NovelToon NovelToon
Short Story

Short Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Enemy to Lovers
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lan05

Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.

Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.

Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nicole & Aiden 5

Nicole kini sedang melakukan pekerjaan nya seperti biasa, tak terasa sudah seminggu berlalu. Nicole sama sekali belum memberikan keputusan apapun kepada Aiden tapi Aiden tidak terlalu memaksakan kembali keputusan nya. Namun yang membuat Nicole risih adalah perlakuan Aiden yang berbeda padanya. Dimulai dari setiap pagi yang tiba-tiba menanyakan nya sudah sarapan atau belum, lalu melarang nya melakukan hal-hal yang berat padahal dirinya hanya melakukan pekerjaan seperti biasa nya. Dan sekarang saat makan siang Aiden mengajak makan bersama dan yang membuat Nicole jengkel adalah Aiden tidak menerima penolakan, ia beralasan jika ini adalah salah satu cara agar mereka semakin dekat.

Sudah seminggu Aiden melakukan hal itu pada Nicole dan perlakuan nya itu tak ayal menjadi bahan omongan hampir seluruh karyawan, terutama saat ini Nicole tidak memiliki hubungan dengan siapa pun setelah hubungan nya kandas dengan Jack. Semua nya seakan langsung tertuju padanya hingga membuat Nicole risih dan berpikiran yang tidak-tidak.

"Pak.. maksud ku Aiden, bisakah kau berhenti melakukan ini.?" Tanya Nicole menatap atasan nya itu yang kini tengah berada di dalam ruangan nya, menunggu nya untuk makan siang bersama.

"Melakukan apa.?" Santai Aiden menghampiri Nicole yang masih terduduk di meja kerja nya, Aiden memutar kursi Nicole agar menghadap nya, lalu meletakkan kedua tangan nya di kedua sisi lengan kursi.

"Aiden ini di kantor! bagaimana kalau ada yang lihat, aku tidak mau semakin dibicarakan hal yang tidak-tidak." Mendorong dada Aiden agar menjauh dari posisi mereka yang terlihat ambigu jika dilihat oleh orang lain.

Aiden yang melihat raut gelisah Nicole akhir nya mengalah dan menjauhkan badan nya sedikit, namun ia langsung menggenggam tangan Nicole erat dan menarik nya lembut agar mengikuti nya. Aiden sejujur nya sudah bertekad untuk mendekati Nicole secara tulus. Walaupun diawali oleh insiden mungkin ini adalah takdir mereka yang harus mereka terima.

Setelah mengetahui kehamilan Nicole Aiden langsung memberitahukan semua kejadian dari awal hingga akhir kepada orang tua nya. Awal nya orang tua nya tidak menyangka namun mereka mendengar seluruh cerita Aiden dengan baik dan mereka menyarankan agar Aiden memperlihatkan kesungguhan nya kepada Nicole, Aiden juga memberitahukan ketakutan Nicole yang tidak mau menikah dengan nya. Dan orang tua nya juga menyarankan agar Nicole dibawa kesini untuk bertemu langsung dengan kedua orang tua Aiden. Mereka mengerti Nicole tidak mau dianggap sebagai wanita yang hanya mengincar harta anak nya saja, ditambah saat ini Nicole bekerja sebagai sekretaris putra nya yang notabene nya adalah yang paling memungkinkan orang-orang berpikiran negatif pada nya.

Maka dari itu selama seminggu ini Aiden berusaha memperlihatkan kesungguhan nya kepada Nicole, yang Aiden tidak sadari adalah tindakan nya memicu berbagai spekulasi dari seluruh karyawan entah positif atau negatif dampak nya adalah Nicole yang merasakan karena mereka tidak mungkin secara terang-terangan menggosipkan bos nya di depan orang nya langsung, beda jika Nicole sedang sendiri orang-orang akan langsung mencecar nya dengan berbagai pertanyaan dan itu membuat Nicole bingung sekaligus pusing harus menanggapi nya seperti apa.

Kini mereka sedang berjalan keluar kantor dengan tangan mereka yang masih tertaut hingga mengundang orang-orang melihat kearah mereka. Nicole merasakan itu, dirinya langsung mencoba melepas genggaman itu namun Aiden menggenggam nya dengan erat, Nicole hanya bisa pasrah saja dengan pandangan orang-orang tentang dirinya dan Aiden. Belum sempat mereka keluar Nicole melihat perempuan yang ia curigai adalah mantan atasan nya, perempuan yang waktu itu menyapa nya di pesta Yara Skallova.

