Brahma Satria Mahendra merasa lelah dengan banyak wanita yang terus mendekati serta mengejarnya. Kedua orang tuanya terutama sang ibu sering kali mendesaknya untuk segera menikah. Pernah mencintai dan berpacaran cukup lama dengan sahabatnya sejak SMA bernama Ajeng Notokusumo. Namun hubungannya kandas di tengah jalan karena Ajeng memilih fokus kuliah dan mengejar cita-citanya di luar negeri. Membuat hati Brahma tumpul dengan yang namanya cinta.
Brahma menyodorkan sebuah kontrak pernikahan pada gadis asing bernama Starla yang baru ia kenal di stasiun. Takdir membawa keduanya dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Hanya sekedar rasa tanggung jawab semata. Tanpa sengaja Brahma telah mengambil kesucian Starla yang dikenal sebagai primadona gang Ding Dong sekaligus klub malam ternama yakni Black Meong, karena pengaruh obat dari seseorang. Tanpa Brahma tahu, hidup Starla tak lama lagi.
Bagaimana kehidupan pernikahan kontrak mereka selanjutnya yang tak mudah ?
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Acara Pembukaan Butik Milik Ajeng
Beruntung sejak malam kedua dari hotel sekitar dua minggu yang lalu, Brahma dan Starla sudah memutuskan untuk tidur di dalam kamar yang sama yakni di kamar utama. Alhasil semua barang pribadi Starla sudah dibereskan dari kamar tamu lalu berpindah ke kamar utama. Kini kamar tamu tersebut ditempati oleh Arjuna dan Bening.
Brahma meminta izin cuti mendadak pada atasannya karena orang tuanya datang. Niat hati mendadak balik lagi ke rumah untuk mengabarkan pada sang istri jika orang tuanya sedang perjalanan menuju ke rumah mereka agar Starla memainkan perannya dengan apik.
Brahma tak ingin kedua orang tuanya curiga. Akan tetapi, kepulangannya yang mendadak justru berakhir Brahma membuat Starla berkeringat kembali. Parahnya kini gara-gara perkara lupa mengunci pintu, sehingga sang papa memergokinya tengah asyik bercinta dengan Starla.
Arjuna dan Bening kini tengah istirahat siang di kamar tamu kediaman Brahma.
"Mama sudah lihat sendiri kan kalau Brahma sama Starla baik-baik saja walaupun Ajeng berada di dekat mereka. Mama jangan terlalu khawatir. Papa yakin kalau Brahma itu tipe pria setia sepertiku,"
"Setia apa dulu nih, Pa? Setia dalam arti yang sebenarnya atau setia yang artinya selingkuh tiada akhir?" sungut Bening.
"Astaga, masa setia yang selingkuh tiada akhir sih, Ma. Kalau sampai Brahma selingkuh di belakang Starla, Papa akan suruh atasannya buat kirim dia ke daerah konflik sekalian biar jauh sama Ajeng."
"Selingkuh zaman modern sekarang itu banyak, Pa. Beda dengan zaman kita atau orang tua yang hidup di masa lampau yang teknologi belum serba canggih seperti sekarang ini. Berbalas pesan teks atau chat dengan wanita lain di luar urusan pekerjaan yang saling terkait, terlebih wanita itu mantan kekasih sudah bisa disebut selingkuh loh, Pa. Nama kekiniannya itu selingkuh online. Apalagi istrinya gak tahu karena suami menutupinya. Masih banyak tipe selingkuh yang lain yang sedang marak terjadi di luar sana, Pa."
"Zaman purbakala dulu berarti selingkuhnya masih mode gaptek ya, Ma." Arjuna berkelakar.
"Ishh, Papa! Nyebelin banget deh!" seru Bening seraya mencubit gemas lengan Arjuna.
"Auchh! Papa tolong. Putrimu melakukan K D R T padaku. Huhu..."
"Idih mantu pakai acara ngadu ke mertua segala yang sudah tenang dan bahagia di sur*ga. Konsepnya ini bagaimana, Ndan? Tolong dijelaskan secara detail," ledek Bening.
"Konsepnya, aku lagi pengin bikin adiknya Bisma. Yuk bikin, Ma." Arjuna pun langsung mendekap erat tubuh istrinya di atas ranjang.
Seketika ingatan Arjuna kembali terngiang atas suara horor pagi tadi di kamar Brahma dan Starla. Bening hanya memutar bola matanya jengah melihat tingkah me_sum suaminya itu yang tak pernah ada habisnya terutama saat bersamanya di dalam kamar.
Siang b0long begini sekarang giliran bapaknya yang tak mau kalah sama putranya. Alhasil Bening hanya bisa pasrah di bawah kungkungan daksa tegap Arjuna. Cukup satu ronde karena mereka berdua masih jet lag. Jika dipaksakan lebih dari satu ronde, khawatir pingsan karena faktor usia.
