Rain : Losing Us

Rain : Losing Us

Chapter 01 Menikmati hidup berakhir tragis

"Ahhh... Akhirnya..." Rain meregang kan tubuh nya setelah semalaman dirinya mengerjakan tugas untuk membunuh salah satu musuh dari klien nya.

Wanita itu baru saja pulang dini hari, tubuh nya terasa sangat lelah. Namun....

Tringg...

Dering notifikasi dari mbanking di ponsel nya membuat rasa lelah nya sirna begitu saja, bagaimana tidak uang sebanyak satu juta dollar baru saja masuk ke dalam rekening nya dari klien yang menggunakan jasa nya.

"Ahhh.. Bahagia nya, seperti nya aku akan menikmati hari - hari ku selama beberapa waktu." Rain senang bukan main, dia berencana untuk berlibur ke Hawai. Dirinya sudah ingin menikmati hidup nya setelah bekerja selama bertahun-tahun dan mengumpulkan banyak uang.

Wanita mulai berseluncur dengan ponsel nya, dia memesan tiket pesawat untuk berlibur. Setelah memesan tiket dan mengetahui jadwal keberangkatan nya. Rain mengistirahatkan diri terlebih dahulu sebelum prepare, dia berharap bisa mimpi indah untuk mengawali hari baik nya.

Keesokan hari nya, Rain sudah rapih dengan pakaian kasual nya. Wanita itu pergi ke bandara hanya membawa dirinya tanpa ada koper yang dia bawa, dia tidak ingin repot-repot membawa barang-barang yang dia bisa beli sendiri dengan uang nya di sana.

Drttt...

Drttt...

Ponsel wanita itu berdering, sebuah telpon masuk ke dalam ponsel nya sebelum namanya di panggil untuk keberangkatan nya ke Hawai.

Nick is caling....

"Ya, ada apa?" Tanya Rain setelah dia mengangkat panggilan tersebut.

"Rain, seseorang yang ingin menggunakan jasa mu menelepon ku. Apakah kau akan mengambil nya?" Tanya orang di seberang sana.

Nick adalah salah satu teman pria nya yang mengetahui pekerjaan nya sebagai pembunuh bayaran, bahkan dia lah yang menerima klien sebelum Rain memilih kembali klien nya.

"Aku ingin berlibur, Nick. Bisa kah kau tolak klien untuk beberapa waktu kedepan?."

"Kau berlibur tapi tak mengajak ku dan Andrew? Kau sangat... Tega..." Jawab nya mendramatis.

Rain memutar kan bola matanya malas, "Sudahlah, nama ku sudah di panggil. Aku akan masuk ke pesawat. Bye..."

Rain langsung memutuskan panggilan secara sepihak, dia langsung bangkit dari tempat nya dan masuk ke dalam pesawat setelah melakukan pemeriksaan. Rain menaiki pesawat kelas bisnis, dia bisa menikmati perjalanan dengan nyaman.

Wanita itu menatap jendela dengan senyum yang terbit di bibir nya, ini bukan kali pertama nya dia menaiki pesawat. Dia selalu menaiki pesawat saat harus pergi ke luar negeri untuk menjalankan tugas nya.

Sebelum lepas landas tadi, Rain memberi tahu pada Nick bahwa dia akan pergi ke Hawai dan meminta pria itu dan juga Andrew untuk menyusul nya nanti. Karena perjalanan masih jauh, Rain memutuskan untuk tidur.

Beberapa saat setelah Rain tertidur, tiba-tiba pesawat berguncang hebat. Namun aneh nya kehebohan di pesawat itu tak membuat Rain terbangun dari tidur nya, wanita itu bahkan seolah tak menyadari jika bahaya tengah datang pada nya.

🦋🦋🦋

Bugh...

Bugh...

Plak...

"Aish.. Sialan! Apa yang terjadi? Bukan kah aku tengah berada di pesawat?" Gumam wanita itu saat merasakan pukulan berkali-kali pada tubuh nya.

