna dan mencoba untuk merealisasikan impian mereka.

"Ayuna, kamu ingat apa yang pernah saya katakan beberapa waktu yang lalu?" Ada banyak sekali yang Ibra katakan padanya, tapi Ayuna tidak tahu yang mana satu yang Ibra maksud.

Dalam diamnya Ayuna sedang berusaha mengingat semua yang pernah Ibra ucapkan. Jangan bilang yang itu? Ibra yang ingin tidur dengan dirinya?!

Kedua bola mata Ayuna membelalak dengan lebar, setelahnya ia bisa melihat kepala Ibra yang sedang mengangguk dengan pelan. Apakah Ibra bisa membaca pikirannya Ayuna saat ini?

"Benar, yang itu." Gila! Ibra benar-benar bisa membaca isi pikiran Ayuna ternyata. Ah sial, kedua pipi Ayuna jadi memanas dan mungkin saja sudah menunjukkan rona merah yang sangat kentara.

"Bagaimana kalau kita melakukannya sekarang?" Jantung Ayuna hampir berhenti berdetak ulah dari pertanyaan yang Ibra lontarkan barusan.

Nampaknya Ibra sedang tidak bergurau sama sekali, karena yang hanya Ayuna lihat saat ini hanyalah raut serius yang tercetak di wajah tampannya Ibra.

"Saya tidak akan memaksa kalau kamu belum siap, kita bisa melakukannya dilain waktu." Diamnya Ayuna Ibra anggap sebagai penolakan.

Ibra pun bisa mengerti kenapa Ayuna menolaknya, ia juga tahu kalau ini akan menjadi yang pertama kalinya bagi Ayuna untuk melakukan hubungan badan. Jadi wajar saja.

Sejujurnya Ibra juga kebingungan dengan dirinya sendiri karena sesuatu dalam tubuhnya memanas begitu melihat bagian dada Ayuna tadi. Memang tidak terbuka semua saja Ibra sudah merasakan efek yang cukup membuat bagian selatan tubuhnya terangsang.

Ini sangat aneh. Karena biasanya Ibra tidak akan mudah tergoda pada orang lain selain Lara. Bahkan tidak sama sekali jika ada kolega yang berusaha menggodanya dengan menggunakan pakaian serba ketat dan terbuka saat mereka sedang melakukan pertemuan.

Tapi dengan Ayuna berbeda, Ibra bisa merasakan sensasi itu setelah cukup lama tak merasakannya. Sepertinya Ibra sudah kehilangan akal sehatnya.

"Saya mau Pak, ayo kita lakukan. Lebih cepat justru akan lebih baik, kan?" Tepat saat Ibra akan bangkit dari sisi ranjang, Ayuna menahan pergelangan tangan pria itu dan mendongakkan kepalanya.

Ayuna sudah memutuskan kalau ia tidak akan mundur kali ini. Itu semua berkat sosok Lara yang tiba-tiba saja muncul dalam pikiran Ayuna tadi, wanita cantik itu sedang tersenyum dan mengangguk padanya seolah meminta Ayuna untuk segera melakukannya.

Benar, bukankah seharusnya ini yang Ayuna lakukan? Dirinya bisa tinggal di rumah mewah dan nyaman itu agar ia bisa mengandung anak dari Ibra. Kalau begitu biarkan Ayuna mencobanya.

"Tapi Pak ini yang pertama kalinya untuk saya." Tentu saja Ibra juga mengetahuinya, ia bahkan tahu kalau Ayuna tidak pernah berpacaran sebelumnya.

"Ayuna, apa saya boleh mencium kamu?" Ah, rupanya Ibra dibuat salah fokus dengan bibir ranum Ayuna saat gadis itu sedang berbicara padanya. Ibra tidak bisa mengalihkan pandangannya sama sekali.

Dan begitu mendapatkan jawaban berupa anggukan dari yang lebih muda, Ibra lantas mendekatkan wajah mereka dengan perlahan. Begitu juga dengan kedua bibir mereka yang sudah saling menempel sekarang.

Ciuman pertama Ayuna hilang sudah, dan Ibra lah yang mencurinya. Rasanya sedikit aneh dan menggelikan sampai Ayuna bisa merasa seperti ada jutaan kupu-kupu yang mengepakkan sayap di dalam perutnya.

Itu hanya pemulaan sekaligus pemanasan yang memang sengaja Ibra lakukan karena ia ingin membuat Ayuna merasa rileks, mengingat ini pertama kalinya bagi Ayuna.

Malam ini sepertinya akan sangat panjang, entah Ayuna akan mampu mengimbangi Ibra malam ini atau malah terkapar tak berdaya.

1
Rafly Rafly
seperti nya hasil kerja bakti di jepang ada manfaatnya /Angry//Angry//Angry/
Muhammad Irpan
lanjuuuut thoor
Yona Panai
bgus
Rafly Rafly
Luar biasa
yani suko
pakai sistem bayi tabung khan bisa, jadi ndak harus tidur bareng
Ahmad Rezky
aku sudah mampir mampir juga ya
miilieaa
beruntung ayuna
only siskaa
ttp semangat thor jgn lupa utk mampir yahh
Jihan Hwang
hai aku mampir... ceritanya bagus
mampir jg dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!