Spin off DELMAR
Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?
"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
"Lama banget sih, Yang," teriak Aiden yang sudah kelaparan. Sejak tadi dia menunggu Naomi yang sedang membuat nasi goreng di dapur apartemennya.
"Bentar lagi Ay." Sahut Naomi dari dapur sambil mengaduk nasi goreng yang hampir saja siap.
Setelah beberapa menit, akhirnya nasi goreng bikinan Naomi siap juga. Dengan wajah sumringah, cewek itu segera membawa nasgor spesialnya ke ruangan tengah. Disana sudah ada Aiden yang menunggunya sambil membaca juz amma.
"Duduk sini yang." Aiden meletakkan bukunya, menepuk pahanya agar Naomi duduk dipangkuannya.
"Ogah, ntar kamu modus," jawab Naomi sambil menjulurkan lidah kearah Aiden. Naomi memilih duduk di samping Aiden dengan sepiring nasi goreng di tangannya.
"Wangi banget baunya, ak." Aiden membuka mulutnya dengan semangat. Dan Naomipun segera menyendok nasi goreng itu setelah ditiup sebentar.
"Em.... enak banget, rasa cinta." Puji Aiden sambil mengunyah nasi goreng yang berada didalam mulutnya. Membuat senyum seorang Naomi seketika merekah. Dia sudah kenyang gombalan Aiden, tapi tetap saja, tersipu malu setiap cowok itu ngegombal.
"Kamu makan juga dong." Aiden mengambil alih sendok di tangan Naomi, ganti menyuapi gadis itu. Mereka saling suap suapan hingga nasi goreng satu piring penuh ludes tak tersisa.
"Aku bakalan gemuk kalau kita udah nikah nanti yang. Masakan kamu enak banget." Aiden mengusap perutnya yang kenyang.
Menikah? ya, Naomi ingin sekali. Menikah dengan Aiden adalah harapan terbesarnya. Tapi apakah itu mungkin? Apakah orang tuanya akan menyetujui dia dengan Aiden. Rasanya tak mudah untuk mendapatkan restu. Mengingat cowok itu jauh dari tipe menantu idaman orang tuanya.
Masalah Sasa, dia sudah lega karena sempat mau menikah dengan Miko, itu artinya, Sasa mengakui jika dia hamil anak Miko. Tapi pernikahan mereka batal karena Sasa ditangkap polisi. Dia terbukti melakukan penusukan pada Laura. Untuk motifnya, masih belum diketahui.
"Kok diam aja sih, Yang? kamu gak ingin nikah sama aku?" Aiden sambil meraih tangan Naomi lalu menciumnya.
"Aku masih sekolah Ai, masa udah mikirin nikah?"
"Aku tunggu satu tahun lagi. Tahun depan kita nikah ya?"
"Emang syaratnya udah terpenuhi?"
Aiden mengambil juz amma yang ada di atas meja. "Aku sudah hafal bacaan sholat. Sekarang tinggal hafalan surat pendek, gampanglah."
Naomi mencebikkan bibir. "Jangan suka menggampangkan sesuatu."
"Kamu tahu gak, sekarang aku sudah hafal 5 surat pendek," ujar Aiden dengan bangga.
"Ish.... pinter banget sih cowok aku," goda Naomi sambil mengacak acak gemas rambut Aiden. Sebenarnya dia pengen ketawa, tapi takut nanti Aiden tersinggung dan jadi malas belajar. Kalau 5 surat saja sih, sebenarnya anak TK juga bisa, ucapnya dalam hati.
"Jangan pernah lupain janji kamu. Kamu bakalan mau nikah sama aku jika aku bisa jadi imam sholat," gaya Aiden sudah mirip orang yang lagi nagih utang.
Melihat perubahan Aiden, juga kerja kerasnya untuk belajar agama, membuat Naomi tak tega menyurutkan semangatnya. "Ya, aku janji. Tapi, emangnya kamu bisa nafkahin aku. Orang kamu aja baru kuliah. Tahun depan pas aku lulus, kamu masih semester 3, yakin bisa ngasih nafkah?"
"Dih, ngeremihin Kayaknya. Sekaranpun aku bisa nafkahin kamu. Mau bukti?" Aiden menarik turunkan alisnya menggoda Naomi. "Mau disini apa di kamar?" Cowok itu makin mendekatkan wajahnya kearah Naomi, membuat jarak mereka hanya tinggal beberapa senti saja.
