NovelToon NovelToon
Unforgotten Night

Unforgotten Night

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:315.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rifani

Ailen kaget setengah mati saat menyadari tengah berbaring di ranjang bersama seorang pria asing. Dan yang lebih mengejutkan lagi, tubuh mereka tidak mengenakan PAKAIAN! Whaatt?? Apa yang terjadi? Bukankah semalam dia sedang berpesta bersama teman-temannya? Dan ... siapakah laki-laki ini? Kenapa mereka berdua bisa terjebak di atas ranjang yang sama? Oh God, ini petaka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~ 34

Bibir Juria manyun ke depan setelah dibawa paksa oleh Julian. Dia kesal, sangat amat kesal hingga malas untuk sekadar menatap pria tersebut.

"Sariawan?"

Julian iseng bertanya. Pandangannya fokus ke depan karena dia sedang menyetir. Julian tentu sadar kalau wanita di sebelahnya sedang kesal, makanya dia sedikit mengajaknya bercanda, tapi garing. Dia bukan tipe orang yang punya sikap jenaka. Wajar kalau Juria bereaksi sangat dingin terhadap candaan garing tersebut.

"Bukan sariawan, tapi bisu. Iya?" Kembali Julian melayangkan candaan.

"Bisa diam tidak!"

"Tidak bisa."

"Heran. Kalau mau memaki ya memaki saja langsung. Kenapa harus ada embel-embel candaan segala. Dikira lucu apa!"

"Menurutku sih lucu."

"Cihh!"

Akhirnya Juria merespon. Gendang telinganya seperti mau pecah mendengar perkataan Julian. Disebut candaan tapi sama sekali tak lucu. Disebut makian ... haih, entahlah. Juria semakin kesal saat mendeskripsikan perkataan pria ini.

"Tuan Derren dan Nona Ailen baru saja melangsungkan pernikahan. Tak etis kalau kau menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka."

"Hah? Kau bilang apa? Orang ketiga?"

Suara Juria seperti petir yang begitu keras. Julian sampai sesak napas karena terkejut mendengar suara teriakannya.

"Apa saat bayi orang tuamu memberimu makan kilatan petir? Keras sekali suaramu tadi. Tak sesuai dengan ukuran tubuhmu yang gepeng seperti sapu lidi!" protes Julian terheran-heran. Wanita dengan tubuh sekecil ini harus berkelahi dengan suara petir. Siapa pun orangnya pasti akan merasa heran.

Plaakkk

"Rasakan itu!" geram Juria setelah melayangkan geplakan ke pundak Julian. Dia jengkel setengah mati mendengar protes yang dilayangkan pria ini. Sambil bersedekap tangan menatapnya tajam, Juria mengeluarkan ultimatum yang selama ini paling ditakuti oleh teman-temannya. "Kau pikir aku akan takut padamu hanya karena kau asprinya Tuan Derren? Tidak ya! Sekali pun menjadi asisten dewa perang, daguku akan tetap terangkat ke atas saat melawanmu. Mentang-mentang punya power, mau seenaknya saja kau bicara. Jangan sekali-kali kau berani membawa nama orang tua saat sedang bertengkar denganku ya. Aku tidak terima. Sampai ujung dunia sekali pun, kau pasti ku kejar. Paham!"

Ciitttt

Hampir saja kepala Juria terantuk dasbor mobil kalau Julian tak sigap menarik rambutnya. Dengan napas terengah-engah karena kaget dan juga menahan nyeri di bagian kepala, Juria memelototkan mata siap mengajukan protes.

"Percaya tidak. Masih berani berisik, aku akan melemparmu keluar lewat jendela. Mau?" ancam Julian ikut jengkel akan sikap Juria yang bebal. Baru kali ini ada orang dan itu berjenis kelamin wanita berani memarahinya secara terang-terangan. Untung itu terjadi di dalam mobil. Entah apa yang akan Julian lakukan jika hal memalukan ini terjadi di tempat umum.

"Cihh, silahkan lakukan kalau kau memang punya nyali. Kau kira aku akan takut dan merengek meminta ampun? Tidak akan!"

Sama-sama bernapas menderu, Juria dan Julian saling menatap bengis. Tidak satu pun dari mereka yang punya keinginan untuk mengalah. Masing-masing tegas dengan prinsip serta ego yang besar.

"Makhluk langka!" Tiba-tiba Julian membuka suara sambil memasang ekspresi sinis.

"Siapa yang makhluk langka?" sahut Juria jadi penasaran. Dia lupa sedang kesal.

"Tentu saja kau. Memangnya siapa lagi yang ada di sini selain dirimu?"

"Kau!"

"Aku pemiliknya. Sedangkan kau hanya penumpang gelap yang tidak tahu cara berterima kasih. Lihat saja. Secepatnya aku akan memberitahu Nona Ailen kaulah yang menjadi dalang dia bisa menghabiskan malam dengan Tuan Derren."

Glukkk

Wajah Juria langsung memelas begitu diancam akan diadukan pada Ailen. Takut diamuk oleh sahabatnya itu, tanpa ragu Juria meringsek mendekati Julian. Tak lupa dia memasang senyum semanis mungkin, bersiap membujuk pria ini supaya tidak ember.

"Kau sudah makan malam belum? Kalau belum, ayo kita cari restoran terbaik yang masih buka. Nanti aku yang traktir. Bagaimana?"

Sebelah alis Julian terangkat ke atas melihat sikap Juria yang langsung berubah seratus delapan puluh derajat begitu kejahatannya dibahas.

