Nasyifa Zahira Jacob..gadis cantik,ceria dan multi talenta,hidup di keluarga harmonis dan sangat di sayang oleh kedua orang tuanya,juga Kakak sepupu laki-lakinya,dimanja bak putri raja, hidupnya seakan tak pernah ada masalah,nyaris sempurna
Gerald Alexander Lemos...pemuda tampan,genius,multi talenta..terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya,merajai pasar modal Asia dengan berbagai bisnis yang keluarganya punya,siapa yang tidak kenal keluarga Alexander dan keluarga Lemos? penyatuan keluarga terpandang yang sulit untuk di taklukkan.
Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja dengan penuh kelembutan di satukan dengan pria dingin,arogan dan tak tersentuh?
kisah mereka yang belum usai membuat pertemuan pertama setelah sekian lama terpisah menjadi kisah penuh rasa..sakit,kecewa,namun membuat keduanya harus terikat pada satu hubungan rumit.
Mampukah keduanya memecahkan benang merah antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacar atau Adik???
Hari-hari berlalu begitu cepat, banyak hal yang dilalui dengan berbagai keadaan,rasa dan juga kenangan, mulai dari kenangan pahit, sangat pahit,indah hingga sangat indah,semua tersimpan rapi di setiap memori yang namanya ingatan dari masing -masing insan yang mengalami nya.
Sama halnya dengan kisah masa putih abu-abu para pelajar di Alexander High school, begitu banyak kisah terukir di sana,kisah persahabatan, persaingan,cinta manis khas anak remaja.
Rasa penasaran serta keingintahuan yang besar tak ayal membuat sebagian dari mereka menapak jalan yang salah, banyak yang dari mereka terlibat pergaulan bebas, terjerumus ke dunia malam hingga berakhir menjadi korban kejahatan Narkoba,dari itu peran serta para orang tua sangat dibutuhkan dimasa usia mereka.
Bukan mengekang,tapi mengawasi gerak dan pergaulan mereka, disertakan dengan bimbingan ilmu agama sebagai landasan untuk melakukan tindakan,agar mereka tau bahwa hidup itu ada yang namanya haram dan halal.
Minim nya pondasi iman yang membuat para remaja bahkan orang dewasa sering berbuat diluar batas wajar, terlebih di kota-kota besar, Diskotik bukan lagi tempat yang tabu untuk dikunjungi para remaja, menjalin hubungan dengan lawan jenis juga hal yang biasa bagi mereka
Namun semua itu tidak berlaku untuk seorang Nasyifa,tiga tahun menjadi santri di salah satu pesantren,ditambah dengan beberapa nasehat dari sang bunda sejak ia balita, membuat nya begitu yakin menjauh dari hal-hal tersebut.
Hingga saat Gerald menyatakan isi hatinya ia berusaha melawan rasa yang muncul, naluri remajanya tak bisa ia bantah,namun dengan istighfar ia berusaha menjelaskan bahwa ia salah satu wanita yang tak ingin menjalin hubungan dengan lawan jenis sebelum menikah.
Walau berat dan seakan menolak,namun Gerald si pemuda tampan dengan sejuta pesonanya mencoba menerima prinsip gadis cantik yang mampu mencuri hampir seluruh hatinya.
Hingga akhirnya hubungan mereka terkesan layaknya adik kakak di mata orang-orang, Gerald yang selalu berusaha memberikan perhatian khusus untuk sang pujaan hati,tapi Syifa yang justru berusaha untuk menghindar demi menjaga agar hatinya tak goyah.
" Kamu sudah sarapan?" tanya Gerald tepat di samping Syifa yang terlihat sedang asyik dengan gawai nya,ia sedang membalas pesan Lyly yang katanya tengah terjebak macet.
" Astaghfirullah...kakak.. bikin kaget aja sih" sungut Syifa geram.
Sedangkan Gerald hanya tersenyum tipis melihat wajah cemberut Syifa yang justru terlihat menggemaskan.
" Sudah,.. kakak?" jawab Syifa setelah menormalkan kembali jantungnya.
" Belum..,males banget sarapan cuma sendiri" jawab Gerald disertai dengan ekspresi wajah cemberut.
" Emang papa sama mama kakak pergi lagi?" tanya Syifa,ia sedikit tau tentang keluarga Gerald yang memiliki kesibukan luar biasa dan ia tau itu karena Gerald yang sering mengeluh kesepian padanya.
