"Kita sudah ditakdirkan untuk bertemu. Kamu adalah milikku. Kita akan bersatu selamanya. Maukah kamu menjadi ratu dan permaisuri ku, Lia?" ucap Mahesa.
Dia di lamar oleh Mahesa. Pemuda tampan itu dari bangsa jin. Seorang pangeran dari negeri tak terlihat.
Bagimana ini...?
Apa yang harus Lia lakukan...?
Apakah dia mesti menerima lamaran Mahesa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minaaida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.20. Mengintip Pak Karso
"Sekarang kamu duluan pulang, nanti bapak nyusul. Bapak masih ada urusan. Awas ya Rendi, bapak bilang pulang kamu harus pulang! Jangan keluyuran!", bentak pak Karso sedikit emosi.
"Hais,...iya! Ini kuncinya ", Rendi menyerahkan kunci itu pada bapaknya lalu bergegas pergi meninggalkan rumah makan tersebut tanpa berkata apa-apa lagi pada bapaknya.
Sekarang di ruangan itu hanya tinggal Pak Karso saja seorang diri. Rendi , putra nya sudah pergi. Lelaki itu memandangi kepergian putra nya melalui jendela kaca ruangannya dengan geleng - geleng kepala.
Setelah memastikan bahwa Rendi sudah benar - benar pergi barulah lelaki paruh baya itu beranjak dari duduknya. Dia bergerak ke suatu tempat dan mengambil sesuatu. Semua itu dia lakukan dengan hati - hati dan tanpa bersuara.
Malam sudah semakin larut. Suasana semakin hening dan sunyi. Di dalam ruangan nya, Pak Karso tengah duduk bersila. Lampu di dalam ruangan itu sudah dia padamkan. Cahaya di ruangan itu di ganti dengan cahaya dari tujuh buah lilin yang redup.
Mulut lelaki itu terlihat komat - kamit seperti sedang membaca mantra dengan kedua tangan yang terlipat di depan Tak lama kemudian.....
Wussss......
Lilin - lilin itu semuanya mati kecuali hanya menyisakan sebuah, yaitu lilin besar yang bewarna merah.
"Karsoooo",
***
Sementara itu,....
Dahlia yang ingin keluar mencari makanan heran ketika mendapati pintu gerbang yang tertutup dan di kunci.
"Lah,.... dikunci?", ujar gadis itu. Tangan nya bergerak menggoncang - goncangkan gerbang pintu mes yang terkunci.
"Huh, .. bagaimana cara nya mau keluar? Gimana sih, kenapa pake di kunci segala..? Apa peraturannya memang begini?", gumam Lia kesal.
"Ada apa, Dinda?", tanya seseorang dari belakang.
Lia langsung menoleh, " Astaghfirullah,... Kanda? Bikin kaget saja", jantung nya sudah berdegup kencang karena gugup mengira jika yang menyapa adalah orang lain.
Dahlia menatap suaminya yang sudah berdiri tak jauh di belakang nya.
Dalam remang malam yang hanya di terangi cahaya bulan, Lia dapat melihat dengan jelas wajah tampan Mahesa yang tersorot sinar rembulan. Sangat tampan sekali...
Dahlia terkesiap menyadari jika yang sedang berdiri di depan nya itu benar-benar suaminya, Mahesa.
"Kanda, ...kanda mau kemana? Bagaimana nanti kalau ada yang liat?", bisik Lia cemas.
"Jangan takut, Dinda. Tidak ada yang akan melihat ", ucap Mahesa. Pangeran jin itu berjalan mendekati istri nya.
"Justru aku yang ingin bertanya, istriku yang cantik ini mau kemana malam - malam begini, heh?", tanya Mahesa sambil menoel dagu Lia.
Lia memayunkan bibirnya manja. "Kanda, aku lapar. Aku ingin mencari makanan di luar. Tapi gerbang nya dikunci", jawab Lia.
"Benarkah?", Mahesa memegang gerbang dan .....
Klangg ....
Pintu gerbang terbuka dengan sendirinya.
"Hah,... Sudah terbuka? Kanda,...apa yang kanda lakukan? Apa Kanda merusak nya?"
Wajah Lia tampak terkejut dan juga takut.
"Tidak,.. aku tidak merusak nya. Pintu itu terbuka dengan sendirinya", jawab Mahesa.
"Aduh, ..bagaimana nanti kalau ada yang melihat kita?" tanya Lia cemas. Dia sangat khawatir jika perbuatan mereka akan di lihat orang lain dan melaporkan nya kepada Pak Karso.
"Tidak, Dinda. Kamu jangan khawatir. Tidak ada yang akan melihat kita", ucap Mahesa berusaha menenangkan istri nya yang tampak khawatir.
