Ig : @ai.sah562
Bismillahirrahmanirrahim
Diana mendapati kenyataan jika suaminya membawa istri barunya di satu atap yang sama. Kehidupannya semakin pelik di saat perlakuan kasar ia dapatkan.
Alasan pun terkuak kenapa suaminya sampai tega menyakitinya. Namun, Diana masih berusaha bertahan berharap suaminya menyadari perasaannya. Hingga dimana ia tak bisa lagi bertahan membuat dirinya meminta.
"TALAK AKU!"
Akankah Diana kembali lagi dengan suaminya di saat keduanya sudah resmi bercerai? Ataukah Diana mendapatkan kebahagiaan baru bersama pria lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan Pahit
Diana Maheswari, seorang wanita cantik dan manis berusia 20 tahun. Dia merupakan wanita yang pintar, baik, ramah, dan dia juga termasuk salah satu wanita tercantik di kampusnya.
Bulu mata lentik dengan bola mata yang sedikit besar, hidung mancung, serta bibir ranum tipis berwarna merah alami dan lesung pipi di sebelah kanan menambah kesan kecantikannya.
Tak banyak pula pria yang terang-terangan menyukainya, akan tetapi tidak ada satupun dari mereka yang Diana respon. Mengapa begitu? Karena di usianya yang sudah berkepala 2 Diana sudah menikah dengan dosen di kampusnya.
Di tengah kesibukannya sebagai seorang istri yang berbakti, Diana mempersiapkan makan malam sambil menunggu kedatangan suaminya.
Penampilan berbeda membuatnya terlihat sangat cantik malam ini. Wanita berstatus istri itu ingin memberikan sebuah kejutan. Sebuah makan malam romantis untuk menyambut suaminya pulang sekaligus ingin memberikan kado terindah buat suaminya.
Di atas meja sudah tersedia dua hidangan makanan, di hiasi lilin kecil menerangi di tengah-tengah mejanya.
Ting.. Tong..
Diana tersenyum lebar mengetahui siapa yang datang. Dirinya segera berlari ke arah pintu untuk membukakan pintu.
"Kamu harus bikin surprise buat suamimu, tunjukan wajah cantikmu, berilah senyuman terbaik untuknya. Ini hari pernikahan mu yang ke satu tahun."
Perlahan Diana membukakan pintu, dia sudah tersenyum manis menyambut kedatangan suaminya. Namun, senyum itu luntur di saat suaminya tidak datang sendirian. Melainkan datang bersama seorang wanita cantik tapi tidak kalah cantik dengan Diana.
"Mas ..." Diana menyodorkan tangannya, mencium tangan sang suami tanda hormat penuh khidmat. Dia kembali melirik wanita yang ada di samping suaminya.
Suami Diana pun masuk sambil menggandeng tangan wanita itu.
"Tunggu, Mas. Siapa wanita yang kamu bawa? Jangan memasukkan sembarang wanita ke dalam rumah kita." Cegah Diana tidak ingin ada wanita selain keluarganya masuk ke dalam rumah.
"Aku tidak sembarang membawa dia masuk. Dia juga bagian dari dalam rumah ini."
"Apa maksud dari ucapan mu, Mas? Kita itu tidak mengenal dia, dia bukan saudara kita. Aku belum pernah melihatnya di keluarga kita."
"Kalau begitu, kita kenalan dulu, Mbak. Saya Anita, istri keduanya Danu Alzio Fakhri," tutur wanita itu membuat Diana terbelalak terkejut.
"I-istri ...! Jangan ngaco kamu, tidak mungkin Mas Danu menikah lagi." Diana menolak percaya pada semua ini.
"Dia memang istri Mas, Diana. Mulai saat ini, dia juga berhak tinggal di sini bareng kita di atas satu atap yang sama." Pengakuan Danu membuat Diana semakin terkejut.
Danu Alzio Fakhri, pria tampan blasteran Turki Indonesia ini berusia 27 tahun. Dia merupakan salah satu dosen dimana Diana menuntun ilmu.
Wajah putih bersih, alis tebal dengan warna hitam alami, mata tajam memiliki warna hazel kecoklatan, dengan rahang kokoh sedikit berbewok , hidung bangir mancung alami, bibir tebal sedikit berwarna merah alami tidak tersentuh nikotin.
Deg ....
"Apa?! Ka-kamu bilang dia istrimu? Kamu jangan bohong, Mas?! Tidak mungkin dia itu istrimu." Bibirnya bergetar tidak percaya atas ucapan suaminya, hatinya sakit memikirkan apa yang Danu katakan barusan. Benarkah suaminya telah menikah lagi? Apakah keluarga suaminya mengetahui ini?
"Aku tidak bohong, Diana. Anita ini memang istriku. Kami sudah menikah dua bulan yang lalu dan saat ini dia tengah mengandung anakku," balas Danu tegas tidak sedikitpun merasa bersalah mengakui pengkhianatan nya di depan sang istri.
Dan itu membuat Diana semakin syok mengetahui kenyataan jika dia kini tengah dimadu. Dadanya semakin berdebar mendengar kenyataan membuat Diana diam mematung tidak percaya. Niat hati ingin memberikan kejutan di hari jadi pernikahan, malah dia yang di kejutan oleh sebuah kenyataan.
Kenyataan dimana suaminya mengaku telah menikah siri, bahkan membawa istri sirinya ke kediaman mereka. Apakah ini nyata? Atau hanya halusinasi nya saja? Tapi ini memang nyata apa adanya. Kini apa yang ia dengar dan Danu akui istri sirinya tengah berdiri di belakang Danu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Diana menatap tajam Anita, "Kau itu perempuan, kenapa kau merebut suamiku, hah? Bisakah kau mencari pria lain tapi jangan suamiku!" pekik Diana mendorong Anita. Namun, di hadang oleh tangan kekar Danu.
