Indigo X Zombie Apocalypse
“Plak,” seorang gadis berseragam putih abu abu tiba tiba menampar seorang pemuda yang berseragam sama di belakangnya, sang pemuda memegang pipi nya yang sakit,
“Kenapa lo ngikutin gue ?” tanya sang gadis.
“Enggak kok, gue ga ngikutin lo, gue kebetulan lewat jalan ini, sama kayak lo,” jawab sang pemuda.
“Bohong, lo udah ngikutin gue dari sekolah tadi, gue tau rumah lo bukan di daerah sini, lo naksir gue hah, bilang kalau naksir, gue tolak,” balas sang gadis.
“Bukan itu....sumpah gue ga ngikutin lo,” balas sang pemuda membela dirinya.
“Bodo lah, awas ya lo kalau masih ngikutin gue, gue teriak dan panggil polisi,” balas sang gadis marah.
Sang gadis berbalik dan berjalan dengan cepat, wajahnya terlihat sangat marah sedangkan sang pemuda hanya bisa diam mengusap pipinya melihat sang gadis yang kian menjauh dari pandangannya. Kemudian sang pemuda menoleh, melihat ke dinding di sebelahnya,
“Semua gara gara lo,” ujarnya ke dinding.
Ternyata tepat di depan dinding, ada seorang pria berkemeja putih penuh bercak darah dan separuh keluar dari celana panjangnya yang hanya sebelah karena kaki satunya hilang. Wajah sang pria itu tidak bisa di kenali karena hidung nya sudah menyatu ke dalam wajahnya dan rahang bagian bawah nya hilang. Kepala nya juga berbentuk bulan sabit dengan rambut rambut berdarah keluar dari lukanya. Sang pemuda mengibaskan tangannya, pria itu mengangguk dan beranjak pergi.
******
Yap alasan gue ngikutin dia, karena dari sekolah gue ngeliat dia di ikutin ama begituan, gue ga boleh membiarkan makhluk itu masuk ke dalam rumahnya sebab akibatnya bisa gawat. Tentunya kita sering mendengar pertengkaran hebat di dalam sebuah rumah, entah antara suami istri, mama dan anaknya, papa dan anaknya atau kakak beradik, semua penyebabnya sama, orang tua jaman dulu sering berpesan pada kita kalau mau masuk rumah dari luar paling tidak menggunakan keset untuk membersihkan kaki, ya sebenarnya tujuannya untuk mengusir makhluk makhluk seperti tadi yang biasanya gue sebut arwah penasaran, kalau mereka masuk, pertengkaran pasti terjadi di dalam rumah itu karena mereka membawa suasana yang tidak nyaman dari luar masuk ke dalam rumah yang nyaman.
Kenapa gue bisa melihat hal hal semacam itu, penyebabnya karena gue anak indigo, jangan salah pengertian, tidak semua anak indigo bisa “melihat” makhluk alam lain yang kadang nyasar ke alam kita. Indigo itu ada banyak macam, ada yang khusus melihat kejadian yang akan terjadi di masa depan namun dia tidak bisa melihat makhluk alam lain walau bisa merasakan nya, ada yang khusus berurusan dengan makhluk alam lain namun tidak bisa melihat masa depan, ada yang bisa melihat karakter orang atau melihat apa yang sedang di alami oleh orang itu, ada tidak bisa semua tapi memiliki kepintaran jauh di atas rata rata, ada yang memiliki perasaan peka sehingga sering tidak merasa nyaman berada di manapun karena dia bisa merasakan perasaan orang lain. Indigo itu banyak macamnya dan tergantung bagaimana sang indigo mengasah kemampuannya.
Dalam kasus gue, sejak kecil, gue udah di tinggal oleh kedua orang tua gue, tapi mereka menemani gue walau wujudnya agak aneh, gue tinggal berdua sama nenek di rumah tua bekas peninggalan penjajahan di daerah jakarta timur, dari luar, rumah itu di anggap angker, sampai kalau malam tidak ada orang berani melewati jalan di depan rumah gue saking angkernya, kata mereka sih hehe, tapi bagian dalamnya sangat nyaman kok dan tidak terlalu angker, mungkin karena gue sudah terbiasa kali ya. Dengan lingkungan tempat tinggal gue, di tambah gue selalu di temani kedua orang tua gue yang sudah tiada dan nenek gue yang baru saja tiada, gue sudah terbiasa dan ke indigoan gue terasah di bagian itu dengan sendirinya. Pernah gue ga bisa membedakan mana makhluk alam nyata dan makhluk alam gaib, alasannya karena semua berpenampilan sama dan tidak ada perbedaan sama sekali. Bahkan sampai umur segini, yaitu 17 tahun, gue masih sering salah mengenali mana makhluk gaib dan mana makhluk fana haha.
Tapiarwah arwah penasaran yang memiliki niat buruk tentu saja bentuk nya berbeda contoh nya seperti pria yang mengikuti teman ku tadi, hmm di bilang teman juga enggak sih, gue ga kenal dia haha. Tapi gue senang bisa menolong walau hadiahnya tamparan di pipi dan ucapan pedas dari mulutnya, yah karena dia cantik ga masalah lah, mob chara (karakter pendukung) sih bersyukur aja haha. Gue berjalan meninggalkan lingkungan itu dan menuju ke stasiun untuk naik ke kereta sampai stasiun dekat rumah gue. Nah sekarang gue akan bercerita kegiatan sehari hari gue di rumah. Ketika sampai rumah, waktu menunjukkan jam setengah enam sore, sebentar lagi maghrib, gue masuk ke dalam rumah, mama gue seakan akan membukakan pintu buat gue, tentu saja sebenarnya gue buka sendiri pintunya.
