Nb: tidak untuk anak kecil, jadi yg dibawah umur, sebaiknya Diskip🙏
Azer Ashford adalah tuan muda yang berasal dari keluarga duke yang disegani di kekaisaran. Dia terlahir dengan paras yang sempurna, kemudian mekar menjadi bunga yang rusak.
Dia adalah, kecantikan kekaisaran, tapi disaat yang sama, tanpa sepengetahuan siapapun, dia adalah seorang pria yang sangat menikmati hubungan badan.
Suatu saat, dia meniduri istri dari sang kaisar, atau bisa dibilang ratu kekaisaran. dia tertangkap oleh para prajurit kemudian berakhir di penggal.
berpikir bahwa kehidupannya sudah berakhir, Azer yang kepalanya dipenggal, dia tiba tiba berada di dunia yang berbeda. Sebuah dunia, dimana gedung gedung tinggi berada, kendaraan yang memiliki dua dan empat ban, hingga akhirnya kendaraan yang memiliki kemampuan untuk terbang.
Azer tiba di dunia modern.
Dengan bekal sistem yang dia aktifkan, Azer memutuskan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, hanya dengan beberapa wanita pilihannya saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Helena
Setelah itu, sebulan telah berlalu. Begitu banyak hal telah berubah dalam waktu satu bulan itu.
Dimulai dari Amelia yang akhirnya bisa hidup bebas dan mandiri. Dia telah memulai karirnya sebagai seorang aktor di sebuah teater sebulan lalu, tapi dengan mudah dia mendapatkan popularitas yang sangat luar biasa hanya dalam satu drama.
Popularitas nya menyebar bagaikan api yang menjalar, awalnya dia hanya sangat populer dalam kota Adamant, tapi perlahan-lahan prestasinya menyebar hingga ke luar kota.
Dia dikenal dengan sebutan Vindeshaa, mengingat karakter yang dia perankan. Karakter antagonis yang menyedihkan dan lemah lembut, Amelia dikenal dengan kesan itu.
Awal debutnya dia berhasil menarik perhatian semua orang dengan penampilan nya yang cantik dan memukau, tapi pada saat bagian aktingnya, dia mendapatkan hati dari semua penonton dengan begitu mudah.
Penghasilan Amelia menjadi memuncak, menjadikannya sebagai rokie terbaik sebagai seorang aktor pemula.
Lalu, beberapa hal lainnya yang telah berubah.
«Menampilkan Status Tuan»
»Nama: Azer Ashford.
»Usia: 26 Tahun.
»Poin Hs: 4470Phs.
»Keterampilan: «Menggoda» «Tatapan Bergairah»
»Kekayaan: 428.926.00 Kredit.
«Ketuk Untuk Membuka Toko»
Duduk di atas ranjang dengan pakaian yang sederhana, Azer memperlihatkan senyuman yang menawan di wajahnya saat menatap layar transparan itu.
“Dengan ini, aku bisa punya rumah sendiri.“
Sudah dua bulan lebih Azer menumpang di mansion milik keluarga Helena. Azer tidak bisa merepotkan yang lainnya terus menerus, hingga akhirnya dia mengatakan pada keluarga tersebut bahwa dia akan pergi besok.
Azer membutuhkan rumah untuk dirinya sendiri.
—Ketuk.
Suara ketukan pintu terdengar, membuat Azer berbalik dan melirik ke pintu kamar itu. Ini sudah larut malam, jadi Azer merasa heran tentang siapa yang datang jam segini?
Sambil mendekati pintu itu, Azer membukanya.
“Helena?“
Azer tidak bisa menatap gadis itu dengan heran. Helena menatapnya dengan sedih, piyamanya yang tipis memperlihatkan sebagian lekukan tubuhnya yang halus dan indah.
Saat itu tanpa mengatakan apapun, Helena melangkah masuk ke dalam kamar Azer.
Azer membiarkan Helena masuk, lagipula dia bukanlah pemilik dari kediaman ini untuk bisa bersikap bebas.
Helena menatap ruangan itu sejenak dengan diam, tatapannya kemudian tertuju pada Azer.
“Azer, kamu mau pergi besok?“
Melihat ekspresi sedih Helena, Azer bisa menebak beberapa hal yang sepertinya sedang terjadi. Azer mengangukkan kepalanya kemudian dia tersenyum kepada Helena dan mendekatinya:
“Ya, aku sudah punya pemahaman yang cukup tentang dunia luar, jadi aku tidak bisa merepotkan keluarga kamu lebih lama.“
Saat mengatakan itu, wajah Helena tanpa berkerut. Azer hanya diam, kemudian dengan lengah Azer merasakan tubuhnya terjatuh.
—Brugh!!
“Huh?!“
Suara heran Azer menggema di udara, dia menatap Helena yang mendorongnya, kemudian menindih tubuhnya dari atas.
Wajah sedih Helena masih melekat diwajahnya, tapi yang lebih parahnya, Azer bisa merasakan sentuhan tubuh Helena pada tubuhnya.
Azer tanpa sadar meneguk salivanya, berusaha untuk tetap tenang dari godaan yang mengerikan itu.
“Helena? Apa ada yang salah?“
Helena tetap diam, kepalanya kemudian tertunduk, menutup wajahnya yang muram dengan dada Azer.
