Delisha adalah seorang Gadis yang ingin membahagiakan ibu dan adiknya, namun perjuangan Delisha tak mudah karna kakak iparnya selalu mencari cara untuk memanfaatkan sang ibu untuk kesenangannya sendiri, sedangkan kakak laki lakinya sangat bucin pada sang istri,bagaimana kah cara Delisha menghadapi kakak iparnya yang sangat serakah dan egois itu...kita baca bersama sama yukk marii...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dehas Ryuka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitnah
Belum juga matahari menampakkan sinarnya, namun di pos depan mang ujang sudah di kerumuni para fansnya,yang sedang berebut sayur dan lauk di pagi hari, jam masih menunjukkan pukul setengah 5 pagi, ketika ibu mengajak Delisha untuk belanja ke mang ujang yang selalu mangkal di depan pos yang tak terlalu jauh dari rumah kami "Del ayo ikut ibu belanja, ibu hari ini mau buat nasi kuning buat di bagikan ke tetangga sebagai rasa syukur kita karna anak ibu di terima sebagai seorang penulis"ucap ibu,ada rasa bangga yang tersirat dari nada suaranya," jadi ibu mau masak banyak hari ini,nanti minta tolong bantu ibu bawa belanjaan" lanjut ibu "Baik bu,sebentar Delisha siap siap dulu" kata Delisha sembari berjalan ke kamar mengambil jilbab instannya,tak lama kemudian mereka berdua berjalan beriringan menghampiri gerobak sayur mang ujang. "Selamat pagi ibu ibu" sapa Bu.Aini, Delisha hanya tersenyum dan mengangguk ke arah ibu ibu ,namun tak ada satupun yang menyahut ucapan Bu.Aini, namun Bu.Aini tak ambil pusing,bu.Aini segera memilih apa saja yang di perlukannya. Dari sudut mata Delisha menangkan sebagian ibu ibu itu saling berkumpul dan kasak kusuk berbicara secara berbisik, tak tau apa yang mereka bicarakan, namun sesekali beberapa ibu yang sedang ikut berkumpul itu melirik ke arah bu.Aini.ada beberapa juga yang mencebik. Bu.Aini mengambil 6 papan tempe, 2 tahu, 3kilo kentang,1kilo wortel, ayam 3kilo, dan bumbu dapur masing masing 1kilo, beserta ikan gurame 2kilo "tumben bu banyak sekali belanjanya" kata mang ujang "ya iyalah mang kan sekarang bu.Aini dan anak anak nya ada yang memelihara" belum juga Bu.Aini menjawab, sudah di dahului oleh bu.Sari, namun Bu.Aini diam saja lalu tetap menjawab pertanyaan mang ujang "iya mang mau bikin nasi kuning sedikit buat syukurannya Delisha" ucap ibu pelan "wahh syukuran apa bu?" tanya Bu Ana kepo "ini lo bu,Alhamdulillah Delisha di teruma kerja free lance,jadi bisa kerja sambil tetap sekolah" jawab ibu dengan senyum "hah...kerja,kerja menemani om om ya?" Sindir bu Desi sambil mencebik ke arah bu.Aini, hmm...mulut Bu Desi ini memang sudah gak ada fiternya, mukut nya tajem banget."Astagfirullah" ucap Bu.Aini sambil mengelus dada "Maaf bu Desi kok bicara seperti itu ya? " Tanya ibu masih pelan "ya kan tiap hari diantar jemput sama laki laki, apalagi mantu situ juga bilang gitu lo, jadi jangan salahin kita yang berfikiran seperti itu" jawab bu.Desi dengan sinis "itu semua Fitnah bu,Delisha bekerja sebagai penulis, dan pria yang setiap hari mengantar jemput Delisha itu adalah temannya, itu Ryan putra dari pak Dahlan dari kampung sebelah"jawab ibu menjelaskan dengan geram,Delisha mengusap bahu ibunya, lantas ibunya menoleh ke arah mang ujang "mang tolong totalin semua ya" kata bu.Aini, setelah mang ujang menghitung belanjaan bu.Aini semua "totalnya 378" jawab mang ujang, bu.Aini mengambil uang di saku dasternya dan memberikan 4 lembar uang berwarna merah pada mang ujang sambil mendekat "udah mang kembalian nya buat mang ujang aja" kata bu.Aini lirih,"wahh makasih lo bu" kata mang ujang, Bu.Aini pun mengangguk seraya tersenyum ke arah mang ujang, lalu Delisha mengambil semua belajaan bu.Aini "mari ibu ibu saya duluan" pamit bu.Aini.semua hanya memandang bu.Aini yang berjalan pulang beriringan dengan Delisha.sesampai nya di rumah Delisha berjalan ke dapur kemudian menat belanjaan yang baru di beli oleh ibunya.