(Oh jadi ini kelemahanmu? Lelah-lelah berdebat, ternyata kau bisa ditaklukkan dengan cara yang sangat mudah. Kalau tahu begini sudah ku katakan dari awal tanpa harus mendengar suaramu yang melengking seperti petir)

"Ayolah, Julian. Kita pergi makan ya?" bujuk Juria panik melihat Julian yang hanya diam tak menjawab.

"Aku tidak lapar."

"Pura-pura lapar juga tak masalah. Ya?"

"Kenapa? Kau takut aku akan mengadukan masalah ini kepada Nona Ailen?" ejek Julian sembari melajukan mobil. Ekor matanya tampak melirik mengawasi tindakan apa yang akan dilakukan oleh wanita bersuara petir tersebut.

Juria menggigit bibir. Rencana pertama gagal, tapi dia tak boleh menyerah. Pasti ada cara yang bisa dia gunakan untuk membujuk Julian supaya bersedia tutup mulut.

(Aku harus segera menemukan amunisi yang tepat untuk membungkam mulut beracun orang ini. Ya kali hanya aku saja yang bisa diancam, dia pun harus sama. Tapi masalahnya ancaman apa yang bisa ku gunakan? Haihhh)

Triingg

Seperti ada tongkat sihir pengabul seribu harapan, tiba-tiba muncul satu ide di pikiran Juria setelah sekian menit berpikir. Dia tersenyum, semakin lama semakin lebar. Mirip psikopat, tapi versi yang ramah lingkungan.

"Sudah dapat ide untuk balas mengancamku?" tanya Julian tanggap akan apa yang sedang direncanakan oleh Juria. Wanita ini sangat langka. Pasti di dalam otaknya ada ribuan rencana untuk membalasnya. Julian yakin sekali akan hal ini.

"Besok pagi aku akan mengumumkan pada semua orang kalau sekarang Ailen sudah resmi menjadi istri dari bos pemilik rumah sakit tempat kami bekerja. Dijamin kabar itu pasti akan langsung heboh dan menjadi perbincangan panas. Ideku brilian sekali 'bukan? Hehehehe,"

Dari sekian banyak ancaman, Julian sungguh tak menyangka kalau Juria akan memilih ide tersebut untuk balik mengancam. Luar biasa brilian. Saking briliannya, Julian serasa ingin mematahkan gigi wanita ini. Berani sekali ingin membongkar rahasia pernikahan bosnya dengan Nona Ailen. Kalau sudah begini sih Julian tak punya pilihan lain selain tetap merahasiakan perbuatan Juria saat berada di club.

"Sekarang sudah tahukan kenapa wanita disebut sebagai ras terkuat di bumi? Itu karena lelaki adalah kaum yang payah. Bisanya kalian hanya menggunakan kekerasan dan ancaman, tapi sebaliknya bagi kami kaum wanita. Selain mampu menyerang balik tak kalah brutal, kami lebih suka memberikan bukti secara langsung. Kicep kan kau sekarang? Hahaha," olol Juria sambil tersenyum penuh kemenangan. Idenya berhasil membungkam Julian. Skornya satu sama.

"Restoran mana yang ingin kau datangi?" tanya Julian memilih menurunkan ego daripada harus membiarkan pernikahan bosnya terekspos bebas. Itu sangat beresiko mengingat Nyonya Zenaya dan Nona Zara berada dalam satu kubu yang sama.

"Jangan ke restoran. Kita makan di pinggir jalan saja. Aku sekarang sudah berubah pikiran. Buang-buang uang jika mengajakmu pergi makan ke tempat yang mahal."

Julian mencengkeram kuat stir mobil setelah mendengar omongan Juria. Sabar sabar. Jangan lagi terpancing emosi atau rumah tangga bosnya jadi taruhan. Sabar.

***

1
Nur Adam
lnjut
Yulia Irawan
jangan suka sama juria sainganku sekretaris nya papa brokoli Lo... kemarin kalah kan sama papa brokoli... takutnya nanti kalah lagi sama sekretaris papa brokoli... kan jadi sad...😢
Hua mulan
cieeee dokter fredy naksir ma juria
🏵 ( SI USIL )🏵
asatagaaa tokek hitam😆🤣🤣🤣
Gracia Grace
Luar biasa
Anita Rahayu
mana thor upnya
Susi Yanti
yg salah pengarangnya....
Divi Bilqis
Luar biasa
Susi Yanti
ailen bener2 super...bikin bacanya nggak berhenti ketawa...
Susi Yanti
juria.....jempol sepuluh deh
Alexandra Juliana
Alhamdulillah Zara menyadari kesalahannya dan mau berubah menjadi baik demi anak yg dikandungnya, skrg tinggal si BangKe(enan) yg hrs menuai karmanya..
Alexandra Juliana
Jadi pengen cepat2 si bayi brokolinya brojol, pengen tau seperti apa bentukannya dan nyelenehnya dia, saat masa2 usia balitanya yg pastinya bikin pusing kakek, nenek dan ayahnya, pasti seru melihat wajah putus asa mrk saat dikerjain si bayi brokoli..😂😂
Alexandra Juliana
Baru tau ada brokoli albino yg kutau adanya bungkol (bunga kol) 😁
Susi Yanti
sungguh Darren sangat piawai menggoda
Fahmi Ardiansyah
setelah Zara tobat apa ada LG yg akan menjadi musuhnya derren Mak Krn klu gak ada pesaing itu kurang pas n kurang seru Mak.
Fahmi Ardiansyah
brokoli masih di dalam perut aja udah sering memberi hukuman pada semua org.entah apa jadinya klu brokoli udh lahir di dunia ini.
Nicko Strongboy
Luar biasa
Nicko Strongboy
Lumayan
peri_cinta
yah kok tobat sih si Zara nya kak hehe maap abis q tuh suka yg ada bau bau orng jahat
peri_cinta
bocil kematian yg didalem perut😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!