Bercerita tentang seorang pria usia 30an yang jatuh dari kehidupan nya setelah bercerai dan terpuruk dalam kehidupannya, ketika di perjalanan pulang dirinya mengalami sebuah kecelakaan tragis yang menyebabkan dirinya meninggal dunia. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ada penyesalan dalam dirinya yang membuat dirinya begitu terpuruk dan berharap dapat memperbaikinya. Namun tanpa disadari dirinya kini bertemu seorang dewa dan di renkarnasikan di dunia lain dengan bantuan sistem. Bagaimanakah kehidupan nya di dunia lain? Apakah dia akan dapat bertahan hidup di dunia yang penuh monster dan sihir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIBA DI IBUKOTA
Setelah Ikaruga pergi, semua orang langsung mendekatiku dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Tentu saja mereka semua penasaran, mereka pur berkata..
"Ryo.. Apa yang terjadi, b-bagaimana kau bisa sedekat itu dengan Hewan Suci" tanya Airen
"Ryo, katakan pada kami, apa yang sebenarnya terjadi" ucap Max
"Kau berbicara dengan Hewan Suci dan bahkan sempat saling berkontak" itu belum pernah terjadi sebelumnya
Mereka semua nampak sangat penasaran dengan itu, Tiana pun juga kini mendekat bersama dengan yang lainnya.
"Tenanglah kalian semua, jangan bertanya secara bersamaan seperti itu. Itu akan membuat Leader kalian bingung" ucap Migur
"Ah itu benar, maafkan aku Ryo" ucap Airen
"Maafkan aku," ucap Miki
Namun Max tetap penasaran dengan apa yang terjadi, dan terus saja menanyakan tentang itu.
Aku hanya menjelaskan kan sedikit kepada mereka tentang isi percakapan ku dengan Ikaruga Sang Badai, namun untuk sekarang aku menyembunyikan kalau aku mendapatkan berkah darinya karena ada Migur dan anak buahnya yang juga mendekatiku karena rasa penasaran mereka. Aku masih belum sepenuhnya bisa mempercayai mereka, terlebih kami baru bertemu dengan Migur dan anak buahnya.
"Jadi begitu, Ikaruga merasa familiar padamu dan sedikit berbicara dengan mu melalui fikiran kalian" ucap Max
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya, bisa sedekat itu dan berkontak dengan Hewan suci, aku khawatir ini akan menjadi berita besar" ucap Migur
Namun berbeda dengan Miki, Airen dan Tiana. Nampaknya mereka bertiga sudah semakin terbiasa menerima hal2 yang mengejutkan, terutama jika itu yang berhubungan denganku.
"Jika itu Ryo, kurasa tidak mengherankan, dia selalu saja memberi kami kejutan" ucap Miki
"Miki benar, rasanya aku sudah lelah untuk terkejut dengan dirinya" ucap Airen
"Apa maksud kalian?" ucap Migur dengan wajah heran
"Tidak apa tuan, Leader memang selalu seperti itu, bagaimana jika kita kembali melanjutkan perjalanan, kita masih berada di area berbahaya saat ini." ucap Tiana untuk mengalihkan topik
Aku sangat berterima kasih untuk apa yang dia lakukan meski tanpa aku memintanya, aku merasa dia selalu memahami apa yang yang ku butuhkan pada situasi2 tertentu.
"Ah itu benar, kalau begitu ayo kita lanjutkan perjalanan" ucap Migur
Nampaknya Migur juga mengerti kalau aku menutupi sesuatu darinya, tetapi dia tidak mendesakku untuk menjelaskannya. Disini terlihat kalau Migur memanglah seorang pebisnis hebat, dia tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan orang lain, selain itu sikapnya juga begitu sopan dan ramah. Aku heran, bagaimana dengan sikap sepertinya hanya bisa menjadi pedagang keliling, fikirku.
Setelah itu kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju ke ibukota. Selama 2 hari 2 malam perjalanan, tidak ada siapapun yang kembali membahas soal masalah ini, seolah mereka tidak pernah melihat apapun.
Meski begitu aku sangat yakin kalau dalam hati dan fikiran mereka, mereka sangat penasaran dengan apa yanh terjadi sebelumnya. Namun nampaknya mereka menghormati keputusanku yang enggan untuk menceritakan soal ini pada mereka sekarang.
...***...
Tepat 5 hari setelah meninggalkan kota Takt, kami pun hampir tiba di Ibukota. Banyak hal yang terjadi selama 5 hari perjalanan kami, beberapa kali kami mendapat serangan dari Greenwolf dan Hornedrabbit serta pertemuan yang mengejutkan dengan Hewan Suci Ikaruga Sang Badai.
