Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 34
Arnold masuk ke dalam mobil lalu melihat Sasa yang sedang fokus bermain dengan ponselnya.
"Kau begitu serius memegang ponselmu"ucap Arnold yang menyimpan dokumen ke jok belakang.
"Rosa menanyakan keberadaan ku"balas Sasa yang masih anteng membalas chat Rosa.
"Kau sudah mendapatkan kabar dari orang tua kamu?"
"Kabar apa?"tanya Sasa menghentikan gerakkan jemarinya.
Arnold melihat reaksi Sasa yang menandakan orang tua Sasa belum mengabari Sasa sama sekali,biarlah ini menjadi kejutan untuk Sasa nanti.
"Tidak ada"balas Arnold tersenyum.
"Kau membuat aku penasaran"ucap Sasa mengerutkan keningnya.
"Sudahlah,nanti juga kamu tau sendiri"kata Arnold misterius.
Sasa langsung cemberut di hadapan Arnold,kemudian mereka berdua langsung meninggalkan area perusahaan.
Sasa menatap ke arah jalanan dan dia tidak membuka suaranya sama sekali,namun seketika menoleh saat merasakan Arnold mengelus pahanya.
Tubuhnya merasa merinding,kemudian dia menoleh ke arah Arnold dan Arnold juga fokus pada setirnya.
Deg...
Jemari Arnold yang nakal mulai masuk ke dalam rok yang di pakainya,Sasa merasakan sentuhan jemari Arnold yang menyentuh inti sensitifnya.
"Arnold"kata Sasa pelan.
Arnold menoleh melihat reaksi Sasa,dia melihat tubuh Sasa yang bereaksi atas tindakannya barusan.
Sasa memejamkan kedua matanya,dia merasakan jemari Arnold yang menerobos masuk ke dalam segitiga yang di pakainya.
"Ahhh"
Sasa merasakan jemari Arnold yang menekan inti sensitifnya,kaki Sasa terbuka lebar dan merasa jemari Arnold begitu nikmat saat ini.
"Ahhh"
"Ahhh"
"Arnold"
Panggil Sasa,ketika merasakan gerakan jemari Arnold di dalam tubuhnya dan membuat sekujur tubuhnya merasakan hal nikmat.
Arnold suka mendengar lenguhan Sasa,jemarinya bergerak semakin dalam dan membuat Sasa terus mendesis kenikmatan.
Hingga dia merasakan cairan Sasa yang sudah mencapai puncaknya,bahkan nafas Sasa memburu dan dadanya naik turun saat ini.
Sasa memalingkan wajahnya dari Arnold,dia merasa malu saat ini dan bisa-bisanya tidak menghentikan tindakan Arnold barusan.
Arnold meraih tisu lalu mengelap jemarinya yang basah,dia melihat reaksi Sasa yang mungkin malu saat ini.
Dia menepi ke pinggiran,meraih jemari Sasa dengan lembut lalu menciumnya penuh kelembutan.
"Sayang"panggil Arnold.
Sasa merasa debaran jantungnya tidak karuan,dia melihat Arnold yang kini menatapnya dengan serius.
"Kau menikmatinya sayang?"tanya Arnold tersenyum penuh arti.
Sasa yang malu langsung membekap mulut Arnold,karena dia tidak ingin Arnold menanyakan hal yang membuat dirinya semakin malu.
"Jangan bertanya tentang barusan,aku malu untuk menjawabnya"ucap Sasa dengan wajah yang memerah.
Arnold melepaskan jemari Sasa di mulutnya,dia merasa senang melihat Sasa yang malu gara-gara ulahnya.
Dia meraih tengkuk Sasa lalu mencium bibir Sasa dengan lembut,lidahnya menerobos masuk ke dalam mulut Sasa.
Sasa merasakan lidah Arnold yang dingin,dia membalas tindakan Arnold dan lidah mereka kini saling bertaut satu sama lain.
Jemari Arnold mulai menerobos masuk ke dalam pakaian Sasa,dia mulai meremas gundukan kenyal Sasa perlahan.
Sasa merasakan tangan Arnold yang mulai memainkan ujung dadanya,kini dadanya semakin membusung ke depan dan merasakan tubuhnya semakin tidak karuan.
Ciuman mereka terlepas,namun jemari Arnold masih bergerak meremas gundukan kenyal Sasa dan membuat Sasa begitu gelisah.
