NovelToon NovelToon
Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu

Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Naik Kelas / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:362.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di balik suami yang sibuk mencari nafkah, ada istri tak tahu diri yang justru asyik selingkuh dengan alasan kesepian—kurang perhatian.

Sementara di balik istri patuh, ada suami tak tahu diri yang asyik selingkuh, dan mendapat dukungan penuh keluarganya, hanya karena selingkuhannya kaya raya!

Berawal dari Akbar mengaku diPHK hingga tak bisa memberi uang sepeser pun. Namun, Akbar justru jadi makin rapi, necis, bahkan wangi. Alih-alih mencari kerja seperti pamitnya, Arini justru menemukan Akbar ngamar bareng Killa—wanita seksi, dan tak lain istri Ardhan, bos Arini!

“Enggak usah bingung apalagi buang-buang energi, Rin. Kalau mereka saja bisa selingkuh, kenapa kita enggak? Ayo, kamu selingkuh sama saya. Saya bersumpah akan memperlakukan kamu seperti ratu, biar suami kamu nangis darah!” ucap Ardhan kepada Arini. Mereka sama-sama menyaksikan perselingkuhan pasangan mereka.

“Kenapa hanya selingkuh? Kenapa Pak Ardhan enggak langsung nikahin saya saja?” balas Arini sangat serius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Peduli

“Mas Joko ... mas Joko? Ada apa dengan mas Joko? Sepertinya aku melupakan sesuatu tentang mas Joko,” batin Ardhan yang langsung berpikir serius.

Dalam diamnya, Ardhan memaksa otaknya untuk bekerja secepat mungkin memikirkan mas Joko berikut hal yang harus ia ingat, tentang sosok tersebut.

“Hah! Aku benar-benar melupakan sesuatu! Mas Joko itu suaminya mbaknya Arini. Dulunya mas Joko cintanya ke Arini, bahkan sampai sekarang. Terus, mbaknya Arini namanya Marini. Marini ini cinta pekok alias g i l a ke mas Joko karena saking cintanya, dia pernah minum obat kasbon delapan tablet sekaligus! Nah terakhir, nama adiknya Arini itu Handoko, dan nama ibunya Arini itu ibu Yati!” batin Ardhan yang akhirnya ingat semua cerita sekaligus silsilah keluarga Arini.

Padahal belum ada dua jam, Arini menceritakan semuanya ke Ardhan. Namun efek terlalu banyak yang dipikirkan, Ardhan jadi melupakannya.

Dengan elegan, Ardhan mengenalkan dirinya sebagai calon suami Arini. Tak lupa, Ardhan juga menanyakan kabar Marini. Ardhan melakukannya bukan hanya untuk basa basi, tetapi karena pada kenyataannya, ia memang belum tahu wujud Marini.

Alih-alih Joko yang menjawab pertanyaan Ardhan, justru Arini yang melakukannya. Sebab Joko yang kiranya sebaya Ardhan, hanya diam dan menatap kesal Ardhan. Tatapan khas orang yang dibakar api cemburu.

“Yang di teras tadi ...? Oalah ....” Ardhan benar-benar terkejut karena ternyata, ia sudah sampai bertemu sekaligus menyalami Marini. Namun dalam hati Ardhan yang masih menatap teduh kedua mata Arini, berkata, “Ya pantes ... cantikan kamu jauh-jauh. Lagian yang di teras judesnya mencapai level akut. Ya pantesan Joko maunya sama kamu!”

“P—Pak!” Makin lama, sekadar bersuara saja, Arini tidak bisa.

“Rin ...?” lirih mas Joko khawatir.

Tangan kanan mas Joko nyaris meraih lengan kiri Arini, tapi dengan cekatan Ardhan merangkul Arini dan membawanya pergi.

“Kamu kenapa, sih?” tanya Ardhan lirih dan memang langsung menyikapi Arini dengan serius. Ia mengkhawatirkan keadaan Arini. Terlebih ketika akhirnya Arini mengaku, bahwa kepala belakang Arini sempat terhantam lemparan palu.

“Serius? Hah? Palu diadu dengan kepalamu? Sakit banget? Lempar palu balas lempar palu, lah? Coba aku lihat jadi lembek kayak apa? Kamu jangan bikin aku takut ... bentar, aku hubungi mama. Biar mama siap-siap juga menangani ibu kamu. Innalilahi Rin ....”

“Aku belum mati, Pak. Cuman, ... ini aku jadi pusing banget!”

