Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28.
.
.
.
Aleta pun sudah selesai memasak dan menghidangkan nya pada Ars. Ars tersenyum melihat makanan didepan matanya. Nampak menyelera kan.
"Silakan, aku tau kamu belum makan sejak tadi," kata Aleta.
"Tau darimana?" tanya Ars.
"Dari cara kamu bertarung," jawab Aleta.
"Ya aku kurang konsentrasi," kata Ars jujur.
Ars menatap lekat kearah Aleta, wajah cantik yang sudah terukir di hati Ars sejak kecil. Aleta yang sedang menunduk sedikit ketika makan pun mendongak.
"Ada yang aneh?" tanya Aleta.
Ars menggeleng, "tidak."
"Lalu mengapa menatapku seperti itu?" tanya Aleta.
"Kamu terlalu cantik, tidak ada bandingannya bagiku," jawab Ars.
"Biasa aja, diluar sana masih banyak kok wanita yang lebih cantik. Lagi pula kecantikan seorang wanita itu beda-beda," kata Aleta.
Para pelayan dan koki hanya memuji mereka berdua adalah pasangan yang cocok. Tidak ada yang berani mencela mereka.
"Pacaran terus, tolonglah hargai kami yang jomblo ini," ucap Dara yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.
"Makanya cari pacar sana, biar gak jomblo lagi," jawab Ars.
"Teman kamu boleh juga," kata Dara.
"Siapa?" tanya Aleta.
"Yang sering kesini," jawab Dara.
Aleta dan Ars saling pandang. Lalu saling kode.
"Hahaha, aku cuma bercanda, serius amat," kata Dara akhirnya.
"Dia asisten pribadiku, dia menyukai Nia kayanya," jawab Ars.
"Aku sudah tau, sering memergoki mereka berduaan," jawab Dara.
"Cari cowok lain lah," kata Aleta.
"Belum ada yang cocok, aku mau cowok yang bucin sama aku pengertian dan sayang serta cinta," jawab Dara.
"Yang namanya bucin sudah pasti dia cinta, ada-ada saja kamu," kata Aleta.
Mereka mengobrol, Ars sampai lupa untuk kembali ke kantor. Tidak terasa sudah pukul 5 sore. Sementara restoran tersebut akan tutup sampai jam 7 malam.
Setelah selesai makan, Aleta pun berniat untuk pulang. Karena pekerjaannya sebagai pengantar makanan sudah selesai.
Ars tetap mengikuti Aleta pulang dan memastikan Aleta selamat sampai rumah. Aleta dengan motornya dan Ars dengan mobilnya. Ars tidak mau Aleta kenapa-kenapa nantinya.
"Beruntung banget ya Aleta, dapat cowok kaya plus tampan," ucap si A.
"Wajarlah, Aleta cantik meskipun pekerjaan tidak beda jauh dengan kita," jawab si B.
"Jangan bicarakan orang, lebih baik kita fokus pada pekerjaan," ucap si C.
Mereka pun berhenti bergosip dan melanjutkan pekerjaannya masing-masing. Biasanya kalau malam ramai yang datang, restoran tutup jam 9 malam. Tentu saja Aleta akan membayar mereka lebih. Tapi melalui Dara sang manager.
Sementara Aleta masih dalam perjalanan menuju pulang ke rumahnya. Aleta mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, karena ia juga tidak terlalu terburu-buru.
Aleta berhenti saat melihat seorang anak kecil menangis. Ars yang melihat Aleta berhenti juga menepikan mobilnya. Ars memperhatikan Aleta yang menghampiri anak itu. Saat Aleta mendekat ternyata ibu dari anak itu pingsan. Ars segera keluar dari mobil dan menghampiri mereka.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Ars.
"Cepat angkat dan bawa kerumah sakit," titah Aleta. Ars segera mengangkat tubuh wanita itu yang terkulai lemah.
Sementara Aleta membawa anak kecil itu. Anak yang baru berusia 5 tahun. Aleta menepikan motornya dan mengambil kuncinya. Kemudian masuk kedalam mobil Ars. Beruntung Ars membawa mobil yang muat untuk beberapa orang.
Ars melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, anak kecil yang belum pernah naik mobil terlihat ketakutan. Aleta dengan sigap memeluk anak itu.
"Jangan terlalu laju Ars, anak ini ketakutan," ucap Aleta.
"Maaf, aku panik," jawab Ars.
Tidak berapa lama mobil Ars tiba di rumah sakit. Ars segera menggendong wanita itu dan memanggil suster.