Kini Ibukota telah nampak di kejauhan, luas keseluruhan begitu besar, untuk ukuran kota Takt begitu besar dan memiliki populasi sekitar 50rb orang penduduk. Ibukota terlihat 10 kali lebih besar dibandingkan kota Takt yang nampaknya memiliki jumlah penduduk lebih dari 400rb orang penduduk, belum termasuk para petualang, pedagang, dan juga para Bangsawan.
Belum lagi jika di tambahkan dengan para ksatria yang menjaga ibukota yang mungkin jumlahnya berkisar di angka ratusan ribu ksatria. Jika di total keseluruhan, kemungkinan jumlah orang yang tinggal di dalamnya mungkin menyentuh angka 700rb orang.
Sungguh kota yang sangat besar. Yah kalau di fikir lagi, wajar saja kalau ibukotanya sebesar ini, terlebih sebagai negara terbesar dan terkuat di benua ini sudah sepantasnya ibukotanya memiliki populasi yang begitu besar.
Setelah mendekati gerbang ibukota, aku melihat dindingnya setinggi 35 meter dengan ketebalan dinding 20 meter yang membuat Ibukota Kerajaan Windgate nampak begitu kokoh dan aman.
Setelah mengantri cukup lama, di gerbang pemeriksaan, akhirnya kami pun di perbolehkan untuk masuk ke ibukota.
Setelah sampai di distrik perdagangan, kami pun turun dari kereta. Airen nampak sangat antusias melihat keramaian ibukota yang jauh berbeda dengan di kota Takt, hal itu tidak berbeda dengan Miki.
Sebagai seorang bangsawan, tentunya Max sudah sering berkunjung ke ibukota, jadi dia nampak sudah terbiasa dengan keramaian seperti ini. Begitu pula dengan Tiana, mengingat usia dan pengalaman hidupnya, tentu ini bukan kali pertamanya mendatangi kota sebesar dan seramai ini, jadi dia tetap bisa mempertahankan sikap tenangnya dengan mudah tanpa kendala apapun.
"Baiklah, ini adalah surat penyelesaian tugas pengawalan kalian. Aku sudah menanda tanganinya dan memberikan stampel ku diatasnya" ucap Migur
"Terima kasih, banyak tuan" kataku
"Aku lah yang berterima kasih karena sudah menjaga kami selamat sampai di ibukota" ucap Migur
Migur juga menjelaskan kalau biasanya petualang yang mereka sewa kebanyakan lari meninggalkan mereka ketika berhadapan dengan situasi yang genting. Berbeda dengan kami yang tetap bersama mereka meskipun berhadapan dengan Hewan Suci, jika itu petualang lain, sudah pasti mereka akan di tinggalkan begitu saja.
Selain itu migur juga berterima kasih karena sudah melihat kejadian hebat ketika aku dan hewan suci saling berkontak, karena kejadian seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan Migur juga memberikan kami bonus karena telah memberikan nya pengalaman yang tidak terlupakan.
"Tapi tuan, itu semua terjadi karena kebetulan" kataku
"Kebetulan sama seperti keberuntungan, dan keberuntungan merupakan bagian kekuatan yang kau miliki, jadi kurasa itu adalah hal yang patut di berikan apresiasi lebih" ucap Migur
"Tapi tuan.." kataku
"Tolong terimalah, anggap saja itu sebagai ucapan terima kasih dariku karena telah memberiku pengalaman yang tidak terlupakan seumur hidup" ucap Migur sambil menepuk pundakku
Aku merasa tersanjung dengan ucapannya, dan aku pun menerima ketulusannya, aku tersenyum dan berkata..
"Baiklah kalau begitu tuan, terima kasih banyak" kataku
Setelah itu kami pun berpisah, Migur dan rombongannya langsung pergi ketujuan mereka di ibukota. Sedangkan kami langsung menuju ke Kantor Pusat Guild petualang di Ibukota.
Setelah berjalan beberapa saat menyusuri ibukota dan menikmati setiap keramaiannya, kami pun tiba di kantor pusat guild. Ketika masuk suasana di dalam cukup lengang, karena hari masih siang kemungkinan para petualang masih berada di luar ibukota untuk menjalankan misi. Karena biasanya guild petualang ramai di pagi hari ketika orang2 mencari quest atau sore sampai malam hari setelah selesai menjalankan quest untuk melapor.
Aku dan Airen menghampiri konter staff yang ada disana untuk melapor, sedangkan yang lainnya menunggu sambil melihat2 quest seperti apa yang ada di ibukota.
