Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.
Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.
Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin Langit
"Bagaimana cara menjelaskannya padamu, walau aku memberitahumu akan siapa aku ini yang sebenarnya, kamu pasti tidak akan mengerti, jadi anggap saja aku ini adalah Kakek Pengemis, dan mengenai kenapa aku bisa tahu akan Kitab mu itu, suatu saat nanti kamu akan mengetahuinya sendiri!" jawab si Kakek Pengemis yang membuat Qian menjadi semakin penasaran akan identitas si Kakek di hadapannya.
Walau masih bingung, Qian mencoba untuk mengikuti saran si Kakek yang meminta dirinya untuk menemaninya, "Baiklah kek! Jika memang kakek tahu rahasia Kitab Naga Langit ini, aku akan menemani kakek," ucap Qian.
"Baiklah-baiklah! Sekarang duduklah di depanku, aku akan menjelaskan akan bagaimana cara berlatih dan menguasai ilmu Kitab Naga Langit ini serta rahasianya," kata si Kakek.
"Kenapa harus duduk?" tanya Qian.
"Ikuti saja apa yang aku katakan dan jangan banyak tanya lagi jika kamu memang benar-benar ingin mengetahui rahasia di balik Kitab Naga Langit ini," kata si Kakek.
Qian hanya bisa patuh dan duduk di hadapan Kakek Pengemis itu, setelah itu kakek tersebut diam sesaat lalu mulai dia mulai berbicara kepada Qian. "Kitab Naga Langit sebenarnya adalah petunjuk akan cara menjadi seorang Pendekar yang memiliki kemampuan yang mirip seperti Naga, pastinya kamu sudah membaca akan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk benar-benar menjadi Pendekar Naga bukan?"
Qian mengangguk sedangkan si Kakek pun memberikan kunci rahasianya. "Untuk mengubah darahmu menjadi Darah Naga adalah dengan cara meminum Ramuan yang terbuat dari Perasan sari Bunga Hitam Kelopak Lima yang dicampur rebusan Biji dari Buah Bintang Merah, dan yang terakhir adalah Darah Siluman berusia Tiga Ratus Tahun keatas, campurkan jadi satu dan nantinya akan menjadi Ramuan cair yang sangat pahit, dan kamu harus meminumnya secara bertahap, satu ramuan hanya untuk sekali minum, dan itu harus dilakukan sebulan sekali dan jangan pernah berhenti jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal!" kata Kakek itu.
"Bunga Hitam Kelopak Lima dan Biji Buah Bintang Merah serta Darah Siluman Berusia Tiga Ratus Tahun?"
"Iya, bahan-bahan itu seharusnya tidak sulit untuk ditemukan, semakin tua usia tanaman itu akan semakin baik," jawab Kakek Pengemis.
Qian yang tidak mengetahui akan ilmu pengobatan hanya bisa merenung, sedangkan Kakek itu kembali melanjutkan penjelasan berikutnya.
"Yang berikutnya adalah Kulit Naga! Untuk bisa memiliki Kulit Naga, yang harus kamu lakukan hanyalah merendam tubuhmu ke dalam Air yang sudah di campur dengan Darah Siluman, Serbuk Bunga Racun Api, dan yang terakhir adalah Bisa Siluman Ular yang usianya Seratus tahun! Lakukan perendaman itu hingga kulitmu benar-benar kebal terhadap segala jenis racun, dan setelah itu sempurnakanlah dengan memakan Buah Anggur besi."
Qian hanya bisa diam dengan pikiran yang linglung, sebab persyaratan untuk keduanya saja sudah sangat sulit untuk di dapatkan, dan Qian sudah tidak bisa membayangkan akan seperti apa sulitnya untuk yang ketiga.
"Yang terakhir adalah Tulang Naga! Untuk benar-benar memiliki Tulang Naga, maka kamu harus melakukan latihan khusus untuk menguatkan tulang-tulang mu, di samping itu kamu juga harus mengkonsumsi beberapa tanaman dan buah ajaib, semakin banyak kamu memakannya, maka tulang yang sudah kamu latih akan semakin kuat dan keras, namun jangan merasa ini sangat mudah, karena prosesnya akan menyakiti mu, jika kamu tidak kuat dengan setiap prosesnya maka nyawamu lah yang akan menjadi taruhannya," kata si Kakek.
"Persyaratan dari yang pertama hingga terakhir menurutku tidak ada bedanya, semuanya sama-sama mengancam nyawa," batin Qian.
