" Om om, mau jadi ayah Aga ndak. Aga ndak punya ayah. Ibu Aga tantik lho Om."
" Hahaha, anak ini lucu bener."
Seorang bocah kecil tiba-tiba bicara seperti itu kepada pria asing. Wajah polosnya tersebut tidak bisa membuat si pria marah meskipun dia dipinang dadakan oleh bocah itu.
Tapi siapa sangka anak kecil itu datang bersama dengan seseorang yang ia kenal.
" Kamu, ini anakmu?"
" Maaf, kami permisi."
Wanita itu langsung pergi membuat si pria penasaran.
Siapa sebenarnya mereka dan apa yang terjadi? Dan mengapa Aga mengatakan bahwa tidak punya ayah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JAYO 34: Kecolongan
Tadi malam, Kaivan benar-benar mengerahkan semua kemampuannya untuk segera mendapatkan apa yang dia inginkan. Sebuah data juga diberikan oleh Rendi, dimana beberapa orang dari kantor pusat memang ada yang dipindahkan ke kantor cabang malang. Rupanya ada lumayan banyak. Sekitar 10 orang.
Pantas saja Kaivan sepeti tidak asing ketika melihat beberapa stafnya. Dan seperti sebuah jalan pembuka isi kepalanya, ada beberapa orang yang berada di A-DIS Malang ini tampak di rekaman kamera pengawas. Di dalam A-DIS,oleh Kai kamera pengawasnya dibuat khusus yakni tidak hanya bisa merekam gambar namun juga suara. Ya, Kai meng-upgrade teknologi tersebut sehingga memudahkan Kiavan untuk mendengar dan melihat apa yang sudah terjadi.
Hampir 3 jam Kaivan mencari, dan pada akhirnya ia menemukan titik temu. Satu orang wanita berkali-kali bicara dengan Dara. Wanita itu tampaknya cukup ahli karena dia menghindari kamera, atau dia berusaha agar ucapannya tidak terdengar.
Waktu yang Kaivan lihat dari setiap wanita itu berbicara dan Dara yakni saat masa-masa mereka menyusun skripsi. Ia pun kembali menggali ingatannya, dan benar saja saat itu Dara mulai menjauh dengan alasan ingin fokus dalam mengerjakan skripsi.
" Sial, kok aku bisa kecolongan," umpat Kaivan kesal.
Ia kembali fokus, mencari video yang ada Dara dan wanita itu. Rupanya benar tidak hanya sekali dan semuanya tampak rapi karena tidak meninggalkan jejak suara. Namun Kaivan Tidka berhenti di situ saja, ia terus mencari hingga mendapatkannya.
Mata Kaivan membulat sempurna ketika mendengar apa yang wanita itu katakan kepada Dara.
" Heh kamu itu tuh nggak pantes ada di keluarga mereka? Kita tahu kok, Tuan Kai tuh emang baik jadi mau nampung kamu di sini semenjak kamu masih belum lulus SMA. Tapi seharusnya kamu tahu diri, dan nggak ngemanfaatin kebaikan Tuan Kai dan anak istrinya. Aah jangan-jangan kamu mau naik ke ranjang Tuan Muda Kaivan biar bisa naikin statusmu itu! Cih dasar parasit nggak tahu diri."
" Tck dasar Benalu, jangan sok kecantikan deh Lo!"
" Inget ya Dar, Lo itu nggak beda sama parasit, sukanya nempel dan menggerogoti inang. Beneran nggak guna."
Kaivan mengusap wajahnya kasar. Semua kalimat yang sejenis itu sungguh kasar dan jahat. Bagaimana bisa dia tidak tahu bahwa ada yang memperlakukan Dara seperti itu. Sebuah penyesalan besar mencuat dalam diri Kaivan, secara tidak langsung yang membuat Dara meninggalkan Jakarta itu adalah dirinya. Dan yang membuat Dara bisa menikah dengan Davka lalu mendapat perlakuan buruk itu juga dirinya.
Entahlah mengapa Kaivan mengambil kesimpulan seperti itu, namun ia sungguh-sungguh merasa bersalah dengan Dara. Meskipun ia tahu bahwa semua itu adalah takdir dari Yang Maha Kuasa. Jika memang Tuhan sudah berkehendak, maka bukankah tidak ada makhluk yang mampu menghindarinya? Maka dari itu yang perlu Kaivan lakukan saat ini adalah melindungi Dara dan Aga sekuat tenaga, juga membawa ibu dan anak itu ke dalam sisinya.
Setelah mendapatkan nama orang yang membuat Dara sepeti itu, Kaivan meminta Rendi untuk mengawasinya. Ia ingin tahu terlebih dulu apa yang orang itu inginkan dan mengapa dia sampai berkata seperti itu kepada Dara. Hal itu tentu bukan hal yang sulit karena wanita itu berada di A-DIS Malang. Jadi menyelidikinya tentu menjadi hal yang mudah.
Rendi dengan senang hati melakukannya, karena bagaimanapun Dara adalah temanya. Ia juga tidak suka jika Dara ada yang mengusik. Terlebih Rendi juga tahu bagaimana perjuangan Dara dalam hidupnya yang memang tidaklah mudah.
TBC
tunggu aja tnggal mainnya... seorang loe bleh aja diatas angin tpi nnti kehancuran siap memelukmu 😏😏