Rain : Losing Us

Angello menaikan sebelah alis nya, " Baiklah... "

Belum sempat Angello mengatakan dia ingin memesan minum apa, Tiffany sudah lebih dulu memanggil seorang bartender yang datang dengan dua gelas minuman.

Bartender itu hanya meletak kan minuman itu lalu langsung pergi dari sana, " Minum lah Rain, aku sudah memesan kan khusus untuk mu. " Tiffany menyodorkan satu gelas ke hadapan wanita itu.

Angello menatap nya santai tanpa curiga sedikit pun, wanita itu mengambil gelas yang di sodorkan oleh Tiffany. "Cheers? " Ucap Angello.

Ting..

Gelas kedua nya beradu, Angello mendekat kan gelas itu ke mulut nya. Sebelum meminum nya, Angello mencium bau yang tercampur dengan minuman milik nya. Aroma dari bau tersebut terasa sangat familiar bagi nya, apalagi dia selalu menggunakan benda tersebut untuk misi nya.

Tapi dia tetap meminum nya hingga tandas dan tak bersisa, Tiffany yang melihat itu diam - diam tersenyum licik.

"Ah ya, jadi apa alasan mu ingin bertemu dengan ku? " Tanya Tiffany yang kini kembali bersikap seramah mungkin.

Angello menaruh gelas milik nya, dia menatap Tiffany dengan mata cerah nya. "Tidak ada yang penting, aku hanya ingin kita lebih dekat. " Jawab nya yang mengundang tawa Tiffany.

"Astaga, kau hanya ingin dekat dengan ku? Aku sungguh tersanjung mendengar nya. " Ucap nya seolah dia merasa tersipu dengan perkataan Angello barusan.

"Ya, hanya itu. Apakah kau mau berdansa di sana? " Tanya Angello yang mengajak Tiffany untuk bergabung dengan orang-orang yang tengah menari di dance floor.

Tanpa sadar bibir Tiffany tertarik sebelah, " Baiklah, ayo. " Ajak nya menyetujui ajakan Angello.

Kedua wanita itu mulai bergabung dengan mereka yang tengah menari dengan lihai dan bebas di sana, Tiffany menatap ke arah para pria yang sedari awal dia datang sudah berada di sofa pojok klub malam itu.

Dia memberikan mereka kode untuk bergabung dengan mereka. Tidak, lebih tepatnya untuk ikut menari mengelilingi Angello.

'Sial, mengapa ini bereaksi lebih cepat. ' Gumam nya kesal dalam hati.

Angello merasakan beberapa pria mencoba untuk mendukung nya, dia berusaha untuk keluar. " Permisi tuan, saya ingin ke kamar mandi. " Ucap nya agar pria yang menghalangi nya segera menyingkirkan.

Namun seolah tuli, para pria itu sama sekali tak mau menyingkir dan memberikan Angello jalan untuk keluar.

"Sial." Geram nya pelan saat tubuh nya terasa semakin panas.

"Menyingkir lah dari jalan ku, jika kalian tak ingin mati. " Ancaman Angello terdengar seperti tidak main - main, apalagi mereka melihat wanita itu sudah mengeluarkan pisau lipat dan sedikit menekankan ke salah satu dari mereka.

Akhirnya, mau tak mau mereka memberikan jalan pada Angello. Daripada mereka mati sebelum menikmati nya, lebih baik mereka membrikan apa yang wanita itu ingin kan sekarang.

Setelah mendapat jalan, Angello segera menerobos orang-orang yang semakin menggila di dance floor.

"Angello, kau mau kemana? " Tiffany yang melihat Angello keluar dari kerumunan orang-orang di dance floor segera menghentikan wanita itu, dia mencekal wanita itu dengan erat.

"Ah, Tiffany. Aku rasa, aku membutuhkan kamar mandi sekarang. " Ucap nga yang berusaha melepaskan cekalan tangan Tiffany dari nya.

Melihat gerak gerik Angello yang tak mencurigakan, Tiffany melepaskan wanita itu. " Ah baiklah, jangan lama - lama dan segera lah kembali. " Ucap Tiffany, Angello hanya mengangguk dengan cepat dari pergi dari hadapan Tiffany ke arah kamar mandi.

"Mengapa belum terlihat efek nya, May?! " Kesal Tiffany pada May sang asisten karena dia belum melihat tanda - tanda jika Angello sedang terang-sang.

"Mu--mungkin belum, nona. " Jawab May sedikit gugup.

Yang tidak di ketahui kedua nya adalah, Angello sudah merasakan efek dari obat itu sedari dia mengajak Tiffany untuk menari di dance floor.