" Hmm..tadi malam, salah satu perusahaan papa yang di Singapura sedikit bermasalah" jawab Gerald singkat.
" Mau sarapan..? Fa bawa sandwich buatan Bunda " tawar Syifa lembut.
" Tapi temenin ya makanya " pinta Gerald sedikit manja.
" Tapi kak.." ucapan Syifa cepat terpotong.
" Ga sendiri kok,yang lain pada di tempat biasa,ada Mona juga" potong Gerald cepat seraya reflek menarik pergelangan tangan Syifa.
" Kak.." tegur Syifa bernada sedikit tegas saat Gerald menarik pergelangan tangannya.
" Sorry.. sorry.." ucap Gerald cepat seraya melepaskan pegangan tangan nya di pergelangan tangan Syifa.
" Di maafkan,tapi tolong jangan ulangi lagi" ucap Syifa tegas.
" Siap Sayang ...." jawab Gerald santai di sertai kedipan nakal dan itu hanya ia lakukan saat bersama Nasyifa, Gerald malah tampil dingin saat bersama orang asing, walau bersama Nasyifa juga masih sering bersikap dingin, karena memang itulah karakter pemuda itu yang sebenarnya.
" Kakak..." sentak Syifa geram.
Gerald tertawa gemas melihat wajah cantik Syifa yang menunjukkan protes nya dengan panggilan Gerald baru saja" mana mungkin Tuhan akan marah jika kita menyayangi sesama, bukankah Islam itu menganjurkan untuk kita saling menyayangi" tutur Gerald santai.
" Ya udah kalau gitu kenapa kakak ga bilang Sayang aja ke semua yang ada di sini?" ucap Syifa geram
" Yakin kamu ga akan cemburu kalau aku bilang sayang ke mereka semua, kalau mereka pada BAPER gimana?" tanya Gerald menggoda Syifa.
" Terserah " jawab Syifa seraya mempercepat langkah nya menuju ke taman belakang,ia sampai hafal dengan kebiasaan para sahabat Gerald yang suka nongkrong di taman belakang sebelum masuk kelas,ia bersedia ikut karena Mona juga berada di sana.
Gerald menggeleng seraya tersenyum simpul melihat ngambek nya Syifa,ternyata gadis yang sangat penurut ,lemah lembut namun terkesan tegas itu bisa ngambek juga, andai tak mengingat benteng yang Syifa buat ingin Gerald menarik Syifa dalam dekapannya seraya menghujani banyak kecupan di puncak kepala nya, sebagai ungkapan betapa ia sangat menyayangi gadis itu.
Gerald kembali menggeleng saat bayangan nakal itu bergentayangan di tempurung kepala nya,ia menepis cepat pikiran nya itu,ia tak akan siap jika sampai Syifa menjauhi nya bahkan akan membencinya jika ia bertindak ceroboh.
'Sabar Rald Lo pasti bisa lakuin itu semua setelah halal ' batin Gerald seraya tersenyum simpul.
" Wah pasangan saudara rupanya" ledek Juna yang memang selalu memberikan mereka julukan kakak beradik.
Tak menjawab Gerald langsung mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang tampak kosong, tangannya terulur ke arah Syifa" Mana?" tanya Gerald singkat.
Tak menjawab Syifa langsung membuka tasnya,meraih sesuatu di dalam nya dan memberikannya pada Gerald,tak lupa ia juga menyodorkan botol air mineral pada pria tampan tersebut, Syifa memang selalu rutin membawa bekal dan air mineral,itu semua sang Bunda lah yang menyiapkan nya.
" Wow.. romantis nya" ledek Juna lagi.
" Lo mau pamer ke kita, kalau Lo dibawain sarapan?" ucap Jonathan tiba-tiba.
" Mana ada,gue emang belum sarapan dan kebetulan Syifa bawa bekal,ya udah gue minta aja" jawab Gerald santai.
" Romantis banget sih " ledek Mona lagi.
" Enak Rald masakan calon makmum?" tambah Dewa.
Gerald Belum menjawab,ia asyik dengan makanan nya" itu bunda yang buat bukan Fa" ucap Syifa cepat sebelum mulut omes Gerald bicara,ia bisa saja memanasi para sahabat nya dengan mengatakan bahwa semua itu Syifa yang siapkan khusus untuk dirinya.