Yara yang memang kesini bertujuan untuk bertemu dengan Aiden langsung tersenyum senang, namun senyum nya luntur kala pandangan nya turun melihat Aiden dan Nicole sedang berpegangan tangan.

"Hai." Ucap Yara yang ingin memeluk Aiden namun Aiden dengan segera memundurkan langkah nya sedikit menghindari Yara.

Yara yang melihat itu hanya tersenyum kecut, namun sebisa mungkin tidak ia tampilkan di depan Aiden, terutama saat ini ada banyak mata yang memandang nya.

"Ada apa.?" Tanya Aiden datar menatap Yara dengan pandangan menusuk.

"Aku ingin mengajak mu makan siang bersama." Ajak Yara dengan senyum yang masih terkembang di bibir indah nya.

"Maaf aku akan makan siang dengan kekasih ku, ku kira kau sudah tahu saat di pesta kemarin." Lugas Aiden yang membuat Nicole tercengang dengan pengakuan Aiden tentang hubungan nya disini, di kantor.

"Aku sudah salah waktu kalau begitu." Ucap Yara melirik kan sedikit pandangan nya kearah Nicole dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Tidak ada juga lain waktu." Ucap Aiden menegaskan garis diantara mereka berdua. Dirinya tidak mau timbul kesalahpahaman kedepannya. Tentang hubungan nya dengan Yara.

Yara terdiam mendengar itu, setelah nya ia berbalik pergi tanpa berpamitan kepada Aiden dan Nicole sama sekali.

"Ayo." Aiden pun kembali melanjutkan jalan nya menuju parkiran tak sedikit pun melepas genggaman nya pada Nicole.

***

"Sial!" Umpat Yara yang merasa dipermalukan oleh Aiden di muka umum. Bisa-bisa nya Aiden lebih memilih perempuan yang tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan nya.

"Awas saja Nicole aku akan merebut milikku kembali." Ucap Yara yang melihat kepergian Aiden dan Nicole.

***

"Apa yang tadi kau ucapkan Aiden.?" Tanya Nicole langsung menatap Aiden yang kini tengah fokus menyetir.

"Aku hanya bilang kita sebagai kekasih pada Yara, kau tahu Yara bukan perempuan yang waktu itu menyapa mu saat di pesta." Ucap Aiden santai.

"Bukan itu maksudku, kau tadi mengucapkan itu saat di kantor, orang-orang mendengar nya." Gusar Nicole.

"Aku tahu, lagipula itu memang benar bukan." Ucap Aiden menatap Nicole tepat dimata nya.

"Itu.."

"Nicole aku serius dan tulus ingin menjadi pendamping mu, kau tidak berpikir aku main-main bukan."

Nicole terdiam tidak menjawab perkataan Aiden, Nicole bingung harus menanggapi ucapan Aiden seperti apa.

Aiden yang melihat itu menghela napas panjang. "Saat pulang nanti aku mau mengajak mu untuk bertemu dengan kedua orang tua ku."

"Ini hanya pertemuan biasa, lagipula aku sudah memberitahukan semua nya kepada orang tua ku, juga kondisi mu saat ini." Lanjut Aiden.

"Lalu reaksi orang tua mu.?" Tanya Nicole penasaran, Nicole cemas dengan respon kedua orang tua Aiden. Jika orang tua Aiden tidak merestui, Nicole akan dengan tegas mengambil keputusan kepada Aiden.

"Kalau kau mau tahu kau lihat sendiri saja nanti saat bertemu." Ucap Aiden ambigu tidak langsung memberitahukan kepada Nicole.

"Baiklah." Jawab Nicole menyetujui untuk bertemu dengan kedua orang tua Aiden.

Aiden mengangguk senang mendengar jawaban Nicole. "Oke, berarti nanti kita pulang bersama."

"Hmm." Gumam Nicole.