"Tapi kek, apakah semua itu juga bisa menambah Tenaga Dalam ku?" tanya Qian.
"Tentu saja, bahkan kamu akan memiliki tambahan Tenaga Dalam lebih banyak dari pada obat-obatan biasa," kata si Kakek.
"Tanaman ajaib ya? Selama ini aku hanya tahu beberapa tanaman herbal biasa, bagaimana caraku untuk menemukan tanaman seperti itu?" gumam Qian.
"Kalau tentang itu kamu tenang saja! Aku sudah memiliki Kertas Ajaib yang bisa memberikanmu banyak informasi mengenai Tanaman dan Buah ajaib serta lokasinya," kata si Kakek lalu dia mengeluarkan selembar kulit binatang yang sudah digulung kecil dan memberikannya kepada Qian.
"Ambillah, ini akan sangat berguna bagimu," kata si Kakek.
Qian menerima Kulit Binatang itu yang membentuk seperti kertas, dan setelah dibuka, ternyata tidak ada catatan apapun di dalamnya.
"Nama benda yang kamu pegang itu adalah Kertas Kulit Sihir, dengan kertas itu kamu bisa menyebutkan tanaman dan buah ajaib apapun, nanti akan muncul informasi berupa tulisan dan gambarnya serta akan ada keterangan lokasi keberadaannya," jawab si Kakek.
"Apakah benar-benar si ajaib itu?" tanya Qian.
"Kamu coba saja!!" jawab Kakek itu.
Qian yang penasaran segera mencobanya, dan dia menyebutkan nama Ginseng Hitam di kertas ajaib tersebut, setelah itu muncullah sebuah catatan serta gambar Ginseng Hitam lengkap dengan khasiatnya hingga keterangan lokasinya, bahkan hingga khasiat racunnya sekalipun juga muncul.
"Benar-benar ajaib sekali! Tapi benda seperti ini akan sangat sulit untuk di simpan sembarangan, bisa-bisa Kertas ajaib ini akan hilang," gumam Qian yang kebingungan akan bagaimana cara dia menyimpan Kertas Ajaib tersebut, kerena menyembunyikan Kitab Naga Langit saja dia sudah sangat kesulitan.
"Di Kekaisaran Ming ada beberapa benda ajaib yang sangat berguna untukmu, namanya adalah Cincin Langit, dan fungsi dari Cincin Langit itu bisa menyimpan benda mati apapun di dalamnya tanpa batas, hanya saja jumlah Cincin itu cuma ada lima Cincin saja di sana, sedangkan aku memiliki tiga, apakah kamu ingin memilikinya?" kata Kakek itu seraya bertanya kepada Qian.
Qian terdiam, di kepalanya seperti muncul banyak tanda tanya, semakin lama Qian mendengarkan ocehan kakek itu, semakin tidak masuk akal rasanya, hal itu membuat Qian hanya bengong sendiri melihat si Kakek.
"Hei anak muda! Apakah kamu masih mendengarkan ku?" kata si Kakek seraya meletakkan tongkat kayunya ke Pundak Qian dengan pelan.
Qian langsung sesak nafas karena dia merasa jika tongkat si Kakek sangat berat sekali, bahkan tubuh Qian hampir di tekuk ke bawah karena tidak kuat menahan beratnya tongkat kayu tersebut.
"Be..berat sekali kek!" ucap Qian dengan suara sesak.
"Makanya jangan bengong sendiri saat aku sedang berbicara," kata si Kakek.
"I.iya, maaf kek!" jawab Qian lalu kakek itu mengangkat kembali tongkatnya sehingga membuat Qian bisa kembali bernafas.
"Ini benar-benar gila, bagaimana tongkat kayu jelek itu bisa seberat itu?" batin Qian yang kini memperhatikan tongkat kayu itu seraya menelan ludah, kini Qian semakin curiga jika kakek itu bukan kakek pengemis biasa.
"Bagaimana, apakah kamu ingin memiliki satu Cincin Langit itu?" tanya lagi Kakek tersebut.
"Kalau aku beli harganya berapa?" tanya Qian.
"Cincin ini tidak dijual, bahkan di Kekaisaran Ming sekalipun juga tidak di jual, andaipun dijual, jika seluruh harta di wilayah ini dikumpulkan, itu masih belum cukup untuk membelinya," kata si Kakek.
