NovelToon NovelToon
Semalam Dengan Mas Dokter

Semalam Dengan Mas Dokter

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat
Popularitas:5.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Aydin terhenyak, dunianya seakan tiba-tiba runtuh saat seorang gadis yang bahkan dia tak tahu namanya, mengaku sedang hamil anaknya.

Semua ini berawal dari sebuah ketidak sengajaan 3 bulan yang lalu. Saat diacara pesta ulang tahun salah satu temannya, dia menghabiskan malam panas dengan seorang gadis antah brantah yang tidak dia kenal.

"Kenapa baru bilang sekarang, ini sudah 3 bulan," Aydin berdecak frustasi. Sebagai seorang dokter, dia sangat tahu resiko menggugurkan kandungan yang usianya sudah 3 bulan.

"Ya mana aku tahu kalau aku hamil," sahut gadis bernama Alula.

"Bodoh! Apa kau tak tahu jika apa yang kita lakukan malam itu, bisa menghasilkan janin?"

"Gak udah ngatain aku bodoh. Kalau Mas Dokter pinter, cepat cari solusi untuk masalah ini. Malu sama jas putihnya kalau gak bisa nyari solusi." Jawaban menyebalkan itu membuat Aydin makin fruatasi. Bisa-bisanya dia melakukan kesalahan dengan gadis ingusan yang otaknya kosong.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAAFKAN AKU

Saat terbangun, Alula merasakan seluruh tubuhnya terasa remuk. Persendiannya seperti patah semua. Dan saat meregangkan otot-ototnya, tak sengaja lengannya mengenai sesuatu disampingnya. Terdengar suara lenguhan, membuat Alula reflek menolah.

Dia langsung menutup mulutnya yang menganga lebar. Jantungnya seperti berhenti berdetak saat menyadari seorang pria tidur disebelahnya. Dan apa ini? Alula memperhatikan kondisi tubuhnya. Dia makin syok saat menyadari jika tubuhnya tanpa sehelai benangpun dan sekarang berada didalam selimut yang sama dengan pria asing.

Sama seperti Alula, Aydin yang baru terbangun juga syok menyadari keadaannya saat ini. Keduanya saling menatap sambil mengingat-ingat kejadian semalam. Beda dengan Alula yang hanya diam sambil memegangi selimut menutupi dadanya, Aydin tampak mengacak-acak rambutnya frustasi.

Setelah ciuman panas di kamar mandi, mereka saling melepaskan pakaian. Setelah itu berpindah ke dalam kamar dan...

"Akhh.." Alula meringis saat hendak bergerak, inti tubuhnya terasa sangat sakit.

"Ada apa?" tanya Aydin panik.

"Sakit."

"Apanya?"

What! Alula langsung melotot. Apa harus bertanya apa? Dan haruskah dia menjawab secara gamblang bagian tubuh mana yang sakit?

"Maaf," Aydin menunduk. Saat ini, dia sungguh merasa bersalah pada gadis dihadapannya. "Aku gak sengaja tadi malam. Aku..." Aydin bingung harus berkata apa lagi.

"Sudahlah."

Tok tok tok

Ketukan dipintu mengagetkan keduanya.

"Non Lula, belum bangun ya?" Terdengar suara pembantu Alula dari balik pintu.

"Su-sudah, Bi," sahut Alula.

"Bapak dan Ibu baru pulang, Non Lula disuruh menemui mereka." Sejak 2 hari yang lalu, kedua orang tuanya pergi ke luar kota. Semalam mereka tidak tahu jika party yang dibuat Eliza sedikit agak melewati batas. Yang mereka tahu, Eliza hanya minta izin untuk mengadakan pesta ulang tahun.

"I, iya Bi, sebentar lagi. Lula masih mau mandi."

Setelah tak terdengar lagi suara Bi Ani, Alula kembali menatap Aydin. "Mas harus segera keluar dari sini. Jangan sampai orang tuaku tahu apa yang kita lakukan semalam."