"Kamu mau keluar, kan?" tanya Mahesa lagi.
"Iya..", jawab Lia singkat.
"Nah,... silahkan keluar tuan putri!", ucap Mahesa sembari membungkuk mempersilahkan istri nya untuk berjalan keluar gerbang.
Lia tersipu malu mendengar ucapan suaminya sementara Mahesa, hanya berjalan mengikuti sang istri dengan wajah dingin nya.
Saat melewati gerbang, tiba - tiba Mahesa sudah berjalan di muka. Dahlia hanya menurut saja ketika jemari tangannya ditarik perlahan oleh suami gaibnya. Pikiran Lia masih melanglang buana memikirkan perihal pintu gerbang yang terbuka sendiri.
Selain itu, hati Lia juga masih lagi diliputi kecemasan dan juga ketakutan jika ada orang yang memergoki mereka apalagi jika orang itu adalah Pak Karso.
"Sudahlah Dinda, jangan di pikirkan semua itu.", ucap Mahesa yang tahu akan isi kepala istrinya itu.
"Hah?!", Lia terkejut. Bagaimana suami nya itu mengetahui isi hati dan pikiran nya?
"Heh, apa kamu lupa siapa suami kamu ini ya?", Mahesa menyentil kening istrinya.
"Hemm, ...iya. Maaf, aku lupa", ujar Lia lirih.
"Tadi katanya mau beli makanan, kan? Ya udah , ayo kita pergi beli makanan. Kamu masih punya uang, kan?" tanya Mahesa.
"Eh, masih, kanda. Uang yang di kasih bunda ratu masih banyak", ujar Lia.
"Hmm,... kalau begitu, tunggu apa lagi ", ucap Mahesa sembari menggandeng tangan Lia meninggalkan gerbang mes.
Lia terus berjalan namun langkah kakinya sedikit melambat ketika melihat ada mobil di depan rumah makan.
"Kanda, bukankah itu mobil pak Karso?", tanya Lia.
"Iya, biarkan saja!", ucap Mahesa.
"Sedang apa pak Karso di rumah makan malam - malam begini? Ayo kita cek ke sana, Kanda?" ajak Lia.
"Buat apa, Dinda?... biarkan saja ", ucap Mahesa.
"Tidak. Nanti pak Karso kenapa - napa, gimana?", ujar Lia sedikit panik.
"Dia tidak apa-apa, Dinda. Dia hanya sedang ada kerjaan di sana", ujar Mahesa mencoba menahan Lia agar tidak menuju ke rumah makan.
Namun bagaimana pun juga kerasnya Mahesa menahan istri nya, tetapi sifat Lia yang selalu penasaran itu tidak bisa dia halang - halangi.
Istrinya itu ngotot ingin melihat pak Karso sehingga mau tak mau terpaksa Mahesa menurut juga.
Dahlia mengendap - ngendap mendekati rumah makan. Mahesa berjalan di belakang Lia seperti biasa.
"Kanda,... menunduk! Nanti ketahuan!",
"Dinda, apa kamu lupa, suami kamu ini jin?", ucap Mahesa.
"Hehehe,...lupa. Emang kalo jin kenapa?" tanya Lia dengan polosnya.
Mahesa menarik napas dalam-dalam.
"Itu artinya, hanya kamu yang bisa melihat ku. Makanya aku bilang tadi tidak akan ada orang yang melihat ku." Lia tertegun.
"Apa? Jadi kalau ada orang yang melihat ku, maka dia akan mengira jika aku bicara sendiri, dong!", ucap Lia. Mahesa tak menjawab pertanyaan Lia.
"Kanda, .. kalau kanda jin seharusnya kanda tahu dong kalau pak Karso lagi ngapain di dalam sana, jadi aku tak perlu susah payah mengendap - endap seperti ini, ", ujar Lia sedikit kesal.
"Kan tadi sudah di bilang, jika Pak Karso itu sedang ada kerjaan di dalam sana. Tapi Dinda sendiri yang nggak mau mendengarkan kanda dan malah nekat ke sini ",
"Iya, tapi kanda nggak bilang kerjaan apa. Maka nya Dinda kan jadinya penasaran ", tukas Lia tak mau kalah.
"Terus, sekarang Dinda, mau apa?"
"Stttt ...diam dulu! Aku mau ngintip ke dalam!", bisik Lia.
Hah!
Mahesa tak bisa berkata apa-apa lagi. Dia membiarkan saja apa yang akan dilakukan oleh istri nya itu.
Nah, kira - kira apa yang akan dilihat Lia di dalam sana?
Lanjut lagi ke episode berikutnya. Ikuti terus dan jangan lupa like dan bagi gift ke cerita aku ya...