_________

Saat ini Nicole sedang merasa cemas karena di depan nya sudah terlihat mansion keluarga Thompson jarak dari gerbang menuju pintu utama saja sudah sangat jauh. Dengan melihat betapa megah dan mewah nya Mansion keluarga Thompson membuat Nicole semakin merasa jarak antara dirinya dan Aiden sangat terbentang lebar. Aiden dengan keluarga terpandang juga sebagai pewaris utama perusahaan keluarga Thompson, sementara dirinya hanya sebagai sekretaris nya. Keluarga? dirinya hanya anak yatim piatu yang harus berjuang keras untuk mencapai posisi nya saat ini. Dan bukan ini tujuan nya, bukan untuk menggaet pria kaya yang menghidupi dirinya, tapi Nicole bekerja keras sendiri agar dirinya tidak bergantung pada siapapun dan untuk menaikkan kesejahteraan hidup nya.

Aiden yang melihat tatapan kosong Nicole langsung menggenggam tangan nya lembut. Ia paham Nicole saat ini sedang merasa cemas dan khawatir. Tapi Aiden juga yakin keluarga nya dapat menerima Nicole dengan baik.

"Ayo." Ajak Aiden mengelus tangan Nicole lembut guna menenangkan Nicole yang saat ini terlihat cemas. Nicole langsung menoleh saat merasakan elusan lembut di tangan nya. Dengan helaan napas panjang Nicole mengangguk pelan.

Aiden pun langsung keluar dari mobil, begitu juga Nicole. Aiden mengulurkan tangan nya kepada Nicole untuk ia genggam agar Nicole tahu ada Aiden di sisi nya. Tanpa sadar Nicole pun membalas genggaman Aiden dengan erat, genggaman yang ia butuhkan saat ini.

"Siap.?" Nicole mengangguk pelan lalu mereka berjalan masuk.

Nicole merasa takjub saat melihat isi dari mansion ini, semua furniture terlihat megah dan mewah. Dengan lampu-lampu kristal yang menggantung dengan indah nya menambah kesan elegan.

Mereka disambut oleh para maid yang telah berjejer rapih membungkukkan tubuh mereka kearah Aiden dan Nicole. Nicole yang tidak pernah di perlakukan seperti itu merasa kurang nyaman. Setelah nya ada lelaki paruh baya menghampiri mereka membungkukkan sedikit badan nya terlebih dahulu lalu melihat kearah Aiden.

"Tuan dan Nyonya besar sudah menunggu di ruang keluarga tuan muda." Ucap Lelaki paruh baya itu.

"Baiklah, aku akan segera ke sana." Jawab Aiden.

"Ayo." Nicole hanya mengikuti saja kemana Aiden membawa nya.

Sesampai nya di ruang keluarga Nicole melihat sudah ada kedua orang tua Aiden juga Kedua adik Aiden saat ini. Nicole tanpa sadar menguatkan pegangan nya pada tangan Aiden.

"Mom.... Dad..." Kata Aiden menghampiri kedua orang tua nya yang tengah duduk bersama kedua adik nya.

Sementara Nicole hanya mengikuti Aiden yang menghampiri kedua orang tua nya. Walaupun Nicole merasa sangat canggung terutama dengan kedua adik Aiden yang kini tengah menatap nya dengan terang-terang an. Nicole baru pertama kali ini bertemu dengan adik-adik Aiden.

"Hai Nicole.. kita bertemu lagi." Ucap ibu Aiden antusias membawa Nicole kedalam pelukan nya.

"I..iya tante, senang bertemu dengan tante." Ragu Nicole saat membalas pelukan ibu Aiden padanya.

"Jangan panggil tante, kan sebentar lagi kita akan jadi keluarga." Ucap ibu Aiden yang bernama Lily Thompson.

Nicole langsung menatap Aiden dengan pandangan bertanya.

"Mom, sudah jangan langsung menekan Nicole." Nasihat Rey Thompson Daddy Aiden sembari menghampiri istri nya dan melingkarkan tangan nya ke pinggang sang istri.

"Mommy ga menekan Nicole, iya kan sayang." Bela Mommy Aiden sembari menatap Nicole meminta bantuan.

Nicole hanya tersenyum canggung sembari menggeleng pelan.

"Tuh lihat, menantu Mommy juga tidak merasa tertekan." Ucap Mommy Aiden senang.

"Iya terserah kamu aja sayang... hai Nicole kita bertemu lagi, perkenalkan ini kedua anak om dan tante yang lain, adik-adik Aiden." Tunjuk Daddy Aiden pada kedua anak nya yang lain.