“Azer.“
Tidak lama, suara Helena keluar, itu hanya menyebutkan nama Azer. Tapi, ada sesuatu yang aneh pada Helena.
Azer mendapati dirinya terdiam membeku, saat ini nafas Helena terasa begitu berat di dada Azer. Tubuhnya benar benar panas dengan keringat yang tampak mulai mengalir dari tubuhnya.
Sentuhan jari jemarinya yang lembut, membangkitkan suatu perasaan pada tubuh Azer, saat itu tatapan Azer bertemu dengan Helena yang terlihat sangat menggoda.
Wajahnya sangat cantik, keringat terus mengalir di wajahnya yang memerah. Pupil matanya yang biasanya besar sedikit menyipit hingga memperlihatkan kedewasaan yang menggoda.
'Sialan.'
Tanpa sadar Azer mengumpat pada dirinya saat dia memutar tubuh Helena. Kini Azer berada di atas Helena.
Helena terbaring telentang di atas kasur, kedua tangannya berada di atas kepalanya, memperlihatkan lekukan tubuhnya dengan sangat jelas. Nafasnya yang terengah-engah semakin membuat Azer kehilangan kendali.
Tapi, Azer bisa mengendalikan dirinya.
'Tidak bisa seperti ini, aku tidak bo—'
Atau begitulah yang dipikirkannya setelah mendengar ucapan Helena selanjutnya;
“Azer, lanjutkan…”
Azer membeku beberapa saat, dia tidak bisa menahan yang itu, godaan itu terlalu kuat.
“Haa…”
Tanpa sadar, Azer mengeluarkan nafas yang panjang saat keringat dingin mulai mengalir dari wajahnya.
Sudah terlambat untuk mundur.
—Chup.
Di atas ranjang yang bersih itu, Azer merasakan sensasi lembut di bibirnya, lidahnya bergulat dengan sesuatu yang basah, bergerak dengan liar.
“Nnh..mmh..nnahh..“
Suara desahan yang pelan terus terdengar, suara yang sangat halus dan lembut, memberikan perasaan yang candu bagi Azer.
Tanpa sadar, Azer terus mencumbui Helena tanpa henti, hanya demi mendengarkan suara desahan yang terdengar imut itu.
Merasa terdesak, Helena mencengkram punggung Azer dengan jari jemarinya, dia sangat suka dengan ciuman itu, tapi dia juga merasa sangat kewalahan karena pengalaman pertamanya.
Setelah beberapa saat, Azer akhirnya menghentikan itu. Dia menatap Helena sejenak, gadis itu tampak malu ketika dia mengangkat lengannya untuk menutup matanya.
Azer tersenyum tipis, dia membiarkan Helena melakukan itu, dan segera Azer menurunkan kepalanya dan bibirnya menyentuh permukaan dari leher Helena.
“Ah!“
Suara desahan yang diiringi dengan tubuh Helena yang terkejut terdengar begitu menyenangkan bagi Azer, dia mulai melakukannya lebih banyak lagi.
Mencium bagian bagian tubuh Helena, sebelum akhirnya tangannya bergerak dan menyentuh dada Helena yang terasa begitu lembut dan halus.
—Sret..!
Azer tidak puas, jadi dia membuka baju Helena, memperlihatkan tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat.
Keindahan itu menciptakan rangsangan yang lebih bagi Azer. Tangannya terus meremas dada Helena, sementara Helena terus mengerang tanpa henti, memutar kepalanya kesana dan kesini, tubuhnya juga tampak bergetar beberapa kali.
“Hyah! A-azer!“
Saat itu, Helena tampak sedikit menjerit, Azer tidak peduli. Tangannya saat ini terasa begitu basah dan hangat ketika berada di bagian dalam Helena.
Tubuh Helena menggeliat atas reaksi dari tangan Azer yang terus mengacak-acak lubang di bawah perutnya.
“Hah! Se-sebentar! Huaahh— A-azer!“
Meski Helena tampak ingin berhenti, Azer tidak melakukannya karena dia bisa merasakan milik Helena yang semakin menjemput dan basah, menyedot jari Azer yang mencoba untuk keluar.
Tubuh Helena menikmati sentuhan itu.
Karena itu, Azer tidak berhenti dan terus menggerakkan jari jemarinya, maju kemudian mundur hingga beberapa kali dia menusuk ke beberapa titik tertentu.
Dibawah tekanan kenikmatan yang sangat luar biasa itu, Helena terus menjerit dengan desahan yang tertahan, tubuhnya bergetar karena kenikmatan.
Hingga akhirnya.
Tubuhnya kembali bergetar dengan getaran yang sangat hebat, punggungnya melengkung, dan suara desahannya melengking dengan keras.
“AHHHNNGG!!“
Begitulah Helena mencapai puncaknya hanya dengan jari jemari Azer. Dia merasa puas, sangat sangat puas, sambil membuka matanya, Helena menatap Azer.
Wajahnya kemudian membeku.
“Tu-tunggu! Apa kita akan melakukannya lagi? He-hei! A-azer!!!“
Tapi sayangnya, dia benar benar sudah tidak bisa mundur lagi.
***