Ketika gue masuk, nyokap yang nampak muda seperti berusia 20 tahunan, mengambil tas gue dan gue memberikannya, “blugh,” tas gue jatuh ke bawah, tapi biarlah, nanti gue beresin yang penting gue seneng melihat dia berjalan seakan akan menjinjing sesuatu dan menaruhnya di kursi ruang tengah. Gue menoleh melihat ke arah dapur dan melihat nenek gue yang juga nampak muda dan cantik sedang masak, tak lama kemudian nyokap gue datang membantu nenek gue. Tentu saja gue langsung masuk kamar dan ganti baju, trus ketika keluar dari kamar, gue liat bokap gue yang masih pakai kemeja dan nampak muda seperti berusia 20 tahunan sedang duduk di meja makan sambil membaca koran yang sebenarnya ga ada.
Untuk menghormati bokap gue, gue langsung duduk di sebelahnya, dia langsung menaruh korannya di meja kemudian melihat wajah gue sambil tersenyum tanpa berbicara sama sekali. Gue juga melihat wajahnya sambil tersenyum, seakan akan kita ngobrol memakai telepati padahal gue ga ngerti, apa sih maksudnya dia melototin gue haha. Tak lama kemudian, kira kira jam setengah tujuh, nyokap dan nenek gue membawa makanan yang mereka masak ke meja dan menghidangkan nya di meja. Setelah itu mereka duduk di sebrang gue, nyokap langsung mengambilkan gue nasi dan sayur sayur di meja, kemudian menaruhnya di depan gue, tentu saja gue seneng dan melihat ke piring gue yang ternyata emang udah ada di meja sejak 10 tahun lalu dan sudah berdebu parah dalam keadaan kosong tentunya.
Setelah dia mengambilkan nasi dan sayur buat bokap juga nenek gue, dia mengambil nasi dan sayur untuk dirinya sendiri. Kita berdoa bersama sama mengucapkan syukur, setelah itu kita semua mulai makan. Nyokap selalu menoleh melihat gue dan wajahnya seakan akan bertanya, “nambah ga ?” walau ga bicara sama sekali haha, tentu saja gue menjawab dengan mengangkat jempol gue dan menggembungkan pipi gue supaya terlihat gue sedang mengunyah makanan. Acara makan malam berlangsung sampai jam 7, setelah itu, mereka menghilang begitu saja, barulah gue bisa bergerak, gue membereskan tas gue yang jatuh dan kembali keluar rumah untuk membeli makanan.
Kenapa begitu, karena gue pernah membawa makanan pulang trus keliatan ama nenek dan nyokap gue, memang sih mereka tidak bicara apa apa tapi wajah cantik mereka terlihat sedih dan kecewa. Sejak itu gue ga pernah bawa makanan pulang dan kalau gue mau makan, gue akan keluar beli makanan setelah acara makan malam bersama selesai. Selesai makan, gue biasanya berbaring di kamar atau main game smartphone, gue seneng membaca baca novel ringan, komik komik baik jepang atau korea dan main game online yang ringan ringan juga gratis. Biasanya gue main sampai sekitar jam 11 malam, alasannya karena setiap jam 11 mereka muncul lagi, mengenakan pakaian tidur dan tidur di sekitar gue, coba bayangin setiap malam gue di temenin ama nyokap, bokap dan nenek gue yang nampak kayak anak kuliah dan masih muda banget, setiap hari. Kadang kadang gue suka melihat mereka satu persatu dan kadang gue iseng,
“Nek, pa, ma, kenapa kalian ga ke isekai aja sih ? gue udah bisa sendiri kale, udah gede walau masih jadi mob chara (karakter pendukung), mending kalian kesono deh, lawan demon lord,” ujar gue bercanda.
Tentu saja mereka tidak mengerti dan tidak menjawab, mereka hanya melihat gue dengan senyum menghiasi wajah mereka. “Teng...teng...teng,” jam tua di ruang tengah berbunyi tepat jam 12 malam, mereka langsung menghilang, kadang gue suka berpikir dan geli sendiri, “asli kayak cinderella hehe,” dan begitulah hidup gue setiap hari dari sejak gue berusia sekitar 7 atau 8 tahun, pastinya umur berapa mulainya gue lupa, tapi lanjut sampai sekarang. Tapi malam ini semua akan berubah, karena tiba tiba “gruuyuuuk,” perut gue berbunyi, “lapar lagi...walah,” ujar gue dalam hati. Gue memutuskan untuk membeli nasi bungkus di restoran padang yang buka 24 jam di dekat stasiun tepat di depan pasar batu akik. Gue mengambil jaket gue dan berjalan keluar dari rumah, karena rumah gue dekat, tidak perlu pakai motor, jalan kaki saja tidak masalah. Saat ini gue belum tahu kalau kisah gue ternyata bermula dari restoran padang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
anggita
👋😡 pembukaan cerita marah nampar orang.
2024-08-25
1
FJ
padahal aku dah berpikir, emang bisa dibuka?
2024-08-21
0