"Ihhh.... " Naomi buru buru mendorong dada Aiden. Jantungnya berdegup sangat cepat, dan darahnya berdesir, jangan sampai kewarasannya hilang, bisa gawat. "Yang kamu pikirin itu mulu. Nafkah lahir maksud aku."
"Lupa kamu." Aiden mendorong dahi Naomi dengan telunjuknya. "Aku udah bisa nyari duit dengan jualan design." Ya, Aiden memang berbakat dalam membuat design perhiasan. Awalnya dia sering memajang designnya di sosmed, hingga akhirnya ada perusahaan perhiasan yang sering membeli designnya atau kadang ada orang yang meminta dibuatkan khusus olehnya.
"Kamu udah lihat cincin nikahnya Del sama Killa gak? itu aku yang nge design," ujar Aiden bangga.
"Perasaan mereka nikahnya dadakan, itupun kamu gak tahu, gimana bisa kamu yang bikinin mereka cincin kawin?" Naomi mencebikkan bibir, tak percaya. Aiden memang tak pernah cerita soal itu.
"Delmar baru bikin tak lama ini, bukan pas nikah dulu."
"Oh.... " Naomi mengangguk faham. Delmar memang baru-baru ini saja mulai cinta sama Killa.
"Nanti cincin nikahan kita bakalan lebih bagus dari punya Del." Diam-diam, Aiden sudah mulai mendesing cincin pernikahannya dengan Naomi. "Oh iya, kemarin design kalung ku laku mahal. Ada artis yang membelinya."
"Beberan, Ai?" Naomi tampak kagum.
"Hem." Jawab Aiden sambil mengangguk bangga. "Kamu pengen apa, nanti aku beliin. Mau tas, sepatu atau... " Aiden mengambil dompetnya yang berada diatas meja. "Kamu bawa aja ini. Pin nya tanggal anniversary kita." Dia menyodorkan kartu debitnya pada Naomi. "Isi kartu ini murni uang halal, bukan hasil pemberian papa dari bisnis kotornya. Kamu aja yang pegang."
"Enggak," Naomi menggeleng cepat. "Aku belum berhak dapat ini. Lagian, aku gak butuh itu saat ini, aku cuma butuh, kamu setia sama aku, gak selingkuh lagi." Lanjut Naomi dengan mata berkaca-kaca, mulai terbawa suasana.
Aiden meraih kedua tangan Naomi lalu menggenggamnya. "Aku janji, gak bakal selingkuh lagi. Tapi kamu juga harus janji sama aku."
"Apa?" tanya Naomi sambil menatap wajah Aiden.
"Gak ada yang boleh milikin kamu selain aku. Apapun yang terjadi, Naomi hanya milik Aiden. Hanya milik Aiden." Cowok itu menekankan kata-katanya. "Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
Naomi tersenyum mendengar permintaan konyol tersebut. Tapi dia juga tidak ingin dimiliki siapapun saat ini, kecuali Aiden. Tanpa fikir panjang, dia mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
"I love u , my future wife." Ucap Aiden sambil menempelkan dahinya di dahi Naomi.
"I love u too, my future husband."
Aiden memajukan bibirnya, membuat jantung Naomi berdegup sangat kencang. Saat bibir mereka saling bersentuhan, Naomi merasakan darahnya berdesir. Ini adalah ciuman pertamanya. Matanya terpejam, dan kedua tangannya meremat lengan Aiden saat lidah dan bibir cowok itu, menjelajahi mulutnya.
Ting tong ting tong
Suara bel membuat adegan kissing yang lagi enak-enaknya, terpaksa harus diakhiri.
"Shit, siapa sih ngeganggu aja." Umpat Aiden yang jengkel. Pasalnya susah sekali mendapatkan momen seintim ini dengan Naomi.
"Bukain dulu Ay."
"Ck, males, Yang."
"Gak boleh Gitu, siapa tahu tamunya penting. Gih, buruan buka." Kalau Naomi yang nyuruh, mana berani Aiden menolak.
Dengan langkah malas Aiden berjalan kearah pintu lalu membukanya. Dia mengerutkan kening melihat wanita paruh baya berdiri diambang pintu.
"Ada yang bisa saya bantu tante?" Tanya Aiden penasaran. Pasalnya dia tak kenal dengan wanita itu.
tapi Gpp deh.
terimakasih atas cerita nya Thor, sukses selalu di karya2 berikutnyaa
jadi nom nom