"Selamat siang, perkenalkan aku Lula, salah satu staff disini, aku belum pernah melihat kalian sebelumnya, apa ada yang bisa ku bantu" ucapnya dengan ramah dan senyuman
"Kami ingin melaporkan quest pengawalan kami yang sudah selesai" ucap Airen
"Pengawalan? Dari mana kalian mengawal sebelumnya?" tanya Lula
"Kami mengawal dari kota Takt ke ibukota" kataku
"Oh begitu, boleh kulihat berkas misi dan identitas petualang kalian?" ucap Lula
"Tentu" ucapku seraya menyerahkan kartu petualang kami semua yang sebelumnya di titipkan padaku.
Lula pun mengecek berkasnya dengan seksama.
"Oh benar, berkasnya sesuai dengan yang kalian katakan, bahkan Tuan Migur sendiri yang menandatanganinya sendiri" ucap Lula
"Hmm? Apa tuan Migur adalah orang terkenal?" tanyaku
"Eh? Kalian tidak mengenal tuan Migur?" ucap Lula terkejut
"Apa tuan Migur itu orang besar atau bangsawan?" tanya Airen
"Tidak, tuan Migur adalah pedagang terbesar di kerajaan ini, bahkan dia memiliki cabang di hampir setiap kota yang ada di kerajaan ini" ucap Lula
Aku terkejut mendengar itu, namun aku baru teringat kalau di kota Takt ada sebuah toko besar yang bernama Migur's Company. Tapi aku tidak menyadari bahkan tidak menyangka kalau orang yang kami kawal ternyata adalah pemilik langsung dari sebuah perusahaan dagang terbesar di kerajaan ini. Yah nampaknya kami selalu saja bertemu dengan orang2 hebat akhir2 ini.
"Maaf karena tidak menyadari kalau dia adalah pemilik langsung dari perusahaan dagang terbesar di kerajaan ini" kataku
"Aku juga tidak tahu, karena dia tidak terlihat seperti orang besar" ucap Airen
"Wajar saja, karena tuan Migur adalah orang yang sederhana dan bahkan dia sering sekali menyamar sebagai pedagang keliling demi memantau situasi pasar dan perkembangannya" ucap Lula
"Begitu ya, pantas saja aku tidak menyadarinya" ucap Airen
"Baiklah, terima kasih untuk informasinya, jadi bagaimana dengan laporannya" kataku
"Tentu, misi kalian sukes, bahkan tuan migur memberikan kalian bonus yang cukup besar, tunggu sebentar" ucap Lula
Setelah menunggu selama beberapa saat, lula kembali dengan membawa sekantung uang dan menyerahkannya pada kami. Selain itu dia juga menyerahkan kartu petualang kami seraya berkata.
"Selamat karena beberapa dari kalian sudah naik peringkat" ucap Lula
"Eh naik peringkat? (lagi?)" kataku
"Tentu, silahkan di cek" ucap Lula seraya menyerahkan semua kartu anggota party Silvermoon pada ku dan Airen.
Setelah aku cek ternyata benar. Kebanyakan dari kami naik peringkat, dan bahkan yang lebih mengejutkan adalah..
---* Apraisal *---
Ryo
Ras : Human
Job : Magic Swordsman
Level : 45
Rank : B
Skill :
Berkah Sihir, Berkah bela diri, All attribute magic
Enhance, Crafting, Iai Sword Style, Summoner
Mind Master
Skill Unik :
Apraisal, Inventory, Magic Creation, Fast Growth
Title :
Goddess's Blessing, Leader of Silvermoon, Ikaruga's Blessing
...----------------...
Aku sudah Rank B, ini terlalu cepat, selain itu muncul skill baru yaitu Summoner dan Mindmaster pada diriku. Selain itu..
Max kini mencapai Level 31 dan Masih di rank C.
Airen meningkat dengan pesat ke Level 25 dan kini dia rank C
Miki juga naik ke rank C setelah menembus level 28.
Namun Tiana hanya naik satu level dan kini memiliku level 63 dan masih di rank A
Selain itu tidak ada yang berubah dari skill ataupun title mereka. Airen nampak sangat bahagia ketika tahu dirinya kini sudah mencapai level 25 dan rank C, sepertinya usaha dan kerja kerasnya untuk terus berlatih dan melawan monster selama perjalanan ke ibukota telah membuahkan hasil yang sangat signifikan.
Begitu pula dengan Miki dan Max, di bawah bimbingan Tiana, keduanya kini sudah meningkat dengan cukup pesat meskipun peningkatan Miki jauh lebih pesat ketimbang Max. Sama seperti Airen, Miki juga selalu berlatih setiap kali memiliki waktu luang. Dengan begini party kami menjadi semakin kuat, entah itu karena bantuan buff dari skill unik milikku, baik melalui kerja keras dan latihan mereka masing2.