"Aku Clara Thompson, adik kedua kak Aiden senang bertemu dengan mu." Ucap Clara ramah mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan Nicole.

"Nicole... Nicole Radansya, senang bertemu denganmu juga." Balas Nicole tersenyum ramah.

"Aku Paul Thompson, adik pertama kak Aiden." Ucap Paul datar. Nicole hanya tersenyum merespon nya.

"Duduk lah.. kau pasti lelah sepulang kerja langsung mampir kesini, kau kan sedang hamil." Ucap Mommy Aiden menuntun Nicole dengan hati-hati.

Nicole yang diperlakukan seperti itu mengernyit bingung, jadi maksud Aiden memberitahukan kepada orang tua nya adalah semua nya. Berarti saat ini keluarga Aiden sudah tahu jika dirinya sedang hamil.

"Maaf tante.."

"Sudah tidak perlu banyak pikiran ya, Mommy dan Daddy sudah tahu semua nya dari Aiden." Potong Mommy Aiden yang sudah tahu kehamilan Nicole.

"Kamu sudah makan sayang.?" Tanya Mommy Aiden pada Nicole. Setelah menuntun nya agar duduk bersebelahan dengan nya.

"Belum tante."

"Aiden kamu gimana sih, masa Nicole belum makan." Ucap Mommy Aiden memarahi putra sulung nya itu.

"Kan kita mau kesini mom jadi kita rencana nya mau makan disini saja, bersama." Bela Aiden pada Mommy nya yang entah kenapa langsung lengket dengan Nicole.

"Kita makan sekarang saja ya." Ajak Mommy Aiden kepada semua nya, padahal masih ada 1 jam lagi untuk makan malam.

"Tapi tante ini belum waktu nya makan malam." Ucap Nicole yang merasa tidak enak karena harus memajukan waktu makan malam hanya karena dirinya.

"Ya sudah kita saja berdua, tidak usah malu sayang Mommy waktu hamil ketiga anak Mommy bawaan nya lapar terus." Ungkap Mommy Aiden. Memang sebenar nya Nicole juga sudah merasa lapar saat ini, tapi dirinya malu jika harus mendahului yang lain.

Melihat kebingungan Nicole, Daddy Aiden pun turun tangan. "Baiklah, lebih baik kita makan malam saat ini, apa salah nya kita memajukan jam makan kita."

"Tuh kan apa Mommy bilang, ayo kita ke meja makan sekarang." Ajak Mommy Aiden segera berdiri dan mengajak Nicole menuju meja makan.

Saat ini posisi nya yang berada di ujung meja makan adalah Daddy Aiden sebagai kepala keluarga dan Mommy Aiden disisi kanan nya. Sementara Aiden di sisi kiri bersama Nicole di sebelah nya dan Kedua adik Aiden yang berada di sebrang Nicole.

Banyak hidangan tersaji di depan Nicole saat ini dan semua nya terlihat sangat menggugah selera nya.

"Ini kau harus makan - makanan yang sehat dan bergizi." Ucap Aiden menaruh sayur dan daging di piring Nicole.

"Terimakasih." Ucap Nicole tersenyum pada Aiden.

"Bagaimana.?" Tanya Aiden menunggu respon Nicole.

"Hmm... enak." Setelah merasakan betapa enak nya masakan yang ia makan saat ini. Mungkin karena faktor dirinya lapar atau sedang hamil, namun yang jelas makanan ini sangat enak menurut nya. Baru kali ini Nicole makan bersama-sama seperti ini, dengan suasana keluarga yang sangat kental ia rasakan.

"Baguslah kalau itu cocok dengan selera mu, makan yang banyak." Ucap Aiden tulus sembari mengelus lembut surai indah Nicole. Nicole pun hanya mengangguk pelan.

Mereka berdua tidak sadar dengan berapa pasang mata yang tertuju pada mereka berdua. Baru kali ini Paul dan Clara melihat kakak nya seperhatian dan selembut itu pada wanita setelah ibu mereka. Dengan mantan yang sebelum nya pun kakak nya itu tidak pernah mengumbar kemesraan seperti ini dihadapan keluarga nya. Alasan nya karena tidak penting, namun lihat lah sekarang kakak nya itu menunjukkan sifat yang menurut nya tidak penting itu dengan terang-terang an.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!