NovelToon NovelToon
Miss Troublemaker

Miss Troublemaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Egha sari

Bintang, CEO muda dan sukses, mengajukan kontrak nikah, pada gadis yang dijodohkan padanya. Gadis yang masih berstatus mahasiswa dengan sifat penurut, lembut dan anggun, dimata kedua orang tuanya.
Namun, siapa sangka, kelinci penurut yang selalu menggunakan pakaian feminim, ternyata seorang pemberontak kecil, yang membuat Bintang pusing tujuh keliling.
Bagaimana Bintang menanganinya? Dengan pernikahan, yang ternyata jauh dari ekspektasi yang ia bayangan.
Penuh komedi dan keromantisan, ikuti kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Egha sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14.

"Kenapa kau berada disini?"

Bintang langsung menarik tangan Hania, menuju pintu keluar hotel. Di depan sana, sudah ada sang sekretaris menunggu.

"Aku ingin kau mendengarkanku."

"Masuk," perintah Bintang, yang memaksa Hania masuk dalam mobil.

Reza langsung melaju tanpa tujuan, yang penting menjauh dari tempat mereka sekarang.

"Bintang," panggil Hania.

Bintang tidak menjawab. Ia membisu tanpa memandang mantan kekasihnya. Reza yang tidak diberi arahan harus kemana, menghentikan kendaraan dihotel tempat Hania menginap.

"Turun!" perintah Bintang, yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya.

"Aku melepaskan karirku, hanya untuk kembali dan ini balasanmu?"

"Aku tidak pernah memintamu kembali. Dari awal, kau sendiri yang memilih pergi."

"Bintang!"

"Aku bisa memberikan segalanya, tapi kau lebih memilih menjadi terkenal."

"Kau tahu, aku tidak bisa melepaskan karirku. Itu adalah hidupku, cita-citaku."

"Lalu, kenapa kau kembali, jika itu adalah hidupmu?" sarkas Bintang.

"Kau sudah berjanji, akan menungguku!" teriak Hania, suaranya bergetar bercampur tangis.

"Kau bilang hanya satu tahun, Hania. Nyatanya, kau memperpanjang kontrak tanpa sepengetahuanku."

"Aku sudah menjelaskan situasiku. Kenapa kau tidak mengerti?"

"Turun!" usir Bintang.

"Aku tidak akan pergi."

Tanpa bicara lagi, Bintang keluar dari mobil. Membuka pintu dan menarik Hania turun dari kendaraan itu.

"Berdebat denganmu, tidak akan selesai. Lagi pula, semua sudah tidak penting. Aku sudah menikah. Terima atau tidak, kau tidak bisa melakukan apa-apa."

Bintang masuk dalam mobil, tanpa memperdulikan Hania yang berkali-kali memanggilnya.

"Kembali ke hotel."

Dikamar hotel, Sera sedang menikmati kebebasan. Ia ditemani Wita, yang sedang membereskan pakaian.

Tok tok tok.

Wita membuka pintu, sementara Sera berpura-pura melipat pakaian.

"Kamu sedang apa, sayang?"

"Lagi siap-siap, Tante. Ah, Ma...ma." Sera buru-buru meralat ucapannya.

"Kamu tidak perlu membawa pakaian dari rumah. Mama sudah menyiapkannya."

"Baiklah. Kalau begitu, aku hanya akan ambil buku."

"Kemana Bintang?" Sang ibu mertua mengedarkan pandangan, mencari putranya. "Apa dia sedang mandi?"

"Aku tidak tahu, Ma. Pagi-pagi sekali, ia sudah pergi. Mungkin, ada pekerjaan."

Dan saat itu, Bintang muncul. Ia membawa kresek, entah apa isinya. Ia juga berganti pakaian olahraga.

"Kau dari mana?"

"Olahraga, Ma."

Sera mengerutkan alis, memperhatikan penampilan sang suami, dari ujung kaki hingga rambut. Seingatnya, Bintang pergi menggunakan baju kaos.

"Aku membawakan pesananmu." Bintang memberikan kantong kresek kepada Sera.

Sera kebingungan dan saat menatap wajah sang suami, Bintang mengedipkan kedua matanya berkali-kali, seolah memberikan isyarat.

Pesanan, apaan? Lu pergi aja, kagak bilang-bilang.

Karena sudah terlanjur, bilang tidak tahu. Sera, memilih berpura-pura tidak mengerti, isyarat dari sang suami.

"Aku tidak pesan apa-apa, Kak. Bukannya, tadi kak Bintang langsung pergi?"

Mampus, lu!

Bintang langsung memelototi istrinya. Sera mengalihkan pandangan dan berpura-pura bodoh. Ia menyibukkan diri, dengan melipat pakaian, yang sejak lahir tidak pernah ia lakukan.

"Bintang."

"Aku keluar pagi sekali, Ma. Aku meminta Reza. membawakan pakaian olahraga."

"Baiklah. Kalian siap-siap. Mama pulang lebih dulu."

"Iya, Ma."

Begitu pintu tertutup, Bintang langsung mencengkram tangan Sera, menariknya masuk dalam kamar mandi. Sementara, Wita hanya menatap mereka, sembari tersenyum. Dalam bayangannya, akan ada hal romantis yang terjadi.

"Apa kau tidak mengerti isyaratku?" Bintang mencengkram kedua tangan dan mengangkatnya ke atas kepala, Sera.