Gerald tertawa puas dalam hati nya, saat melihat wajah cengo ketiga sahabatnya, ternyata jawaban Syifa lebih ekstrim dari yang lain bayangkan
" Wah...calon mantu kesayangan nih..." sambar Dewa cepat.
" Eh.." ucap Syifa lembut hendak membantah,tapi terhalang oleh kehadiran Lyly dengan nafas ngos-ngosan nya karena berlari dari gerbang menuju mereka.
" Huft...gila.. Nyaris ga kebagian gerbang aku,untung cepat lima menit,kalo ga bisa kena hukum aku sama kakak ketua OSIS" ucap Lyly setelah menetralkan nafasnya.
" Tenang Ly...ini hari terakhir kalian dapat ketua OSIS galak,besok serah terima jabatan sekaligus peresmian ketua OSIS baru" Dewa menginformasikan.
" Beneran kak?" tanya Syifa seraya menatap Gerald.
" Hemm" jawab Gerald di sertai dengan anggukan kepala, mulutnya asyik mengunyah bekal yang ia dapatkan dari Syifa.
" Kira-kira kak Niko itu galak ga ? " tanya Lyly penasaran.
" Ga deh kayaknya nya, cuma katanya play boy tuh cowok " jawab Mona cepat.
" Hust..ga boleh ngomong gitu, kalau ga ada buktinya,ntar jatuhnya ke fitnah lagi" tegur Syifa sedikit bernada tegas.
" Dengerin tuh nasehat Ustadzh" ucap Lyly dengan sebuah candaan.
" Dia bukan play boy Mon..tapi buaya" ucap Dewa santai.
" Kalau dia buaya trus kakak apa? " tanya Syifa polos,sebab ia sudah sedikit tau tentang para sahabat Gerald.
" Kadal buntung".
" Penjahat wanita".
" Buaya Empang".
" Mata keranjang ".
Itulah jawaban kompak dari yang lain, termasuk Mona dan lyly sedangkan Gerald tak merespon apapun,ia hanya menggeleng
" Idih kompak banget" komentar Dewa mencibir yang lain.
" Yang penting setia sama istri ya ga kak?" bela Syifa disertai senyuman jahil, pembelaan nya ibarat sebuah sindiran untuk Juna.
" Nah itu bener banget" jawab Juna tanpa dosa.
" Berarti aku juga boleh dong ya cari pacar buat sekarang,trus ntar nikahnya sama kamu?" ucap Gerald tiba-tiba.
" Ga lucu " jawab Syifa dengan wajah cemberutnya namun pipinya bersemu merah.
" Cie.. yang udah ngomongin pernikahan" ledek Mona.
Syifa hanya menggeleng seraya tersenyum tipis, sedangkan Gerald tampak mengulum senyum melihat wajah malu Syifa.
Begitulah mereka saat berkumpul,sejak Gerald mengungkapkan isi hatinya pada Syifa, walau Syifa tak menerima namun tak membuat mereka menjauh, justru mereka terlihat lebih dekat satu sama lain,hanya saja tak ada yang menjalin hubungan spesial diantara mereka, walau begitu nyata Gerald mengagumi Syifa dan yang lain tau itu,sebab Gerald memang secara terang-terangan menunjukkan rasanya pada gadis cantik itu
Sampai -sampai ketiga sahabatnya serta Lyly dan Mona menjuluki Gerald dengan sebutan Bucin dan posesif,tak bisa Gerald tampik,sebab ia memang akan langsung bertanya pada Syifa saat melihat siswa laki-laki yang mendekati Syifa dan ia akan langsung memberi mereka peringatan agar menjauhi gadis cantik berhijab tersebut.
Pernah suatu ketika Syifa mengajukan protes nya karena sikap posesif Gerald, namun dengan gamblang Gerald menjawab karena ia tak suka calon istrinya di dekati pria lain,dan jika Syifa tak terima maka ia akan minta kedua orang tuanya untuk menemui orang tua Syifa dan melamar gadis itu untuk nya.
Tentu hal itu membuat Syifa kalang kabut dan menolak keras,hingga akhirnya ia memilih untuk tidak pernah dekat dengan siswa laki-laki manapun,baik itu senior atau seangkatan dengan nya,dan entah mengapa kedua sahabatnya juga terlihat sangat mendukung Gerald,hal yang sama juga dilakukan oleh ketiga sahabat Gerald.