"Aku tidak merebutnya. Tapi kau lah yang sudah merebut Danu dariku. Lalu apa salah jika kini aku memperjuangkan cintaku pada suamimu? Kita sama-sama mencintai."
Diana menggelengkan kepala tidak terima itu.
"Sudahlah, Diana. Jangan buang-buang air mata tidak berguna itu. Sampai kapanpun aku tidak akan merasa kasihan," ucap Danu menggandeng tangan Anita kedalam. Tapi di cegah oleh Diana dengan cara menarik tangan suaminya.
"Kenapa? Kenapa kamu tega mengkhianati ku? Apa salahku? Apa kurang ku? belum cukupkah dirimu memiliki aku saja? Kenapa harus ada istri kedua?" Sakit, Diana merasa sakit hati atas apa yang suaminya bicarakan. Hal itu membuat Diana bertanya, apa kekurangannya selama menjadi istri Danu?
Air mata kesedihan membasahi pipi cantiknya. Rasa kecewa atas pengkhianatan sang suami membuat Diana hancur berkeping-keping. Kasih sayang yang diberikan untuk suaminya ternyata ternodai. Cinta tulus yang selama ini Diana agungkan terbagi.
"Selama ini aku tidak pernah mencintaimu. Aku menikahimu hanya untuk menyakitimu, kau puas? Kau dengar, aku tidak pernah mencintaimu." Dengan teganya Danu berkata seperti itu. Dia juga menghempaskan tangan Diana secara kasar.
"Tidak mencintaiku? Ini tidak masuk akal, Mas. Lalu apa arti dari pernikahan kita yang sudah menginjak satu tahun? Apa kamu tidak pernah merasakan perasaan cinta kepadaku? Lalu apa arti dari sebuah kasih sayang yang kamu berikan, kata cinta yang kamu sering ucapkan untukku?" Sakit ... itu yang Diana rasakan. Tangannya meremas baju di bagian depan jika dia terlalu sakit mendapati kenyataan ini.
"Semua itu aku lakukan agar kau jatuh cinta kepadaku untuk menyakitimu. Dan sekarang, aku muak harus terus-terusan bersandiwara di hadapanmu, aku muak menunjukkan seolah-olah aku ini mencintaimu."
"Kamu jahat Mas. Kamu tega menyakiti ku sedalam ini. Semua yang kamu lakukan menghancurkan semua harapanku. Aku pikir semua perhatianmu, cintamu, semuanya tulus untukku. Tapi apa yang kudapat? Kamu begitu teganya menyakiti perasaanku sedalam ini. Kamu angkat aku setinggi langit lalu kau dorong diriku hingga jatuh kebawah." Isak tangis Diana begitu menyakiti gendang telinga Danu.
"Percuma kamu menangis meraung seperti itu. Sampai kapanpun aku tidak akan memperdulikan perasaanmu. Ayo Nita, kita masuk ke dalam." Danu malah menggandeng istri mudanya ke dalam kamar yang dia dan Diana tempati.
Anita tersenyum mengejek melambaikan tangan pada Diana dan itu terlihat oleh Diana.
"Mas, kamu tidak bisa melakukannya ini padaku. Mas ... Aku tidak mau kau membawa dia ke rumah ini! Ceraikan dia, Mas!" Diana berteriak menggedor pintu kamarnya agar Danu keluar dari kamarnya.
Danu membuka pintunya kemudian menyeret paksa Diana. Dia sedikit kasar menghempaskan lengan Diana ke atas kasur yang ada di kamar satunya lagi.
"Aku bisa melakukan apapun yang aku mau termasuk menikah lagi. Kalau kamu tidak bisa menerima kehadirannya disini maka kamu boleh pergi dari rumah ini!" sentak Danu mencengkram pipi Diana.
Tangis Diana semakin kencang dan tersedu-sedu. Diana mendorong kasar tubuh Danu dan berdiri tegak di depannya.
"Aku memang tidak bisa menerima kehadiran dia di sini, Mas. Aku akan mengusirnya dari sini!" Diana menghapus air matanya secara kasar. Percuma Diana meminta, memohon pada Danu untuk tidak menikah lagi karena semuanya sudah terlanjur terjadi.
Dia akan keluar kamar, namun Danu menarik lengannya hingga Diana terbentur ke dada bidangnya kemudian Danu merangkul pinggang Diana menatap tajam mata merah akibat menangis. Lalu tangan kanannya mencengkram tengkuk Diana.
"Jangan coba-coba kamu mengusir Nita dari rumah ku! Ini kediamanku, kau tidak berhak mengusirnya. Semua keputusan ada di tanganku."
"Kenapa aku tidak berhak? Aku istri sah mu dan aku punya hak di rumah ini. Dia hanyalah istri siri mu, hanya bayanganmu dan tidak akan pernah menjadi istri yang di akui negara." Balas Diana menatap mata Danu dengan tatapan sedih dan terluka. Air matanya terus menetes meluncur membasahi pipinya.
Mata Danu dan mata Diana saling bertatapan. pria itu seketika terhipnotis oleh sorot mata teduh penuh kecewa. Seketika dia melepaskan Diana dari dekapannya.
"Jangan pernah coba-coba kau mengusik istriku. Kau harus menerima dia di sini!" Hanya itu yang dan keluarkan kemudian pergi meninggalkan kamar Diana dan pergi keluar rumah.
Diana tidak mampu lagi menahan badannya. Dia terduduk lesu menangisi dirinya sendiri.