Aydin mengangguk, hendak turun dari ranjang, mendadak ragu karena saat ini, dia sedang tak memakai apapun.

"Aku gak lihat kok." Alula membuang pandanganya kearah lain. Dia paham jika cowok disebelahnya itu malu.

Aydin turun dari ranjang lalu masuk kedalam kamar mandi. Disana, bukannya segera membersihkan diri, dia malah bengong. Melihat shower, jadi teringat apa yang semalam dia lakukan disana. "Sial, bisa-bisanya aku sampai kebablasan kayak gini sih."

Bugh

Dia memukul dinding dengan sangat kuat hingga punggung tanganya sedikit mengeluarkan darah. Dia yakin, ada yang berbeda dengan dirinya semalam. Tak biasanya miliknya tiba-tiba menegang sempurna dan meronta minta dituntaskan seperti semalam. Dia yakin jika semalam tidak mabuk. Dia ingat semua detail kejadiannya. Tapi anehnya, kenapa dia tak bisa menahan diri.

Aydin mengguyur tubuhnya dibawah shower. Dia telah menodai seorang gadis. Apa yang harus dia lakukan setelah ini?

Selesai membersihkan tubuh, Aydin keluar kamar mandi dengan hanya memakai celana panjangnya. Sedang kemejanya, masih basah karena semalam terguyuh air, bahkan sampai dia masuk kamar mandi tadi, masih dalam posisi yang sama, teronggok diatas lantai.

Dia melihat Alula sudah mamakai pakaian, dan saat ini, gadis itu sedang mematut diri didepan cermin. Tak sengaja, Aydin melihat gadis itu menyeka air mata.

Aku benar-benar telah bersalah padaya.

"Bajuku basah, apa kau ada baju untukku?" Suara Aydin, membuat Alula segera menoleh. Terlalu larut dalam pikiran, membuatnya sampai tak menyadari jika Aydin sudah keluar dari kamar mandi.

Alula memperhatikan tubuh Aydin. Tanpa sadar, dia malah meneguk ludah melihat dada polos yang ditumbuhi sedikit bulu dan perut yang tampak keras.

"Se-sebentar," Alula segera mengalihkan pandangannya.

Sepertinya efek obat itu belum hilang.

Alula mengubek-ubek almarinya. Dan akhirnya menemukan sebuah hoodi oversize warna putih. "Sepertinya ini muat." Dia menyodorkan hoodi tersebut pada Aydin. "Aku tinggal mandi dulu." Cewek itu langsung pergi menuju kamar mandi.

Setelah memakai hoodi yang sedikit cingkrang dibagian lengan, Aydin duduk disisi ranjang. Tak sengaja, matanya melihat bercak darah yang ada diatas ranjang.

"Astaga," Aydin mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Ternyata gadis itu masih perawan." Dia mengetuk-ngetuk keningnya dengan telapak tangan yang terkepal. Merasa telah menjadi pria paling berengsek diatas muka bumi karena telah merenggut mahkota seorang gadis yang bahkan tidak dia kenal.

Selesai mandi, Alula keluar sambil menggosok rambutnya yang basah. Jalannya sedikit pelan karena nyeri didaerah inti. Seingat dia, semalam mereka tak hanya melakukan sekali, namun beberapa kali. Mungkin karena pengaruh obat yang membuat mereka menggila seperti semalam. Jadi wajar jika saat ini, tubuhnya terasa remuk dan inti raganya nyeri.

"Maafkan aku," sekali lagi, Aydin mengatakan itu.

"Sudahlah. Lupakan saja kejadian semalam. Anggap tidak pernah terjadi apa-apa."

Aydin melongo, rasanya masih tak percaya jika gadis yang telah dia nodai malah menyuruhkan melupakan kejadian semalam. Gadis itu sama sekali tidak marah, apalagi minta dia bertanggung jawab. Apa dunia sudah terbalik? Bisa-bisanya gadis yang sudah dia renggut mahkotanya sama sekali tidak marah. Padahal jika marah, memaki ataupun memukul, dia dengan sukerela menerima.

