Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Belas
Keineer memeluk tubuh Eve dengan gerakan lembut supaya tidur gadis itu tidak terganggu. Dalam diamnya Keineer memperhatikan wajah Eve yang terlihat sembab. Jika diperhatikan maka tidak ada yang istimewa dari Evelyn namun entah kenapa gadis belia yang masih berumur sembilan belas tahun tersebut mampu menarik gairah kelelakian Keineer dengan begitu kuat. Bahkan sejak pertama kali melihat.
Bahkan hanya demi pelayan murahan seperti Eve untuk yang pertama kalinya seorang Keineer Revelton menghianati sang istri yang begitu ia cintai.
... ---...
Flashback on
"Tuan sudah pulang?" tanya Eve dengan bodohnya.
"Jika aku ada disini berarti aku sudah pulang." Keineer merah pinggang Eve dan mengendus leher gadis itu.
"Biasakan menyambut kekasihmu dengan senyuman, Sayang."
Eve mengangguk lemah, tubuhnya meremang seketika.
"A-aku akan menyiapkan air untuk Tuan." Eve mencoba melepaskan diri tapi siapa sangka ternyata Keineer malah mempererat pelukannya.
"Diam disini, kau bukan pelayanku Eve. Kau ini ke-ka-sih-ku!" Keineer sampai mengeja ucapannya supaya Eve mengerti.
Lagi-lagi hanya anggukan di kepala yang Eve berikan sebagai jawaban. Keineer menghela nafas panjang, gadis itu terlalu kaku. Dan Keineer akan membuatnya bertekuk lutut.
Keineer memperhatikan Eve dari ujung kaki sampai ke ujung rambut, penampilan Eve malam ini cukup simple. Bergaun tidur polos dengan rambut panjang yang dicepol ke atas memperlihatkan leher mulusnya yang jenjang. Jakun Keineer naik turun dibuatnya.
"Temani aku mandi."
"A-aku sudah mandi, Tuan."
"Aku tidak pernah menerima bantahan!" ketus Keineer.
"Ada apa? Kenapa tubuhmu gemetar, Sayang?"
Eve menggelengkan kepalanya sumpah demi apapun sekarang dia sedang merasa ketakutan.
"Aku tidak akan menggigit jadi jangan takut." ucap Keineer lembut tapi lebih terkesan menyeramkan di telinga Eve.
Mau tidak mau Eve pun menurut, sekarang tubuhnya sudah setengah telanjang karena Keineer merobek gaun tidurnya. Ingin sekali Eve menangis karena malu.
"Kemarilah, tidak perlu ditutupi seperti itu aku sudah melihatnya kemarin." ucap Keineer yang sudah berada di dalam bathup.
Lama menunggu tapi Eve masih diam di tempatnya membuat amarah Keineer naik ke ubun-ubun karena merasa tidak dihargai, "Jangan membuatku marah, Evelyn!"
Eve tersentak kaget untuk yang pertama kalinya Keineer memanggil namanya dengan lengkap.
"Jangan lupa, aku bisa mengunjungi ibumu kapan saja jika kau melawanku!"
Mendengar ibunya disebut tentu Eve tidak berdaya, Eve mendekat lalu ikut bergabung bersama Keineer dan duduk tepat di atas pangkuannya. Akhirnya kulit bertemu kulitpun terjadi.
Keineer melingkarkan tangannya di perut langsing kekasihnya, hidungnya kembali mengendus leher Eve bahkan melumatnya perlahan sampai membuat gadis itu menggigit bibirnya karena menahan sesuatu.
"Mendesaahlah." bisik Keineer lembut.
"Ja-jangan Tuan!" tolak Eve.
Sebagai pria yang sudah berpengalaman Keineer bisa meranggsang Eve dengan mudah. Gadis itu tidak sadar jika kedua benda yang menutup bagian sensitifnya sudah hilang entah kemana.
Keineer menyusu bagaikan seorang bayi, sebelah tangannya ia gunakan untuk meremas bagian lain.
Eve sudah tidak bisa mengontrol diri, gadis yang semula menolak justru terus mendesah yang mana membuat Keineer semakin gencar bermain. Pedang tumpulnya sudah berdiri sedari tadi tapi Keineer sama sekali tidak berniat untuk memasuki Eve.
Eve menggelinjang saat hampir mencapai puncak tapi seperti kemarin Keineer malah berhenti dan tidak membiarkan hal itu terjadi. Kedua mata Eve yang semula tertutup sekarang terbuka lebar, jelas dari tatapan matanya menunjukan kata memohon. Untuk yang kedua kalinya Eve merasa kecewa seperti ini.
"Tuan.." lirih Eve.
"Aku akan menyelesaikan mandiku."
Mata Eve terasa panas, dia merasa terhina sekarang. Kenapa Keineer melakukan ini padanya? Gairahnya benar-benar dipermainkan. Di satu sisi dia menolaknya tapi di sisi lain dia juga menginginkannya dan Eve akui jika dia memang sangat murahan!
Tanpa berbicara Eve berlari keluar dengan air mata yang mengalir deras dari sudut matanya. Keineer menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Flashback off