Dimalam pertama menjadi pengantin Dian harus menelan pil pahit dia dinyatakan sudah hamil satu bulan setelah jatuh pingsan.
siapakah yang telah menghamili Dian dan apakah suaminya mau menerima keadaan Dian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34
Besoknya di kediaman pak Hermawan akan diadakan tasyakuran kesembuhan Abi dan kedatangan Abi Dan Dian menjadi keluarga baru dirumah itu.
Bu Novita yang menyiapkan semuanya tak banyak yang mereka undang hanya beberapa orang tetangga dan keluarga Rendra itu saja.
Acaranya berlangsung dengan lancar tanpa ada hambatan pukul sepuluh malam mereka ke kamar masing-masing hanya Andra yang belum ke kamar.
Andra mengantar bara ke depan rumah sambil membahas kerjaan karena besok bara akan kembali ke inggris.
"Gimana udah bobol gawangnya apa belum?"Goda bara.
"Kalau kamu masih disini mana mungkin aku melakukan nya"Keluh Andra.
"Kalau begitu aku akan lebih lama lagi disini".
"Dasar teman nggak ada akhlak"Gerutu Andra sambil berdecak.
Bara malah tertawa Terbahak-bahak kemudian memeluk Andra.
"Bahagia lah selamanya aku senang kamu mendapatkan kebahagiaan yang selama ini kamu idam kan"Doa bara masih dengan memeluk Andra.
"Makasih ya selama ini kamu telah menjadi teman yang baik untuk ku".
"Udah sana nanti keburu tertidur".
Bara pergi dan Andra masuk kedalam rumah dan lansung ke kamarnya.
Di dalam kamar bertepatan pula Dian keluar dari kamar mandi.
"Apa Abi sudah tidur?"Tanya Andra untuk menghilangkan kecanggungan antara mereka.
"Sudah"Jawab Dian singkat.
Dian duluan naik ke atas ranjang setelah Andra ke kamar mandi dia juga naik ke atas ranjang.
Andra maupun Dian sama-sama terdiam mereka sama-sama tidak tahu mau ngapain.
Sampai ada insiden mati lampu baru mereka bereaksi tanpa sadar Dian memeluk Andra,Andra yang di peluk jantungnya terasa seperti maraton.
Sejenak Andra membiarkan Dian memeluknya saat Dian sadar dia mau melepas pelukannya tapi di tahan Andra.
Andra kemudian mengungkung dian dengan hati-hati Andra memajukan mukanya ke arah Dian.
Awalnya Andra hanya mencium bibir Dian lama kelamaan dia melumatnya dengan rakus.
Karena sama-sama berkabut gairah mereka sama-sama menikmati sentuhan demi sentuhan yang mereka rasakan.
Disaat puncaknya Andra sampai mencoba beberapa kali tapi pertahanan Dian susah di bobol karena Andra semakin berusaha akhirnya gawangnya gol juga.
Mereka sampai melakukan beberapa kali Andra kelihatan tidak ada kata letih dirasa sudah kasihan sama Dian Andra menyudahinya.
Mereka kemudian tertidur dengan berpelukan.
Keesokan harinya dian terbangun saat dilihat jam didinding betapa kagetnya dia karena saat ini jam sudah menunjukan angka delapan.
"Dra lepasin aku kita udah kesiangan"Pinta Dian karena Andra masih memeluk pinggangnya.
"Jam berapa?"Tanya Andra sambil membuka matanya.
"Ini tuh udah jam delapan Abi harus sekolah"Kata Dian.
"Tenang aja Di mama pasti udah mengantar Abi ke sekolah"Tebak Andra bukannya melepaskan pelukannya malah semakin mengeratkan.
"Aku malu dra kalau bangun kesiangan,apa nanti kata mama dan semua orang di rumah ini"Jelas Dian.
"Tenang saja mereka pasti sudah memakluminya karena kita pengantin baru"Kata Andra"Sebaiknya kita tidur lagi aku masih ingin berduaan dengan kamu".
"Tapi ".
"Ceritakan pernikahanmu dengan almarhum mas Lukman".
"Apa yang harus aku ceritakan?".
"Semuanya"Jawab Andra masih dengan memeluk Dian.
"Selama kita menikah mas Lukman selalu baik sama aku dia juga nggak pernah menyentuhku sama sekali kami tidur di kamar terpisah".
"Apa?"Tanya Andra kaget dan lansung terduduk"Maksudnya bagaimana?".
"Hubungan kita layaknya seperti kakak dan adik setelah almarhum mas Lukman mengetahui kalau aku dalam keadaan hamil beliau memang sempat kecewa tapi setelah kita mendatangimu dan sudah tidak menemukanmu dia kembali baik padaku".
Andra kemudian memeluk Dian dalam hatinya bersyukur Lukman telah menjaga jodohnya tidak dipungkiri dalam hati Andra senang kalau hanya dia yang memiliki Dian seutuhnya.
"Gimana kalau kita berziarah ke makam mas Lukman aku mau berterimakasih sama dia berkat dia Abi ada di antara kita".
"Kapan dra?"Tanya Dian senang.
"Nanti sore kalau sekarang kita teruskan yang tadi malam"Ajak Andra dengan senyuman yang jail.
"Tapi aku lapar dra"Tolak Dian.
"Satu ronde saja"Bujuk Andra.
Karena memaksa Dian akhirnya pasrah mereka turun dari kamarnya pukul sebelas siang rasanya Dian tidak mau keluar kamar karena malu jam segini baru keluar kamar sedangkan Andra biasa saja.
"Pagi ma"Sapa Andra sumringah.
"Pagi apanya tuh lihat jam di dinding supir aja sudah pergi jemput Abi pulang kamunya baru keluar kamar"Keluh Bu Novita.
"Maklum ma pengantin baru"Jawat Andra ceplos sedangkan Dian hanya menunduk karena tidak berani menatap Bu Novita.
"Tapi jangan keterlaluan kamu mainin istri kamu kasihan dia"Kata Bu Novita yang malah semakin membuat Dian tidak punya muka"Tapi nggak apa-apa deh itu malah bagus Abi malah cepat punya adek".
"Tuh mama tahu".
"Ayo Dian makan yang banyak"Pinta Bu Novita.
"Iya nyonya".
"Kok nyonya sih panggil mama seperti Andra mulai sekarang kamu nggak menantuku tapi anak mama"Keluh Bu Novita.
Mendengarnya Dian merasa tersentuh dan lansung mengangguk Dian juga sampai menitikkan air matanya dan segera dia hapus.
terimakasih sudah up , ditunggu2 akhirnya nongol jg