“Ya iya ... ini kepalamu mirip ubun-ubun bayi baru lahir. Memang lembek gini!” balas Ardhan yang langsung sigap kembali menutup hijab Arini. Arini tak mau lama-lama membiarkan kepalanya dilihat orang lain dengan leluasa.

Orang-orang di sana yang mendengar kabar keadaan kepala Arini, menyarankan untuk segera menempelkan abu hangat.

Dengan cekatan, salah satu ibu-ibu di sana mengambilkan abu hangatnya dari rumahnya. Abu yang diambil merupakan abu sekam. Kebetulan, sekam menjadi salah satu bahan bakar warga setempat dalam mematangkan nira menjadi gula merah. Selain kerap dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka benjolan maupun memar ketika dalam posisi hangat-hangat. Warga juga akan memanfaatkan abu sekam untuk menggosok p a n t at panci maupun wajan yang hitam.

“Ardhan ... Arini ... Ardhan kelihatan sayang banget ke Arini. Sampai dibopong-bopong gitu. Dan Arini jadi makin banyak yang sayang gara-gara dia mau dinikahi Ardhan. Siapa sih yang enggak kenal Ardhan. Kebanyakan warga sini bahkan menjadikan menganyam rambut palsu buat penghasilan tambahan. Sementara rambut-rambut palsu itu merupakan usaha pabrik keluarga Ardhan!” batin Marini benar-benar iri kepada sang adik.

Kedatangan Arini ke sana sukses mencuri banyak perhatian. Meski sempat terjadi tragedi tak mengenakan. Luka di punggung kepala Arini akibat tragedi tersebut, justru membuat Ardhan makin peduli kepadanya.

Selain Arini, ibu Yati juga jadi diboyong. Joko yang membopong ibu Yati, dan sampai membantunya duduk di tempat duduk sebelah sopir. Sebab di tempat duduk tengah, penuh oleh Ardhan dan Arini. Ardhan memangku Arini dan membuat calon istrinya itu, tengkurap. Sebab sampai detik ini, Ardhan masih aktif menempel-nempelkan bungkusan berisi abu hangat, ke kepala Arini.

“Pak, ... jalannya pelan saja. Jangan ngebut-ngebut, kita bawa dua orang enggak sehat,” ucap Ardhan masih fokus mengawasi keadaan punggung kepala Arini.

Kendati fokus menatap punggung kepala Arini, Ardhan tahu bahwa Joko yang membantu ibu Yati sampai duduk di sebelah sopir, sempat melongok kepala Arini. Joko melakukannya dari sebelah sofa ibu Yati duduk.

“Nuwun sewu, Ibu Yati. Mohon maaf, jika memang ada keluhan, langsung dikeluhkan saja. Apalagi sampai pasar depan, jalannya bikin istighfar,” santun Ardhan sampai agak melongok ibu Yati guna menyampaikan permintaan maafnya.

Ibu Yati yang masih sesak napas, mengangguk-angguk sambil tersenyum. Malahan, ia yang kemudian meminta maaf sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Ardhan.

“Ini nanti aku minta mas Rendra buat urus surat visum. Luka di kepala ini bisa jadi bukti pengani a ya an fatal,” batin Ardhan yang jadi makin sibuk Karena selain harus mengurus Arini, dirinya juga masih memiliki banyak pekerjaan.

“Kalau memang saya tidak sempat malam ini, tolong pindahkan semua jadwal buat hari besok,” ucap Ardhan menjadwal ulang setiap jadwal yang harus ia jalani hari ini.

“Jadi, semuanya sudah beres ya, Mas? Berkas pembatalan nikah sudah diurus tuntas? Pihak sana enggak tahu, kan? Tolong diatur ya Mas. Soalnya kemarin, mbah ada omongan kalau pak Sugeng ....”

Ardhan tidak tahu, kenapa ia begitu mudah peduli sekaligus menyayangi Arini. Padahal harusnya, ia melakukan itu kepada Killa. “Mungkin karena meski baru kenal sebentar, kami terbiasa ngobrol dan Aranti pun tipikal yang peduli banget. Aranti ngurus aku banget, jadi saat dia sakit gini, dengan sendirinya aku juga kasih timbal balik. Sementara saat dengan Killa, ... kami memang jarang komunikasi. Andai bareng pun, kami sibuk dengan hape atau laptop masing-masing. Sementara sekarang ... kami memang sudah masing-masing,” batin Ardhan yang dengan tegas mengatakan bahwa dirinya tidak perlu bertemu dengan Killa lagi, meski Killa memintanya. Kia meminta bantuan mas Narendra selaku anak dari pakdenya, dan notabene pengacara Ardhan, untuk menyampaikannya kepada Ardhan.