"Del coba kesini sebentar" panggil ibu pada Delisha , sesaat kemudian Delisha muncul dari balik tembok "duduk sini nak,ibu mau bicara" kata ibu ketika melihat kemunculan Delisha ,"iya bu ada apa" tanya Delisha dengan lembut " Del apa kamu ada hubungan dengan nak Ryan" tanya ibu sembari memangdang mata delisha, Delisha menggeleng pelan "enggak ada bu, sampai saat ini kami berteman" ibu mengangguk "apa kamu suka pada nak Ryan?" Tanya bu.Aini lagi, lagi lagi Delisha menggeleng "Delisha gak tau bu,dan Delisha takut kecewa" jawab Delisha jujur "tapi kamu nyaman jika berdekatan dengan nak Ryan" kali ini Delisha mengangguk "iya bu, Delisha merasa nyaman di dekat kan Ryan, kak Ryan seperti kakak buat Delisha" jawab Delisha "hhmm baiklah" kata ibu menjeda kalimatnya "cuma ibu ingin berpesan pada kamu nak, kamu perempuan harus memiliki harga diri dan harus bisa menjaga diri,menjaga kesucian itu lebih utama dari banyak nya harta, jadilah perempuan yang mahal harga diri jangan menjadi perempuan murahan,ingat lah Allah sangat menjaga seorang wanita, hati hati saat bergaul, jangan mudah tergiur dengan bujukan bujukan menyesatkan, ingat selalu pada Tuhammu kapanpun dan dimanapun kamu berada " nasehat ibu pada Delisha "iya bu Delisha akan ingat selalu pesan ibu" jawab Delisha "Bu Delisha mandi dulu ya...sudah jam setengah 6, "iya nak...ibu siapkan sarapan dulu" setelah itu mereka ibu dan anak berjalan menuju dapur, sementara pipit sudah siap untuk berangkat sekolah, tadi pipit bersembunyi di belakang tembok saat melihat kakak dan ibunya sedang ngobrol serius.
Tepat pukul 6 leih lima belas menit, dan mereka pun sudah selesai sarapan , nampak sebuah mobil sport memasuki halaman rumah, bu.Aini lantas memanggil kedua putrinya yang berada di kamar "Del,pit...ini nak Ryan sudah datang" panggil ibu, "Assalamualaikum bu" terdengar suara bariton mengucap salam pada ibu,ibu pun menoleh dengan tersenyum melihat sosok pria tampan itu "waalaikum salam" jawab ibu pelan "langsung berangkat kerja nak Ryan?" Tanya ibu saat melihat Ryan yang sudah Rapi dan memakai sepatu "iya bu,kebetulan pagi ini mau meeting dengan klien" jawab Ryan, "oohh ya sudah semoga lancar meetingnya dan di mudahkan urusannya serta di lancarkan dan di limpahkan dengan rezeki yang berkah"do'a tulus dari Bu.Aini "Aamiin " jawab Ryan sambil mengusap wajah nya dengan kedua telapak tangannya, ada perasaan menghangat dalam hatinya saat mendengar do'a tulus dari bu.Aini, yang tak pernah Ryan dapat dari ayah dan ibunya,Pak Farhan dan bu Fatma keduanya adalah orang sibuk jadi hampir tak ada waktu buat kedua anak nya Ryan dan sindy, anak anaknya bisa di bilang adalah anak pembantu karna sejak kecil.mereka di rawat oleh mak ijah IRT orang tua Ryan. Sesaat kemudian kedua kakak beradik Delisha dan pipit pun muncul, "udah siap" tanya Ryan pipit pun mengangguk "bu kami berangkat dulu ya" pamit Delisha lalu mereka berdua secara bergantian mencium punggung tangan sang ibu dengan takzim di susul oleh Ryan yang mencium punggung tangan Bu.Aini dengan takzim.Bu Aini mengantar ketiganya sampai halaman "Assalamualaikum" pamit ketiganya bareng "Waalaikum salam ,hati hati ya..." Jawab Bu.Aini.
Bu.Aini pun masuk kembali ke dalam rumah, setelah mengunci pintu depan, bu.Aini berjalan kekamar untuk mengambil ponsel jadulnya.sesaat kemudian bu.Aini sudah menekan nekan tombol pada ponselnya, bu.Aini mencari nomer Baim sang putra, setelah ketemimu di tekanlah tanda telepon berwarn hijau, lalu terdengar nada sambung ,"tut...tuut...tut..." Tak lama kemudian tersengar suara pria dari sebrang "Assalamualaikum bu" ucap salam dari sebrang "Waalaikum salam nak" jawab bu.Aini "ada apa bu"tanya Baim dari sebrang "nak maaf apakah nanti sore kamu repot?" Tanya bu.Aini dengan hati hati "sepertinya tidak bu, ada apa ya?" Jawab Baim lagi " Nak apa bisa jika nanti kamu dan Rena ke rumah ibu, ada yang perlu ibu bicarakan pada kalian" jawab bu.Aini "Insya Allah bu, nanti Baim coba bicarakan dengan Rena ya bu" jawab baim "Baik nak,terimakasih" "iya bu...kalau begitu telepon nya Baim tutup dulu ya bu, Baim ada pekerjaan" "ohh iya iya,Assalamualaikum" "waalaikum salam"
Semangat ya