☘️☘️
Hari ini adalah hari pembukaan butik milik Ajeng. Cabang pertama di kota tempat tinggal Brahma dan Starla. Rendra dan Luna selaku orang tua Ajeng, turut hadir di acara pembukaan butik milik putri tunggal mereka tersebut. Sedangkan Starla datang ke sana bersama mertuanya.
Rendra dan Luna juga mengundang Arjuna serta Bening untuk hadir di acara tersebut. Ajeng awalnya cukup terkejut melihat kedatangan Arjuna dan Bening. Ia tak menyangka jika orang tuanya juga mengundang kedua orang tua Brahma.
Ajeng berusaha tetap tenang dan bersikap profesional. Ia menyapa hangat kedua orang tua Brahma.
"Brahma ke mana, Om?" tanya Ajeng seraya kepalanya celingukan karena tak melihat batang hidung mantan kekasihnya itu.
"Brahma lagi dinas, Nak. Jadi enggak bisa datang ke acaramu. Enggak apa-apa kan kalau cukup kami bertiga yang mewakili untuk hadir di sini?"
"Oh, tidak apa-apa Om. Aku seneng banget karena Om Juna dan Tante Bening sudah jauh-jauh mau bertandang ke sini demi pembukaan butik baruku,"
"Semoga sukses ya, Nak." Arjuna memberikan selamat dan doa yang tulus atas keberhasilan Ajeng dalam karirnya sebagai perancang busana yang terbilang sukses.
"Aamiin..."
"Makasih banyak, Om."
"Sama-sama, Nak."
Lalu Bening dan Starla turut mengucapkan selamat pada Ajeng. Mereka semua duduk bersama di tempat duduk khusus VIP sambil melihat beberapa model yang tengah berpose dengan memakai busana rancangan terbaru dari Ajeng.
Tepuk tangan meriah diberikan banyak orang yang hadir di sana untuk Ajeng Notokusumo. Setelah itu, Ajeng melakukan foto bersama beberapa kolega pentingnya. Tak lupa ia juga berniat mengabadikan foto dirinya dan kedua orang tuanya dengan orang tua Brahma dalam satu tangkapan layar yang sama dari juru potret profesional yang sengaja diundangnya untuk membantunya dalam acara pembukaan butiknya kali ini.
Starla yang merasa rendah diri di tengah orang-orang kelas atas di acara Ajeng, ia meminta izin pada ibu mertuanya untuk pergi ke toilet sejenak. Terlebih saat ini dadanya terasa sesak. Starla sebenarnya tipe orang yang kurang begitu menyukai suasana yang ramai dengan banyak orang. Ia lebih suka suasana yang tenang dengan sedikit orang yang ada di sekitarnya. Starla juga tipe introvert alias pribadi yang tertutup.
"Ma, Lala mau ke toilet sebentar ya."
"Apa mau Mama temenin?" tawar Bening.
"Enggak perlu, Ma. Lala bisa sendiri,"
"Ya sudah, hati-hati."
Starla pun tersenyum hangat pada ibu mertuanya itu yang selalu memberikan perhatian tulus khas seorang ibu kandung padanya.
Ekor mata Ajeng tengah melihat Starla pergi ke arah toilet. Ia pun tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membuat Starla merasa terkucilkan di acaranya yang memang berisi orang-orang kelas atas. Ajeng berhasil melakukan foto bersama dengan orang tua Brahma tanpa adanya Starla di dalam foto tersebut.
"Kamu belum tahu siapa Ajeng maka sekarang perlahan akan aku tunjukkan kekuatanku dan merebut Brahma agar kembali ke pangkuanku. Pelan tapi pasti, aku akan menang darimu," batin Ajeng seraya ekor matanya melihat Starla berjalan menuju ke arah toilet.
☘️☘️
Luna, Rendra, Arjuna dan Bening tengah duduk bersama di meja yang sama sambil berbincang hangat. Mereka lebih membahas tentang masa-masa muda mereka dahulu.
Ajeng sengaja pergi meninggalkan meja para orang tua karena dia hendak menyusul Starla. Pintu depan toilet wanita tak menutup dengan sempurna. Langkah Ajeng seketika terhenti kala tanpa sengaja dirinya melihat dari celah pintu yang terbuka, Starla dalam posisi berdiri di depan wastafel yang ada di toilet wanita. Lalu Ajeng melihat Starla mengeluarkan botol minum ukuran mini dari dalam tasnya berikut sesuatu seperti obat. Lantas dengan segera Starla memasukkan obat itu ke dalam mulutnya dan menelannya.
"Dia minum obat apa itu?" batin Ajeng penasaran.
Seketika Ajeng dengan cepat mendorong gagang pintu toilet wanita hingga pintu terbuka.
Ceklek...
Bersambung...
🍁🍁🍁