Angello memasuki satu bilik kamar mandi dan menguci nya dengan rapat, cepat - cepat wanita itu berlari kw arah wastafel. Dua mencuci wajah nya, " Gila, berapa banyak dosis yang dia berikan?! " Wanita itu benar-benar merasa tubuh nya terbakar oleh has-rat.

Dia membuka tas yang dia bawa dan mengambil ponsel nya, tangan nya yang bergerak menggulir layar ponsel mencari nama Nick di sana.

Saat dia menekan tombol panggilan, saat itu juga Nick langsung menjawab panggilan dari wanita itu.

"Nick, datang ke apartemen ku. Aku membutuhkan mu, " Ucap nya dengan nada suara yang sudah berubah sayu.

"Angello, ada apa? " Tanya pria itu dengan khawatir di sebrang sana.

"Datang saja, aku benar-benar membutuhkan mu. "

Setelah mengatakan itu, Angello langsung mematikan panggilan. Dia kembali mencuci wajahnya, dan mengatur nafas nya agar lebih tenang.

Angello memutuskan untuk segera keluar sebelum Tiffany curiga, jika dia sudah merasakan efek dari obat perang-sang.

Angello berjalan dengan santai, wanita itu berusaha untuk menutupi perasaan yang tengah bergejolak dalam tubuh nya.

Wanita itu kembali menghampiri Tiffany yang tengah berbincang dengan beberapa pria yang dia lihat menghalangi jalan nya tadi.

"Ah, nona Tiffany. Seperti nya aku harus segera kembali, Jack sudah menelpon ku berulang kali untuk segera kembali. " Ucap nya sambil menatap jam yang melingkar di tangan nya.

Mendengar itu Tiffany merasa panik, wanita itu berusaha untuk menahan Angello agar tidak pergi. "Tidak bisakah kita menghabiskan waktu sedikit lebih lama? " Tanya wanita itu dengan raut wajah memohon.

Angello melakukan apa yang di lakukan Tiffany, wanita itu juga memasang wajah sungkan dan memelas. "Maafkan aku, aku tidak bisa tinggal lebih lama." Ucap nya yang membuat Tiffany diam sejenak.

Tapi, tanpa menunggu jawaban dari Tiffany. Angello langsung pergi begitu saja, " Selamat malam nona Tiffany. "

Setelah kepergian Angello, Tiffany mengepalkan tangan nya dengan erat. Mata wanita itu sudah memerah karena marah, " Sial, apa yang kalian tunggu?!! Cepat kejar dia sampai dapat, dan lakukan apa yang aku perintah kan!! " Bentak Tiffany pada beberapa pria yang dia suruh untuk mengejar Angello.

Di parkiran, Angello langsung memasuki mobil dan menyalakan mesin mobil. Wanita itu langsung menginjak pedal gas saat melihat para pria yang tadi berbincang dengan Tiffany keluar dari dalam bangunan klub, mereka hampir mencegat mobil Angello jika saja wanita itu melajukan mobil nya dengan pelan.

Kini di jalanan lenggang, mobil Angello tengah di kejar oleh beberapa mobil suruhan Tiffany. Angello yang merasakan gejolak has-rat yang semakin menggila hanya bisa menahan nya.

Bukh...

Wanita itu memukul stir mobil dengan sangat keras, " Sialan! Apa dia inginmembunuh ku?!! " Angello merasa jika Tiffany meminta bartender itu ujian memasukan obat perang-sang dengan dosis tinggi pada nya.

Aksi kejar - kejaran antara mobil Angello dan tiga mobil orang suruhan Tiffany masih berlanjut. Angello berusaha untuk menghindar saat salah satu mobil akan menabrakkan mobil itu pada mobil nya.

Angello terus memperhatikan ketiga mobil yang mengejar nya dari kaca spion, bibir nya tertarik dengan lengkungan sinis.

"Kalian yang meminta, jadi jangan salah kan aku. "

Angello mulai sedikit menekankan laju mobil nya, dan kini dua mobil yang mengejar nya berada di sisi kanan dan kiri. Dan pada saat kedua mobil itu mulai ingin menabrakkan mobil mereka pada mobil Angello, dengan secepat mungkin wanita itu menginjak pedal gas dan membuat mobil nya melahirkan dengan kencang.

Brak...

Duar...

Dua mobil itu saling menabrak, Angello tersenyum sinis saat melihat api yang membumbung tinggi setelah ledaka terjadi pada dua mobil itu.

Namun sial nya senyuman itu tak bertahan lama saat dia berada di sebuah persimpangan, tiba-tiba sebuah mobil menabrak mobil nya dengan kencang hingga terlempar dan berguling-guling cukup jauh dari tempat mobil nya tertabrak.

"Hah... Hah... Ini gila, apa aku akan mati dengan cara seperti ini?. "

Gelap...

Semua nya menjadi gelap.