"Horee, aku berhasil mencapai rank C, Ryo lihat ini, ini sungguhan, aku sekarang rank C" ucap Airen kegirangan
Yang lainnya pun menghampiri kami, mereka juga nampak terkejut melihat peningkatan mereka.
"Aku level 31, haha ini hebat, pantas saja aku merasa semakin kuat belakangan ini" ucap Max
"Aku.. Aku rank C? Level 28.. Aku tidak percaya ini" ucap Miki
"Jangan senang dulu Max, kau hanya meningkat 4 level, sedangkan Miki dan Airen 8 level, itu semua berkat kerja keras dan latihan mereka setiap hari" kataku
"Itu benar, kalau begitu aku akan lebih giat berlatih Ryo" ucap Airen dengan penuh senyum kebahagiaan
"Hmph, kau dengar itu Max? Jika kau terus bermalas2an aku dan Airen akan segera menyusulmu" ucap Miki
"Haaa? Aku sengaja tidak berlatih karena menunggu kalian, karena persaingan akan terasa lebih seru setelah posisi kita setara" ucap Max
"Jangan terlalu yakin Max, Airen dan Miki berlatih di bawah bimbinganku, akan ku pastikan mereka akan melangkahimu untuk membungkam sikap menyebalkan mu itu" ucap Tiana
"Hei Ryo, apa kau masih tidak mau membelaku sekarang?" ucap Max
"Membela? Untuk apa? Yang dikatakan Tiana sepenuhnya benar, kau itu selalu saja meremehkan latihanmu itu kau tahu?" kataku
"Kalian ini tidak bisakah sedikit lebih baik padaku, aku juga bagian dari kalian loohh" ucap Max dengan wajah lemas
"Max, kurasa kau juga harus lebih giat berlatih" ucap Airen
"Itu benar, kurangi main2 mu dan lebih seriuslah berlatih sebelum kami mendahuluimu" ucap Miki
Mendengar itu Max pun kembali bersemangat, dan berkata
"Baiklah, kalau begitu aku akan keruang pelatihan sekarang dan berlatih, siapa tahu ada orang2 kuat disini yang mau berlatih bersamaku" ucap Max
"Tapi ingat, kau harus tetap menjaga kondisimu agar tidak berlebihan, karena tidak ada yang akan menggotongmu kalau kau pingsan ketika berlatih" ucap Tiana dengan nada dingin
"Hehe serahkan padaku" ucap Max seraya pergi ke ruang pelatihan guild
"Dasar orang itu, selalu saja" kataku
"Kau pasti kerepotan karenanya Ryo" ucap Miki
"Ah, tidak juga. Aku percaya padanya, dia memiliki kemampuan dan tekad yang kuat, tidak hanya itu, meski sikapnya seperti itu, dia selalu menghangatkan suasana dengan tingkah konyolnya itu" kataku
"Itu benar, meski menyebalkan tapi kurasa dia tidak buruk juga" ucap Miki dengan sedikit menunduk dan wajah berseri2
Jika kufikirkan lagi, selama ini Miki dan Max selalu bergerak sebagai tandem di barisan depan ketika bertarung secara tidak sengaja itu mungkin membuat chemistry diantara mereka tumbuh secara perlahan. Yah biarlah waktu yang menjawab apapun yang akan terjadi pada mereka kedepannya, tapi kurasa mereka berdua adalah pasangan yang cocok.
Namun berbeda dengan Tiana yang nampak jauh lebih tenang, itu mungkin karena peningkatan levelnya tidak secepat yang lainnya, aku pun berjalan menghampiri Tiana dan berbicara dengannya.
"Apa yang kau fikirkan" kataku
"Hmm? tidak, hanya saja ini terasa aneh bagiku, normalnya level tidak akan meningkat secepat ini" ucap Tiana
"Bukankah kau sudah mengetahuinya kalau kalian terkena efek dari skill unik ku FastGrowth?" kataku
"Memang benar, hanya saja entah kenapa aku sulit menerima ini dengan mudah" ucap Tiana
"Sudahlah, itu semua juga berkat kontribusimu pada party dan setiap misi kita, jadi sudah sewajarnya kalau kau juga menerima hal yang sama" kataku
Mendengar itu Tiana hanya tersenyum dan menatapku, meskipun tatapannya itu berbeda dari sebelumnya, namun ada perasaan syukur dan kebahagiaan yang terpancar darinya.
Yah syukurlah, mengetahui kalau dia bahagia bersama kami yang seperti ini, kurasa itu sudah cukup bagiku.
.hadehh