NovelToon NovelToon
Dewi Yang Terlahir Kembali

Dewi Yang Terlahir Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:776
Nilai: 5
Nama Author: Chu-Chan

Berada di dunia yang mana dipenuhi banyak aura yang menjadi bakat umat manusia, selain itu kekuatan fisik yang didapatkan dari kultivasi melambangkan betapa kuatnya seseorang. Namun, lain hal dengan Aegle, gadis belia yang terasingkan karena tidak dapat melakukan kultivasi seperti kebanyakan orang bahkan aura di dalam dirinya tidak dapat terdeteksi. Walaupun tidak memiliki jiwa kultivasi dan aura, Aegle sangat pandai dalam ilmu alkemi, ia mampu meracik segala macam ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan lainnya. Ilmu meraciknya didapatkan dari seorang Kakek tua Misterius yang mengajarkan cara meramu ramuan. Karena suatu kejadian, Sang Kakek hilang secara misterius. Aegle pun melakukan petualang untuk mencari Sang Kakek. Dalam petualang itu, Aegle bertemu makhluk mitologi yang pernah Kakek ceritakan kepadanya. Ia juga bertemu hantu kecil misterius, mereka membantu Aegle dalam mengasah kemampuannya. Bersama mereka berjuang menaklukan tantangan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 1

Aegle berbaring diatas ranjang tempat tidurnya, di dalam rumah kayu minimalis ditengah hutan. Ia menghela napas panjang menatap langit-langit rumah kayu tersebut.

“Huuuffff” hela napas panjang Aegle.

Dia kemudian beranjak dari tempat tidurnya, berjalan ke arah jendela kecil dikamarnya. Ia menghirup udara disekitarnya. Sembari menatap ke arah jauh keluar hutan. Ia lalu memandang kelangit menatap mentari yang bersinar lalu mengikuti arah jatuhnya sinar mentari itu. Cahaya itu masuk menembus pepohonan dihutan yang lebat ini. Yah, Eagle seorang gadis belia yang menetap dirumah kayu tepat ditengah hutan. Delapan tahun lalu ia dibawa oleh seorang kakek tua ke rumah kayu kecil ini. Aegle kembali mengingat masa kelamnya, dimana ia diperlakukan tidak adil oleh keluarganya, rasa sakit dan kecewa masih terbesit dibenaknya.

Dulu dia dibuang oleh keluarganya, hal ini karena ia tidak memiliki kultivasi seperti saudara-saudaranya yang lain. Bahkan auranya tidak dapat dideteksi oleh bola pendeteksi aura.

“Hmm, kenapa hanya auraku yang tidak bisa dideteksi? Apakah hanya aku di dunia ini yang tidak memiliki aura. Bahkan berkultivasi tahap dasar saja Aku tidak bisa.” batin Aegle, ia menatap nanar cahaya mentari yang menerpa pohon didepannya.

Ingatan menyakitkan yang pernah ia alami menjadi duri yang hingga saat ini masih terancap di dadanya. Padahal hanya kultivasi dan aura, mereka tega menelantarkan anak yang masih 8 tahun. Yah, tidak dapat dipungkiri bahwa aura merupakan segalanya di dunia ini, bahkan memiliki tingkatan yang berbeda. Aura dan kultivasi merupakan tanda kekuatan dan potensi seseorang di dunia ini. Mereka akan dibanggakan bahkan diagung-agungkan jika memeiliki aura dan kultivasi yang tinggi.

“Andai saja Aku memiliki aura, mungkin Aku tidak akan berada di rumah tua ini. Hufffff...” Ujarnya sembari menghela napas yang sekian kalinya.

Aegle menelungkupkan wajahnya dikedua tangannya yang terlipat, Ia merindukan Ibu, Ayah dan adiknya. Sayangnya mereka tidak merasakan hal yang sama. Pasalnya, Ibunya sendiri yang mengusirnya, Ia lebih membanggakan adiknya yang memiliki aura biru. Adiknya bahkan sudah bisa berkultivasi di umur 3 tahun, dan berada ditingkat gerbang ke 4 pada usia 6 tahun. Merupakan jelmaan manusia berbakat sesungguhnya. Masih terngian-ngiang dikepalanya apa yang diucapkan Ibunya saat mengusir dirinya.

“Kenapa kau tidak seperti adikmu Aegle? Tidak dapat Ibu pungkiri, kau tidak punya masa depan. Pergilah, jangan kembali! Sekarang kau bukan anakku lagi. Ucap Ibunya dengan penuh amarah dan malu. Apa yang diucapkan Ibunya selalu terbayang-bayang di ingatan Aegle.

