Andrian, seorang pria sukses dengan karir cemerlang, telah menikah selama tujuh tahun dengan seorang wanita yang penuh pengertian namun kurang menarik baginya. Kehidupan pernikahannya terasa monoton dan hambar, hingga kehadiran Karina, sekretaris barunya, membangkitkan kembali api gairah dalam dirinya.
Karina, wanita cantik dengan kecerdasan tajam dan aura menggoda yang tak terbantahkan, langsung memikat perhatian Andrian. Setiap pertemuan mereka di kantor terasa seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Tatapan mata mereka yang bertemu, sentuhan tangan yang tak disengaja, dan godaan halus yang tersirat dalam setiap perkataan mereka perlahan-lahan membangun api cinta yang terlarang.
Andrian terjebak dalam dilema. Di satu sisi, dia masih mencintai istrinya dan menyadari bahwa perselingkuhan adalah kesalahan besar. Di sisi lain, dia terpesona oleh Karina dan merasakan hasrat yang tidak terkonfirmasi untuk memiliki wanita itu. Perasaan bersalah dan keinginan yang saling bertentangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Bab 19: Pergolakan Hati
Andrian menatap layar laptopnya, meski sesi meeting dengan klien sudah usai, pikirannya masih terjebak dalam kerumitan situasi yang dihadapi. Bukan hanya berurusan dengan dokumen dan angka-angka yang harus dipresentasikan, namun lebih dari itu, ada rasa mencekam tentang apa yang harus dibicarakan setelah semua ini.
Setelah klien meninggalkan ruangan, Andrian merapikan barang-barangnya dengan hati yang berat.
"Pak, bisakah kita bicara sebentar?" ungkap Kirana, suaranya sedikit bergetar, mencerminkan keseruan yang sekaligus menakutkan.
Andrian menatapnya dengan mata yang penuh pertanyaan. "Tentu, ada yang ingin dibicarakan?" Dia mengaku senang dengan perhatian Kirana, namun di dalam hati, dia merasakan ketegangan yang sama.
Mereka beranjak meninggalkan ruang meeting menuju sebuah kafe kecil di dekat kantor. Suasana di kafe kala itu seakan menyelimuti mereka dari dunia luar, sebuah tempat yang sempurna untuk membahas hal yang bisa mengubah hidup mereka. Aroma kopi yang rich dan pastry yang fresh menambah kehangatan suasana, namun bukan tanpa rasa cemas yang menyelubungi hati Andrian.
Dalam momen krusial ini, Kirana merasa perlu untuk mendapatkan kepastian akan status hubungan mereka, sementara Andrian, terbelenggu oleh status pernikahannya dengan Melinda, berada di persimpangan jalan antara cinta baru dan komitmen yang sudah ada.
Kirana, dengan kecerdasan dan pesonanya, selalu mampu menarik perhatian Andrian. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa ketidakpastian mulai menghantuinya. Keinginan untuk mendapatkan kepastian menjadi mendesak.
"Andrian," katanya dengan tatapan serius.
"apakah kita akan melanjutkan hubungan ini, atau sebaiknya semua diakhiri saja?" Suara Kirana bergetar, mencerminkan kecemasan yang menggerogoti hatinya.
Andrian, yang masih terperangkap dalam kasih sayang yang rumit dengan Melinda, merasakan dilema yang berat. Di satu sisi, dia mencintai Kirana dan melihat masa depan bersamanya, di sisi lain, dia tak bisa mengabaikan ikatan pernikahannya yang sah. Dalam benaknya, Andrian berusaha menemukan jalan keluar yang tidak melukai siapapun—terutama Kirana, yang selama ini telah mempercayakan perasaannya padanya.
"Tapi Kirana," jawab Andrian dengan nada penuh penyesalan. "Saya ingin menikahimu. Namun, saya juga tidak bisa begitu saja menceraikan Melinda. Ini bukan hanya tentang kita. Ini tentang tanggung jawab dan komitmen yang saya miliki."
Kirana merasa hatinya remuk. Pernyataan Andrian justru menguatkan keraguan dalam dirinya. "Apa kamu serius? Apakah kamu menganggap saya akan menerima situasi ini? Menjadi istri kedua tanpa status yang jelas?" Suara Kirana keras, dipenuhi keputusasaan.
Andrian terdiam, merasakan beratnya kata-kata yang baru saja Kirana ucapkan. Dia merasa terjebak dalam labirin emosional yang diciptakan oleh pilihan-pilihannya sendiri. Mencintai dua wanita secara bersamaan menimbulkan pertanyaan moral yang dalam, dan Andrian semakin merasakan betapa sulitnya situasi ini. Ia tidak ingin menyakiti Kirana, tetapi juga merasa terikat pada Melinda, yang selama ini telah bersamanya dalam suka dan duka.
Konflik batin ini bukanlah hal yang jarang terjadi dalam kisah cinta. Dalam banyak hal, Andrian merepresentasikan sosok pria modern yang berjuang untuk menemukan keseimbangan antara cinta, tanggung jawab, dan komitmen. Kirana, di sisi lain, adalah simbol dari semangat wanita yang menginginkan kejelasan dan kepastian, tanpa menerima posisi yang merendahkan dirinya.
"Kamu harus memilih," kata Kirana tegas.
"antara saya atau Melinda. Saya tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang pernikahan yang tidak pernah saya pilih."
Ketegangan di ruangan itu semakin menambah suasana dramatis. Setiap detik berlalu terasa bagai seabad bagi Kirana, sementara Andrian berjuang mencari jawaban yang mungkin tidak ingin dia ungkapkan. Saat pintu menuju masa depan terlihat menjauh, kejelasan yang Kirana cari semakin sulit untuk diraih.
Andrian meresapi ucapan Kirana. "Saya tidak tahu jawaban pasti, Kirana. Namun, saya tidak ingin kehilanganmu. Melinda adalah istriku, tetapi kita tidak bisa mengabaikan apa yang kita rasakan satu sama lain."
Kirana menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata. Dia sudah terjebak dalam perasaan yang dalam terhadap Andrian, tetapi dia juga tidak ingin menjadi penghalang dalam hidup seorang pria berkeluarga.
"Mungkin kita perlu waktu untuk memikirkan ini. Kita tidak bisa terburu-buru dalam membuat keputusan."
Perbincangan itu menggantung di udara, penuh ketegangan dan harapan yang saling berlawanan. Keduanya sadar bahwa situasi mereka tidak hanya berisiko bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain yang terlibat. Namun, rasa saling ketertarikan ini tidak bisa diabaikan begitu saja.
Di tengah kerumitan hati yang menggelora, Andrian dan Kirana tahu bahwa mereka harus membuat keputusan. Namun, apakah cinta bisa menemukan jalan di antara batasan yang ada? Atau akankah mereka terjebak dalam kode etik dan kesetiaan yang sulit untuk dipertahankan?
***
Jawaban atas pertanyaan ini mungkin akan terungkap di bab-bab selanjutnya. Untuk saat ini, mereka tetap terjebak dalam permainan cinta yang penuh risiko, mempertaruhkan segala yang dimiliki untuk sebuah kesempatan yang tak pasti.
follow dulu, untuk kelanjutan Bab berikutnya ❤️
heheheh mF cmn sekedar.....
asli sakit aku baca nya nasib melindaaa
dn Adrian buta