Jaka Satya yang berniat menjadi seorang Resi, diminta Raja Gajayanare untuk bertugas di Sandhi Ponojiwan, yang bermarkas di kota gaib Janasaran.
Dia ditugaskan bersama seorang agen rahasia negeri El-Sira. Seorang gadis berdarah campuran Hudiya-Waja dengan nama sandi Lasmini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perintah Baru?
"Tutup mulutmu!" Satya mendesis.
"Aku hanya berusaha menunjukkan ketololanmu!"dengus Lasmini.
"Kita belum mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi,"cetus Satya.
Lasmini menolehkan kepalanya ke arah Yilmaz yang terkapar kaku.
"Kau akan sia-sia mengorek keterangan dari orang yang mati!!"
Tiba-tiba suara baling-baling balon udara terdengar nyaring dan muncul di balik dinding tembok.
Satya segera berlari di antara kepulan debu dan hempasan angin baling-baling yang menderu, ke arah pesawat balon yang telah mendarat dengan ringannya di halaman belakang kuil.
Satya mengetuk pintu cockpit dengan gagang kerisnya. Pintu terbuka dan awak pesawat yang berhelm membungkuk ke luar.
Satya berteriak keras-keras berusaha untuk mengatasi suara bisingnya mesin.
"Sampaikan kepada pilot agar segera kembali ke kapal induk!"
Wajah awak pesawat balon nampak kebingungan,
Satya kemudian memberikan tanda dengan gerakan tangannya. Baru si awak pesawat menganggukkan kepalanya pertanda mengerti akan maksud Satya.
Namun ia kemudian berteriak,
"Bagaimana dengan penumpang yang harus diangkut"
Rambut Satya kusut masai diterjang angin baling-baling ketika ia menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada!" ia balas berteriak:
"Cepat segera terbang!"
Pintu tertutup kembali dan beberapa detik kemudian dengan lincahnya pesawat balon udara lepas landas dengan suara yang memekakkan telinga.
Pesawat balon udara telah lenyap dari pandangan, dan Satya merasa seakan telah dicampakkan dalam jurang yang berselimut kegelapan.
Ia baru menyadari bahwa Lasmini berdiri di sampingnya ketika gadis itu berkata:
"Firasatku mengatakan bahwa malam ini akan menjadi malam neraka bagi kita Sat!"
Satya tak menjawab namun perasaan dingin seakan menusuk ulu hatinya.
Sekali lagi ia menatap sekeliling halaman belakang kuil kemudian mengayunkan langkahnya menuju pintu yang dilewati Yilmaz.... yang kini tergeletak membeku.
la mendorong pintu kedua dan tiba di
ruangan dalam kuil yang remang-remang. Selanjutnya menuju pintu gerbang ke luar.
Ketegangan seakan memilin tali perasaan Satya. Setiap menit dan jam sangat berarti.
Namun kesabaran, ketelitian dan kewaspadaan sangat diperlukan agar ia dapat ke luar dari Rahbain secara utuh!
Satya menyadari bahwa kini perintah tegas telah dikeluarkan yang berbunyi:
TANGKAP JAKA SATYA DAN MATA-MATA EL-SIRA YANG MENGAKU SEBAGAI ISTERINYA!!!
Mereka berkelok ke kiri, me lanjutkan langkah sejauh blok, kemudian menyeberangi sebuah lorong dan kereta kuda besar tampak di depan mereka.
Cahaya bintang yang redup menerangi sekelilingnya.
...*****...
"Sesuatu tampak bergerak di sana," Lasmini memberitahu pada Satya.
"Di mana?"
"Jendela kedua dari sebelah kiri,"
"Dapatkah kau melihatnya lebih jelas lagi?"
Gadis itu bersandar dengan kedua sikunya pada tanggul parit, sambil mengintai dengan teropongnya ke arah rumah besar milik Puteri Charlotte.
"Ah, sudah menghilang! Namun yang kulihat gerakan seseorang."
"Awasi terus!" ujar Satya.
"Berapa lama lagi kita akan melakukan hal seperti ini?" Lasmini mengajukan pertanyaan.
Ketidak sabaran terlihat dari wajahnya yang bersemu kemerahan terpanggang panasnya udara.
"Mungkin satu jam, atau dua jam. Pokoknya selama yang diperlukan! Aku ingin meyakinkan diri bahwa Charlotte benar-benar sedang sendirian sebelum pergi menemuinya!"
"Bagaimana kalau dua kereta kuda hitam dan putih yang ada di depan rumahnya adalah milik wanita itu?"
"Pokoknya sabar! Berikan teropongnya padaku. Kau istirahat dahulu!"
"Tunggu dulu!" cetus Lasmini.
"Hei, seseorang telah ke luar dari runah... Oh, Pangeran Hatir!"
Ia menoleh pada Satya sambil menyerahkan teropongnya.
Satya mengintai dengan teropong dan tampak perawakan Pangeran Hatir yang tinggi kurus sedang memasuki kereta kuda hitamnya.
"Kau harus membuntutinya, Lasmini" ujar Satya sambil menyerahkan kembali teropong pada gadis itu.
Lasmini menyibakkan rambutnya yang hitam...
"Apakah kau beranggapan Hatir datang ke rumah itu sehubungan dengan hilangnya Puteri Layla?"
"Lantas apa lagi?" Satya balas bertanya.
"Hemm, kukira ia datang khusus untuk mencumbu Charlotte," Lasmini menjawab,
"Huh, dia bukan type pria romantis.
"Cepat jalankan keretamu, Lasmini!" perintah Satya.
Gadis itu kemudian bangkit dan melangkah di sepanjang tepi parit dan menghilang dari pandangan Satya. Dan dia kembali mengawasi ke arah rumah Charlotte.