Aegle diusir oleh Ibunya, bahkan Ayah dan Adiknya ikut berkontribusi mengusirnya, keluarga besarnya bahkan menendangnya dan melempari kotoran dan batu kepadanya. Aegle dianggap hina dan kotor karena tidak memiliki kultivasi dan aura.

Ia berjalan menyusuri sudut kota, mencari tempat berlindung. Wajah yang lusuh, pakaian yang compang-camping dan tentu saja perut yang selalu kosong. Tidak ada yang memberinya belas kasihan, bahkan merasa jijik kepadanya.

Selama berhari-hari ia terus berjalan hingga diujung sudut kota, hidupnya yang luntang-lantung dan kesepian membawanya bertemu dengan seorang kakek tua misterius yang mengenakan jubah putih gading. Entah dari mana asalnya. Aegle yang lelah dan juga kelaparan tiba-tiba saja terjatuh dan pingsan dihadapan kakek tua itu.

Walaupun pingsan samar-samar Ia melihat kakek tua itu menggendongnya. Kakek tua dengan janggut putih panjang serta keriput diwajahnya namun masih memiliki kesan kebijaksanaan dalam wajah itu.

Delapan tahun kemudian, Eagle telah menjalani hidupnya bersama Kakek tua misterius itu dirumah kayu yang renta ini. Bersama dengan Kakek Eagle mempelajari banyak hal tentang obat-obatan. Aegle juga mempelajari banyak tentang ilmu pengobatan dan ramuan-ramuan ajaib.

“Kamu memiliki hati yang bersih, kekuranganmu bukanlah akhir dari segalanya. Jangan berkecil hati.” Ucap kakek pertama kali mengajarkan ku tentang ilmu alkemi.

“Suatu saat kau akan menyadari kekuatan sebenarnya dari dirimu. Perbanyaklah pengetahuan dan keterampilan. Jadikan itu sumber untuk menumbuhkan kekuatan tersembunyimu.” Kata Kakek kepadaku.

Kakek selalu mengajarkan banyak hal didunia ini, bahkan dihutan tersembunyi ini, Aku dapat menumbuhkan kemampuan alkimiaku, seni meracik ramuan dari tanaman dan mineral.

Kakek pernah berkata, “Menyembuhkan orang juga merupakan kekuatan yang sangat besar daripada apapun. Itu adalah aura tersendiri bagi kita seorang alkemi sejati.”

Eagle tersadar dari lamunannya, Ia melihat Kakek yang baru saja kembali dari hutan membawa sebakul tanaman herbal.

Eagle tersenyum kegirangan, Ia menghampiri Kakek yang langsung ke dapur untuk meracik tanaman yang beliau dapatkan itu.

“Tanaman apa yang Kau dapatkan Kakek? Bukankah kita sudah memiliki banyak tanaman herbal dikebun yang ku pelihara?” Tanya Eagle.

“Ini tanaman Zing, kita belum memiliki ini.” Ucap Kakek menunjukkan tanaman tersebut.

“Benarkah, Aku belum pernah melihatnya. Apa manfaatnya. Bolehkah Aku menanamnya di kebun kita?” Ucap Aegle bersemangat.

“Tentu saja, tanaman ini bisa meningkatkan sirkulasi darah dan stamina. Aku ingin kamu meminumnya, sejak dulu fisikmu sangat lemah.” Sahut Kakek mulai meracik tanaman herbal tersebut.

“Aku berterima kasih padamu, Kek,” Aegle mengucapkan kata-kata itu sambil menatap sosok kakek yang sedang sibuk meramu ramuan.

“Tanpamu, aku tidak tahu bagaimana Aku jika tidak berjumpa dengamu.” Ucap Aegle dengan nanar matanya yang sedih.

Kakek tersenyum lembut, “Diantara kita sudah ditakdirkan untuk bertemu, Aegle. Dan suatu hari, kita juga akan berpisah, Kau tidak boleh hanya berdiam dirumah tua ini. Kau harus mencari sesuatu yang baru untuk dirimu sendiri. Mungkin saja, bakatmu itu sangat dibutuhkan oleh banyak orang.”

Aegle menatap keluar rumah, ia memandangi kebun kecil yang ia rawat selema beberapa tahun ini.

Tanaman yang Ia dan Kakek kumpulkan selama bertahun-tahun.

“Apa Aku harus meninggalkan semua ini? Aku sangat senang dengan diriku yang sekarang.” Ucap Aegle sedih.

Kakek hanya tersenyum dan membiarkan Aegle merenungi apa tujuan dan hal yang ingin dia lakukan kemudian hari.

1
Murni Dewita
👣
Chu-Chan
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!