"Lalu kenapa kakek ingin memberikan barang yang begitu berharga itu padaku?" tanya Qian.
"Karena aku memiliki tiga, sebenarnya satu saja sudah cukup bagiku, daripada tidak terpakai, aku ingin memberikannya satu padamu, itupun jika kamu mau!" jawab Kakek tersebut.
"Mau kek, tentu aku mau," jawab Qian.
Kakek itu tertawa kecil lalu dia mengeluarkan Cincin berwarna hitam polos lalu memberikannya kepada Qian seraya berkata, "Cincin ini akan sangat berguna bagimu untuk menyimpan Pedang Naga Api serta Kitab Naga Langit mu," kata si Kakek tersebut.
"Bagaimana Kakek juga bisa tahu kalau aku juga memiliki Pedang Naga Api?" tanya Qian yang kembali terkejut untuk yang kedua kalinya.
"Hehehe! Jika kamu sudah memenuhi satu syarat dari tiga syarat untuk menjadi Pendekar Naga, barulah aku akan kembali, dan disaat itu aku akan memberitahumu akan siapa aku ini yang sebenarnya," kata kakek itu.
"Benar-benar sangat misterius! Jangan-jangan kakek ini adalah pemilik Kitab Naga Langit itu," batin Qian yang teringat dengan kisah yang pernah diceritakan oleh Feng Feng, hanya saja seharusnya sosok pemilik kitab itu sudah tiada, jadi itu tidak mungkin orang itu.
"Bagaimana cara menggunakan Cincin Langit ini?" tanya Qian.
"Sebelum kamu menggunakannya, teteskan dulu darahmu ke Cincin itu agar kamu dan Cincin itu menjadi satu ikatan, setelah itu Cincin itu akan memasukkan benda apapun yang kamu inginkan serta benda apapun yang ingin kamu keluarkan," kata Kekek itu.
Qian segera menggigit ibu jari nya hingga berdarah lalu dia melakukan apa yang Kakek itu jelaskan, setelah itu Qian pun mengibaskan nya ke arah sebatang kayu, dan benar saja, kayu itu terhisap seperti yang diinginkan oleh Qian.
Qian benar-benar sangat senang karena dia sudah memiliki dua benda ajaib, Qian merasa tidak percaya, tapi dia sudah melihat dan membuktikannya sendiri.
"Hari sudah hampir pagi, sudah waktunya kamu kembali!" kata si Kakek.
"Lalu kakek sendiri mau kemana?" tanya Qian.
"Aku akan pergi mengikuti arah kaki ini melangkah," kata Kakek tersebut.
Sebenarnya Qian masih sangat penasaran akan identitas si Kakek Pengemis itu, namun dia juga tidak memiliki banyak waktu karena pagi akan segera datang, walau berat untuk pergi, tapi Qian tidak memiliki pilihan lain.
"Terima kasih karena kakek telah memberitahu rahasia dari Kitab Naga Langit ku ini, dan terima kasih juga dengan Kertas Ajaib serta Cincin Langit nya kek!" kata Qian.
"Tidak masalah, aku sangat senang bisa membantu sesama!" jawab sang kakek.
"Kalau begitu aku akan kembali ke Penginapan kek!" kata Qian.
"Pergilah, nanti aku akan kembali menemui mu jika kamu sudah memenuhi salah satu syarat yang aku jelaskan tadi," kata si Kakek.
Qian mengangguk kemudian dia menangkupkan tangan dan berbalik untuk kembali ke penginapan, namun dia teringat akan Pedang Naga Api yang masih belum bisa digunakan.
Qian berbalik dan ingin menanyakan tentang Pedang Naga Api itu kepada si Kakek, namun saat dia berbalik, si Kakek sudah tidak ada lagi di tempatnya.
"Kemana Kakek itu?" kata Qian yang terkejut serta kebingungan, padahal dia hanya berbalik sebentar saja, dan sekarang si Kakek Pengemis misterius itu tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak.
Qian semakin yakin jika si Kakek itu bukanlah manusia biasa, karena sehebat-hebatnya manusia, tidak mungkin bisa meniru si Kakek tadi yang tiba-tiba saja menghilang seperti hantu.
Qian yang masih belum mengetahui indentitas si Kakek Pengemis itu akhirnya memilih untuk kembali ke penginapan karena sang Kakek Pengemis juga sudah menghilang, dan Qian sampai di kamar nya sebelum Fa Lio Bai dan Fa Xian terbangun.