"Aku tidak mengerti, Kak. Aku pikir, mata kak kemasukan debu."

"Apa kau sepolos ini? Hah!" bentak Bintang, "sebenarnya, apa yang kau pelajari selama kau hidup?"

Gue pelajari, alien, mahluk astral, mahluk gaib dan teman-temannya.

"Maaf, Kak." Sera menundukkan kepala.

Bintang melepaskan tangan Sera, namun tidak melepaskan pandangannya. Sang istri masih menundukkan kepala, seolah takut kepadanya.

"Dalam kontrak, kita berdua tidak akan saling mencampuri urusan. Tapi, tentang kedua orang tua kita, seharusnya kau paham, apa yang harus kita berdua lakukan."

"Iya, Kak."

Oh, air mataku yang berharga, jatuhlah saat situasi sedang genting.

"Ingat, di rumah kita adalah pasangan. Saat diluar, kita orang asing. Mengerti!"

"Mengerti, Kak."

"Sekarang, keluar!"

Sera segera pergi, baru selangkah ia keluar, Bintang membanting pintu dengan keras.

"Buset, pelan kenapa?" Sera menendang angin ke arah pintu.

"Kenapa, Non? Pak Bintang marah, ya?"

"Lagi haid, kayaknya."

"Non," tegur Wita.

"Apa?"

"Nanti kedengeran."

"Bodo amat."

Sera duduk di tepi tempat tidur, sembari bermain ponsel. Wita sendiri, sudah selesai memasukkan semua pakaian dalam tas.

"Ini, mau dibawa kemana, Non?"

"Rumah."

"Rumah siapa?"

"Yah, rumah gue lah."

"Hoo."

"Pakaian gue yang dikontrakan gimana?"

"Udah beres, Non. Saya sudah ambil untuk dipakai ntar siang."

"Baguslah. Kamu pulang aja, duluan."

"Baik, Non."

Sera masih bermain ponsel, sembari menunggu Bintang yang begitu lama dalam kamar mandi. Saat suara pintu terdengar, Sera langsung mengambil posisi duduk tegak dan meletakkan ponselnya begitu saja.

"Kau belum pulang?" tanya Bintang, yang menggosok rambutnya dengan handuk.

"Aku menunggu, Kakak."

"Untuk?"

"Yah, aku bingung, kalau ditanya nanti harus jawab apa."

"Ck," Bintang melemparkan handuk, tepat diwajah Sera. "Keringkan rambutku."

Sabar, Sera. Saaaa... baaaarrrrr......

Sera berulang kali menarik napas, sembari mengeringkan rambut sang suami. Tak lupa, ia memaki dalam hati.

Rontok lah, rontok lah sampai licin.

"Sudah." Bintang merebut handuk dari tangan Sera. "Kau pulang saja lebih dulu, aku ada urusan."

"Kalau aku ditanya?"

"Ya, ampun, Sera. Apa aku harus mengajarimu?"

"Bukan begitu, Kak. Aku hanya ingin agar alasan kita sama."

"Bilang saja, aku ada urusan ke kantor, mengerti!"

"Iya, Kak."

"Benar-benar, merepotkan."

Sera keluar kamar, tapi tidak langsung pergi. Ia mematung depan pintu dengan tangan terkepal. Kepalanya seperti berasap.

"Brengsek! Hanya karena aku penurut, kamu bisa seenaknya."

Tidak bisa meluapkan amarahnya, Sera memilih pergi ke taman kota. Ia meminta Wita untuk menjemputnya, sebab ia sudah tidak mood untuk pulang.

"Lu bilang apa, ke mama?"

"Seperti yang Non, bilang. Non, ada kelas mendadak."

"Ya, sudah. Ayo pergi."

Seperti biasa, Sera kembali merubah tampilannya, saat hendak ke kampus. Ia juga meminta turun di depan toko bangunan, yang jaraknya cukup jauh.

"Naik." Rio menepikan motornya.

Tanpa banyak bicara, Sera langsung naik. Dan saat itu, ingatan Sera mundur. Rio datang ke pesta pernikahan, dengan setelan jas mahal. Apa mungkin, Rio sedang berkamuflase seperti dirinya?

"Rio, malam minggu, lu kemana?"

"Di rumah. Napa?"

"Lu, nggak ikut ajakan Renata."

"Nggak. Motor gue rusak."

Rio memarkir motornya dan saat itu, Renata muncul dengan wajah masam.

"Elu berdua, kenapa nggak datang?"

"Motor gue rusak," jawab Rio.

"Gue kerja," jawab Sera.

"Kerja? Kerja, apa? " Rio dan Renata, kompak bertanya.

"Kerja di.... di toko percetakan."

🍓🍓🍓

1
Metal Black
bagus
Hintalo Babanam
🥰🥰🥰
dreams
Terima kasih, Kak.
Hintalo Babanam
Cerita yg bagus 😊
Hintalo Babanam
hanya bisa secangkir kopi ya thor, dan secangkir lgi untuk bab selanjutnya 😉
Andar Oss
Semangat otor...lanjut ya...
ceritanya bagus, jadi ga sabar nunggu up
dreams
Mudah-mudahan cerita ini menarik buat kalian. terimakasih
Rian Moontero
mampir thooor,,yuukk up lagi,,smangaaaat💪💪🤩🤩🤸🤸
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!