"Apa kamu bawa mobil semalam?" tanya Alula.

"Tidak," Aydin menggeleng. "Semalam aku dan beberapa rekanku datang menggunakan taksi karena Eliza bilang, halaman rumahnya tak muat untuk menampung banyak mobil.

"Syukurlah," Alula menghembuskan nafas lega. Setidaknya, tak ada mobil yang saat ini terparkir di halaman rumahnya yang akan membuat orang tuanya bertanya-tanya tentang siapa pemilik mobil tersebut. "Kamu, teman kerjanya Kak Eliza?"

"Iya."

"Kamu harus segera pergi. Ayo ikut aku."

Alula keluar dari kamar lebih dulu, menuruni tangga untuk melihat situasi dibawah. Setelah memastikan tak ada orang, dia memberi isyarat pada Aydin untuk mengikutinya. Keduanya berjalan mengendap-endap hingga keluar dari pintu utama.

"Tunggu disini," Alula menghampiri dua orang satpam yang berjaga digerbang. Menyuruh mereka ke dapur dengan dalih, Bi Ani memanggil keduanya.

Setelah gerbang aman, Alula kembali melambaikan tangan kearah Aydin. Dan Aydin, pria itu gegas berlari menuju gerbang lalu keluar bersama Alula.

"Sekali lagi, aku minta maaf," Aydin masih sangat merasa bersalah. Tanpa dia tahu, jika Alula jauh merasa lebih bersalah saat ini. Kejadian semalam terjadi akibat kesalahannya sendiri. Justru disini, Aydin adalah korban.

"Sudahlah, lupakan yang semalam."

"Kau yakin?"

"Hem," Alula mengangguk. "Pergilah Mas."

Aydin berjalan menjauhi rumah Alula. Mengambil ponsel yang ada disaku celana lalu memesak taksi online. Sambil terus berjalan, dia masih sesekali menoleh kearah Alula, dan gadis itu, ternyata masih berada ditempat yang tadi, belum beranjak sedikitpun.

Kamu gak perlu merasa bersalah, Mas. Disini, aku yang salah.

1
Ima Kristina
lupakan prinsip mas dokter sudah sah juga
Ima Kristina
inget Lula saran nifa itu tarik ulur jangan ngajak mas dokter dulu
Ima Kristina
next
Ima Kristina
Aydin beneran cemburu gak Thor
Ima Kristina
sabar ya Lula
Ima Kristina
biasanya cowok pintar model Aydin gsknpeka soal perasaan jadi gak sadar kalau udah cinta
Ima Kristina
makin seru ceritanya Thorr menghibur banget pokoknya lanjut kakaaa
Ima Kristina
mas dokter capek banget atau merasa nyaman tidur dipeluk Lula
Ima Kristina
kapan Aydin bucin sama Lula Thor
Ima Kristina
next
Ima Kristina
susah memang meluluhkan hati mas dokter yang cool model Aydin hayo cemangat Lula
Ima Kristina
dasar bocil masih labil nurut aja sama petuah nenek
Ima Kristina
ampyun deh Aydin kok cuek gitu sama istrinya
Ima Kristina
lucu banget kalau nikah sama anak SMA /Joyful/
Ima Kristina
dasar nenek tadi aja mau menghajar Aydin tapi pas ketemu orangnya malah muji2 ganteng hebat ... hadehhhh
Ima Kristina
pasti Eliza shock kalau tau yang jadi pengantin prianya bukan Nurdin tapi Aydin
Ima Kristina
maklum jika mama iren sakit hati dan membenci Silvia ....tapi gak seharusnya melampiaskan pada Lula
Ima Kristina
jahat banget Silvia
mimi_esterina
kisah alula sama mas dokter ayden seruu buangeeeeetttttttttttttt. . . al juga happy sama kim
Ima Kristina
emang masih ada seorang ibu tega ninggalin anak yg masih bayi dan suaminya demi pria lain
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!