" Kakak kapan Ujian Nasional nya?" tanya Mona pada Dewa.
"Dari info nya sih bulan depan,kenapa?" tanya Dewa setelah menjawab pertanyaan Mona
" Mau pada lanjut kemana?" tanya Lyly.
Mereka semua sedang berjalan di koridor sekolah menuju kelas mereka masing-masing, jangan tanyakan seperti apa tatapan para siswa siswi yang lain,ada yang kagum dengan kedekatan mereka,ada yang iri dan ada yang menganggap itu wajar karena mereka memang cocok.
" Gue sama Gerald rencana nya bakal ke Oxford Inggris, kebetulan dapat undangan juga kan dari sana" jawab Dewa apa adanya.
" Wah.. hebat ya,bisa dapat beasiswa di universitas paling bergengsi gitu" puji Lyly antusias.
" Bakal LDR dong kak sama Syifa " ceplos Mona tiba-tiba.
" Paan sih Mon" protes Syifa seraya mencubit pelan lengan Mona.
" Kan emang ga pacaran kan mereka" komen Jonathan tiba-tiba, ia sengaja memancing reaksi keduanya, terkadang ia gemas melihat hubungan sahabatnya dengan Syifa,ia takut sahabatnya akan kecewa bila ternyata suatu saat Syifa malah memilih orang lain sebagai imam nya, walau ia percaya jodoh itu di tangan Tuhan,sedangkan Gerald tampak lebih memilih diam.
Tak di pungkiri,biar bagaimanapun tampak jelas karakter Syifa sangat jauh berbeda dengan Gerald, walau banyak yang berpendapat perbedaan karakter lah yang akan menyatukan mereka,tapi itu terlalu jauh berbeda, Syifa gadis yang sangat lemah lembut,jiwa sosialnya tinggi, penyabar serta ilmu agama nya pasti juga lumayan cukup, terlihat dari cara gadis itu bicara,mengambil keputusan dan cara gadis itu berinteraksi,jelas sangat terjaga.
Sedangkan Gerald,ia pria yang dingin,keras kepala,tak memiliki stok kesabaran yang cukup besar,Arogan dan terkesan tegas,bukan kasta yang akan membedakan mereka,tapi karakter kepribadian, karena diam-diam Jonathan menyelidiki latar belakang keluarga Syifa, keluarga yang terkenal dengan segudang prestasi di bidang Religi,dan Ayahnya juga seorang Dokter ternama, hanya saja tampaknya Syifa memang bukan tipe gadis yang suka mengumbar kemampuannya.
Syifa juga tampak diam,ia tak menanggapi ucapan Jonathan, malah terkesan tak tertarik dengan obrolan mereka,dalam hati ia berkecamuk mengingat ucapan Mona yang pernah bercerita tentang seseorang yang pernah dekat dengan Gerald dan sekarang kabarnya berada di negara yang akan Gerald dan Dewa tuju untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Hingga akhirnya mereka terpisah di belokan yang menuju arah yang berbeda, Syifa dan kedua sahabatnya menuju kelas mereka, sedangkan Gerald dan ketiga sahabatnya juga menuju kelas mereka.
" Lo yakin sama perasaan Lo ke dia?" tanya Dewa tiba-tiba.
" Semoga" jawab Gerald singkat.
" jangan terlalu Lo bawa ke hati..Gue takut Lo cuma jagain jodoh orang" Timpal Juna pelan.
" Karena Lo juga suka dia kan? Gue tau Lo belum bisa lupain itu" potong Gerald cepat.
" Ga ada hubungannya ya sama rasa suka gue ke dia,gue ngomong serius, dan juga gue ga bantah sama apa yang baru aja Lo bilang,ga gampang ngilangin rasa ke seseorang walaupun kita belum jalin hubungan apapun sama orang nya" jujur Juna.
" Apapun itu... Jangan sampe persahabatan kita bubar karena wanita,gue ga berpihak ke siapapun dan gue siap jagain orang yang sahabat gue sayang,tapi gue cuma takut Nasyifa itu udah ada pilihan lain dari keluarga nya" ucap Jonathan tegas, saat berbicara Jonathan memang lebih dewasa,tak ada yang akan percaya jika ia seorang Casanova.
Itulah yang dikatakan covernya tak dapat menjamin isinya.