"Arghhh... Apakah liburan ku hanya mimpi? Lalu aku tertangkap oleh musuh?" Gumam nya lagi dalam hati dengan penuh kebingungan.

"Mati saja kau sialan!!" Suara bariton seorang pria adalah suara yang terakhir kali wanita itu dengar setelah kegelapan melandanya.

🦋🦋🦋

Di rumah sakit, seorang wanita kini tengah tertidur lelap dengan beberapa alat - alat yang menempel pada tubuh nya. Seorang wanita tua yang senantiasa menemani nya terus saja menatap sendu ke arah wanita yang tengah berbaring tak berdaya itu, sesekali dia mengusap pipi nya yang basah karena air mata.

Wanita tua itu mengeluarkan ponsel nya, dia mendial sebuah nomor di sana. " Ya nyonya, nona muda kembali terluka karena tuan Max. Ku harap setelah sadar nanti, nona muda akan memilih untuk meninggalkan tuan Max." Ucap wanita tua itu yang tak lain adalah pelayan pribadi wanita yang tengah terbaring di kasur pesakitan itu.

'Tolong jaga Rain, bi. Secepatnya aku dan Angello akan kembali dan membawa kalian bersama kami lagi.' Ucap wanita di seberang sana dengan sendu.

"Baiklah nyonya, saya akan menunggu kalian datang untuk menjemput kami."

Sambungan telepon terputus, tepat setelah bibi pelayan itu selesai menelepon. Tiba-tiba jari tangan wanita yang tengah terbaring itu mulai bergerak, awalnya bibi pelayan tak menyadari nya namun lama kelamaan bukan hanya jarinya saja yang bergerak, tapi kelopak mata wanita itu juga perlahan mulai terbuka.

Pemandangan yang pertama kali dia lihat bukan lah sebuah pantai dengan angin segar yang menerpa wajah nya, seperti impian nya selama ini. Tapi sebuah ruangan yang di dominasi cat berwarna putih dan juga bau obat - obat khas rumah sakit.

Tatapan nya mulai beralih ke tempat lain, dan kini wanita itu dapat melihat seorang wanita tua yang tengah menatap nya dengan tatapan aneh. "Siapa, dia?" Itulah kata pertama yang terlintas di otak nya.

Tak lama, seorang dokter dan juga beberapa perawat datang, mereka mulai melakukan pengecekan pada tubuh nya. Tapi tunggu, mengapa dirinya berada di rumah sakit? Bukan kah dia ada di pesawat? Tunggu, tunggu. Dia tidak di pesawat, tapi terakhir kali dia tengah di pukuli oleh seorang pria. Tapi siapa wanita ini? Mengapa dia menatap nya seperti itu.

Pemeriksaan sudah selesai, beberapa alat yang menempel di tubuh nya pun sudah di lepas, "Apakah separah itu aku terluka? Kenapa banyak sekali alat-alat yang di lepaskan dari tubuh ku?" Lagi-lagi dia hanya bisa mengungkap kan nya di dalam fikiran nya saja.

"Nona muda, apakah anda menginginkan sesuatu?" Tanya wanita tua itu saat wanita itu terus menerus menatap nya.

"A--ir.." Jawab wanita itu dengan susah payah, ya dia memerlukan air untuk membasahi tenggorokan nya yang terasa sangat kering.

Dengan cepat wanita tua itu mengambil gelas yang sudah berisi air, dia segera membantu wanita itu untuk minum dengan perlahan. Wanita itu langsung menjauhkan gelas itu setelah di rasa cukup.

Kembali, wanita itu menatapi wanita tua itu dengan tatapan lekat, melihat tatapan yang berbeda dari sang nona, tentu saja bibi pelayan itu menjadi salah tingkah. "Apakah nona muda memerlukan hal lain lagi?" Tanya bibi pelayan itu saat wanita itu tak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Siapa kau?" Tanya wanita itu yang tak lain ada Rain.

Mendengar pertanyaan itu dari Rain membuat bibi pelayan terkejut, bahkan mata wanita tua itu seolah akan keluar dari tempat nya. "No--nona.."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!