Suster segera berlari membawa brankar untuk pasien.
Wanita itu pun segera dibawa keruangan UGD.
Bersamaan dengan itu, Cahaya dan Ram baru saja menjenguk Fay, mereka berencana untuk pulang.
"Ada apa sayang? Siapa yang sakit?" tanya Cahaya.
"Gak tau Bun, saat Ale mau pulang ada anak menangis dipinggir jalan. Setelah Ale lihat ternyata ibu anak ini pingsan," jawab Aleta.
"Ya, sudah bunda sama ayah mau pulang dulu. Dari tadi belum pulang, sehabis makan siang bunda dan ayah kesini lagi," kata Cahaya.
"Bagaimana dengan Fay, Bun?" tanya Aleta.
"Sudah lebih baik, mungkin besok Fay akan bunda bawa kerumah kita untuk sementara," jawab Cahaya.
"Bagaimana dengan Al?" tanya Aleta lagi.
"Anak itu, bilang tidak punya perasaan. Tau-tau kepergok mencium kening Fay ketika ia tidur," jawab Ram angkat bicara.
"Pffff ...." Aleta menahan tawanya.
Ya, Aldebaran ketahuan oleh Gerald dan Ram saat ia mengecup kening Fay. Saat keduanya ingin masuk dan Aldebaran tidak menyadari itu. Kemudian keduanya berpura-pura tidak tahu agar Aldebaran tidak merasa malu.
"Kenapa sayang?" tanya Ars.
"Gak apa-apa," jawab Aleta.
"Ayah, Bunda!" sapa Ars kemudian mencium tangan kedua orang itu.
"Jaga putriku baik-baik, awas kalau kamu macam-macam dengannya," pesan Ram, tapi sedikit mengancam.
"Tidak berani Yah, yang ada aku dibuat perkedel olehnya," jawab Ars.
"Iya, anak Bunda memang kasar orangnya, tapi hatinya lembut," ucap Cahaya.
"Itu yang aku suka darinya, Bun," jawab Ars.
"Kami pulang dulu, nanti kemalaman," kata Cahaya.
Kemudian pasangan suami istri itupun segera berlalu dari situ. Tidak berapa lama Dokter yang memeriksa wanita itupun keluar. Saat ini Ars sedang mengurus administrasi untuk wanita itu.
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Aleta.
"Pasien tidak apa-apa, hanya kelelahan dan tidak makan seharian," kata dokter.
"Syukurlah dok," ucap Aleta.
"Kalau begitu saya pamit, pasien sebentar lagi akan dipindahkan keruang perawatan," kata dokter.
Ars sudah selesai mengurus administrasinya. Dan wanita itupun segera dibawa keruang perawatan. Saat ini keadaannya belum sadarkan diri.
Aleta pergi kekantin membeli makanan untuk anak itu. Mendengar perkataan dokter yang mengatakan bahwa wanita itu tidak makan seharian membuat Aleta terasa terenyuh.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Ars.
"Tidak apa-apa, hanya kecapean dan kurang makan," jawab Aleta.
Melihat anak itu makan dengan lahap, tidak terasa airmata Aleta menetas. Hatinya terasa pedih melihat pemandangan itu.
"Makan yang pelan, ya," kata Aleta sambil mengelus rambut anak itu.
"Enyyak kak," kata anak itu karena mulutnya penuh makanan.
"Enak? Makan ya," Aleta menyodorkan air minum kemasan botol kepada anak itu.
"Siapa namamu?" tanya Aleta.
"Arbani kak," jawab anak itu.
"Wah namanya bagus," puji Aleta.
Kini mereka sudah berada didalam ruangan perawatan, dan wanita itu masih belum sadarkan diri dengan jarum infus tertancap ditangannya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa ibumu bisa pingsan?" tanya Ars.
"Aku dan ibu diusir oleh nenek, katanya ibu penyebab ayah meninggal," jawab Arbani.
Aleta memandang Ars kemudian ia beralih ke Arbani. Aleta kemudian memeluk anak itu.
"Kasihan banget kamu, sayang," kata Aleta.
Arbani hanya terdiam saat Aleta memeluknya.
Bocah kecil itu hanya bisa menangis saat melihat ibunya dibawa UGD.
.
.
.
ada aja tingkahnya 🤣🤣
ini kedua x nya aq kesini, saking sukanya dg karakter Aleta dan Ars /Grin//Grin/
suksess y thor...