“Kalau ke orang tuanya, nanti setelah putusan, aku pasti ke mereka lagi. Kemarin sih pas aku ke sana, mereka apalagi mamanya, nangis-nangis minta maaf,” ucap Ardhan.

“Sekalian tolong urus mamanya Akbar ya Mas. Tolong mintain izin visum ke polisi juga. Kalau bisa, visumnya cukup di klinik apa puskesmas terdekat.”

Semuanya benar-benar Ardhan urus. Kelanjutan proses hukum Killa dan Akbar yang sudah menjalani sidang utama dan tinggal menunggu sidang putusan. Pembatalan pernikahan baik pernikahan Ardhan dan Kia, maupun pernikahan Arini dan Akbar. Terakhir ialah mengurus pengobatan ibu Yati maupun pengobatan Arini.

“Aku berobat jalan saja,” lirih Arini kepada Ardhan yang masih mengawal pemeriksaan keadaannya.

“Manut. Nurut, ikuti saja arahan mama, mau dirawat jalan, apa rawat inap, apa malah rujuk ke rumah sakit,” cibir Ardhan yang memang mengomel.

“Kalau ibu Yati, bisa ditangani di sini. Namun untuk Arini, rujuk saja ya Mas. Di sini enggak ada alat rontgen. Takutnya kenapa-napa apalagi ini kepala. Bentar, Mama telepon ke rumah sakit dulu biar pihak sana siap-siap. Sakit banget ya, Rin?” lembut ibu Sundari yang menyentuh punggung kepala Arini saja, tak tega.

Walau hanya diam, Arini berangsur menatap Ardhan. Di hadapannya dan hanya terpaut setengah meter dari ranjang penanganan Arini duduk. Ardhan bersedekap sembari menatap sinis Arini. Tatapan yang terjadi karena Ardhan terlalu khawatir. Terbukti, walau tanpa pamit, kepergian Ardhan dari sana juga dibarengi dengan pria itu yang membatalkan setiap jadwal pekerjaannya hingga lusa. Melalui ponsel canggihnya, Ardhan melakukannya.

(Masih ada yang nungguin dan belum tidur?)

1
Zuny Achmad
lnjut kak
Eka Pematasari
masihhh donk kak
ayo up lagi
Dian Kristianti
lanjut Thor, semangat....
jumirah slavina
hilihhh... dalam mimpi'mu...
batal nikah wweeiii...
jumirah slavina
mesti'y td biarin aja s' Akbar ini d'timpuk Arini pake meja... dasar bedebah sialan....
jumirah slavina
benar kamu tidak akan menceraikan dia... krn Arini membatalkan pernikahan kalian... hhuuhhh... dasar laki² MoKonDo....
Fitrina Musya
/Good//Good//Good/
Salsa Billa
lanjut thorr seru ada ojan
jumirah slavina
mulut'y minta d'tabok nih...
jumirah slavina
lopeeeeeee bangettttt sm karakter Ariniiii....
jumirah slavina
langsung move-on hitungan detik ya...🤣🤣🤣🤣🤣
orang keq mereka tak perlu d'tangisi... kuy lah kalean menikah.. 🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣
jumirah slavina
Aku padamu Rinnnn....
jumirah slavina
wuidihhhhh.... kerennn....
Lha-Lha Dwi
cerita menghibur kak
Bekti
mw bgt mbk rosi 😍😍 smua karya² mbk rosi g ad yg g bikin ngakak 👍🏻👍🏻🤭🤭😅😅😅
Bekti
Alhamdulillah selamat ya Arini buat lahirannya 🥰🥰 panggilan sayang Ardha ke Arini "wel bawel" 🤭😅😅 baby Lio cm numpang aj diperut Arini krn pas lahir jd kembaran sm ardhan ya 🤭🤣🤣🤣
mimma miftaria octiana
mau lah thor.. mw bgt lanjutannya, hiburan bgt baca novelmu,, ngakak ngakak bacanya 🤣🤣🤣
Duda Fenta Duda
ini novel kesukaan ku bar2👍👍👍👍
Pawit Kurniawati
aku masih mau baca Kak Ross..
Sonya Kapahang
Aku masih mauuuuuu... 🙋‍♀️🙋‍♀️🙋‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!