"Ahhh"
Desis Sasa,ketika kini Arnold melahap gundukan kenyalnya dan Sasa meremas rambut Arnold perlahan.
Setelah merasa puas dengan tindakannya,Arnold menghentikan tindakannya dan melihat Sasa yang terengah-engah.
"Love you"ucap Arnold yang langsung mencium bibir Sasa singkat.
"Love you too"balas Sasa yang merapihkan pakaiannya.
"Rapihkan make up mu sayang,make up mu berantakan gara-gara aku"kata Arnold yang kini mulai menjalankan mobilnya kembali.
Sasa mengikuti perkataan Arnold,benar saja lipstiknya sudah berantakan saat ini dan dia mengambil tisu lalu menghapus lipstiknya yg sudah belepotan.
"Gara-gara kamu"celetuknya yang langsung mengambil lipstik di tas kecilnya.
"Bibirmu sungguh menggoda sayang"kata Arnold menyeringai.
Sasa tidak menghiraukan perkataan Arnold,dia langsung memakai lipstiknya kembali dan ponselnya kini berdering.
Dia melihat orang tuanya menelepon,kemudian bergegas mengangkatnya.
"Hallo,ada apa mom?"
"Kamu di mana sayang? Apa sudah pulang dari kampus?"
"Sudah mom,aku sedang menemani Arnold ke perusahaan."
"Yasudah,pulangnya jangan kemalaman ya sayang? Kami ingin membahas hal serius dengan kamu."
"Hal serius apa mom,jangan membuat aku semakin penasaran."
"Nanti juga kamu akan senang mendengarnya,yasudah hati-hati di jalannya."
Kemudian sambungan telepon terputus,membuat Sasa semakin penasaran dengan apa yang ingin di katakan sang mommy.
Dia melihat Arnold yang terus tersenyum saat ini,bahkan merasa heran dengan Arnold yang bersikap seperti ini.
"Apa yang membuat kamu terus-terusan tersenyum seperti itu?"tanya Sasa penasaran.
"Tidak ada sayang,sebelum pulang kita makan dulu ya? Perutku sangat lapar,kau tidak keberatan kan?"
"Ayo,aku juga sangat lapar"balas Sasa yang memang perutnya minta di isi.
Kemudian mereka langsung keluar dari mobil,ketika Arnold sudah selesai memarkiran mobilnya.
"Kau tau saja,jika aku ingin makan ramen"ucap Sasa antusias yang langsung menarik Arnold masuk ke dalam.
Arnold hanya mengikuti langkah Sasa,mereka duduk dan tidak lama pelayan datang menghampiri mereka.
"Aku mau ramen beef 1,jus jeruk 1.Kamu mau pesan apa sayang?"tanya Sasa melirik Arnold.
"Aku mau steak 1,sama air putih saja"ucap Arnold yang kini melihat ponselnya.
"Sudah itu saja"kata Sasa tersenyum.
"Baik,silahkan di tunggu"ucap pelayan ramah,kemudian meninggalkan keduanya.
"Kau sangat sibuk sayang"ucap Sasa menyandarkan punggungnya.
"Aku melihat jadwal pekerjaanku,kamu tau sendiri bagaimana pusingnya mengurus perusahaan.Apalagi,aku hanya meneruskan perusahaan daddy dan tidak merintisnya dari awal"jelas Arnold menaruh ponselnya.
"Aku mengerti,jangan sampai kelelahan ya sayang"kata Sasa perhatian.
Arnold mengangguk setuju dengan apa yang di katakan Sasa,hingga 30 menit berlalu dan makanan sudah di hidangkan di atas meja.
Mereka mulai menyuapkan makanan yang mereka pesan,bahkan di sela-sela makan dan mereka berbincang ringan untuk menghidupkan suasana saat ini.
Setelah selesai makan,Arnold langsung membayar bill dan mereka langsung keluar dari restaurant.
"Kenyang sekali"ucap Sasa saat mereka berada di dalam mobil.
"Tidurlah,nanti jika sudah sampai di depan rumah mu,aku bangunkan kamu sayang"kata Arnold mulai menyalakan mesin.
Sasa mengangguk,apalagi dia merasakan kantuk setelah makan barusan dan dia mulai memejamkan kedua matanya.
Sedangkan Arnold mulai menginjakkan pedal gasnya lalu meninggalkan tempat mereka makan,kemudian memilih pulang dan menyelesaikan pekerjaan yang sudah dia bawa dari perusahaan.