Honey merasa jengah dengan kehidupannya yang maha sempurna. Ditengah rasa jengah yang melanda, ia mempunyai ide gila; mengajak teman daringnya bertukar posisi. Teman daringnya merupakan anak dari penyelam handal di Barcelona.
Ia pikir setelah bertukar tempat dengan temannya, kehidupannya akan berubah menyenangkan, nyatanya salah. Ia harus menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah hatinya yang terpaut pada ayah teman daringnya.
Follow IG Author @ThalindaLena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Hari itu juga, Alpha dan Kai mendatangi apartement putri mereka. Mereka pikir Honey menenangkan diri di sana, ternyata dugaan itu salah.
Alpha menemukan sepucuk surat di atas meja rias Honey. Wanita itu mengambilnya dan membacanya dengan seksama.
Maaf, Mom, Dad. Aku pergi untuk menenangkan diri dan melupakan rasa sakit ini. Jangan mencariku.
Alpha memberikan surat tersebut kepada suaminya setelah selesai membaca. Tanpa merasa curiga, mereka percaya begitu saja.
Kai menarik istrinya ke dalam pelukan. Sebagai orang tua mereka turut merasakan kesedihan yang tengah di rasakan putri mereka.
"Honey-ku. Dia sekarang pasti butuh pelukan," ucap Alpha terisak.
"Kita doakan saja yang terbaik untuknya. Semoga dia segera kembali setelah melupakan kesedihan dan patah hatinya," jawab Kai lembut seraya mengecup pucuk kepala istrinya.
Alpha mengangguk lemah dalam dekapan sang suami.
Tapi yang di khawatirkan orang tuanya saat ini sedang bersenang-senang di tepi pantai Galicia.
Honey berlari dari kejaran James. Baju mereka basah karena air laut. Suara gelak tawa keduanya menyiratkan kebahagiaan yang tak terkira.
Para gadis-gadis menatap iri pada Honey karena bisa bersenang-senang dengan pria tertampan dan terseksi di pantai tersebut.
"Dapat!" James memeluk Honey dari belakang dengan erat.
Honey tertawa lalu balik badan, dan melingkarkan kedua tangannya di leher kokoh itu. Dengan penuh keberanian dan tidak mempedulikan sekitar, kedua kakinya berjinjit lalu mengecup bibir James dengan lembut.
James tersenyum lalu membalas ciuman tersebut dengan penuh hasrat dan menuntut.
Para gadis-gadis di sana patah hati berjamaah melihat adegan live tersebut. Banyak yang tidak terima dan memaki Honey karena sudah merebut James mereka.
Dari kejauhan Anna melihat kejadian tersebut. Kedua tangannya mengepal erat, tidak terima dan tidak rela jika ayahnya berpacaran dengan Honey. Bukan tanpa sebab, ia masih sangat marah dengan temannya itu.
Anna kembali ke rumah. Niatnya ingin berenang menikmati sunset, tapi sayangnya pandangannya ternoda saat melihat kejadian itu.
James dan Honey melepaskan ciuman mereka setelah hampir kehabisan nafas. Keduanya saling menyatukan kening, saling melirik dengan penuh cinta dan senyuman yang terus merekah di bibir.
"Ayo, pulang, sudah lewat senja," ajak James seraya menggandeng tangan gadis cantik itu.
"Tunggu dulu! Bagaimana dengan Anna? Bagaimana kalau dia tidak menyukai kehadiranku?" tanya Honey seraya menahan tangan James agar tidak melanjutkan langkah.
Saat mereka sampai di Galicia, mereka tidak langsung ke rumah tapi ke pantai untuk bersenang-senang.
"Aku akan mengatasinya," jawab James menangkan Honey agar tidak cemas lagi.
Honey mengangguk, lalu mengikuti langkah James menuju rumah.
Sampai di rumah, mereka di sambut tatapan tajam Anna yang berdiri di halaman luas.
"Aku sudah melihat semuanya!" ucap Anna dengan nada marah seraya menatap ayah dan temannya secara bergantian.
"Dasar murahan! Kau menggoda Daddy-ku?!" lanjut Anna, pada Honey dengan suara dingin dan lantang.
"Anna!" James memanggil putrinya dengan nada tegas.
"Daddy membentakku hanya karena membelanya? Iya!!!" Anna tentu tidak terima dengan semua ini. "Apakah dia sudah memberikan tubuhnya padamu, sampai-sampai kau memarahi putrimu sendiri demi membelanya?!" Anna menatap marah dan kecewa pada ayahnya.
James bukan hanya marah tapi juga malu karena putrinya berbicara tidak sopan kepada Honey. "Tutup mulutmu dan segera minta maaf pada Honey!"
Pandangan Anna sudah berkaca-kaca, sakit sekali hatinya karena ayahnya lebih membela wanita itu dari pada dirinya.
"Jangan menyalahkan, Anna. Dia tidak salah, aku yang salah, harusnya aku tahu diri." Honey menyudahi pertengkaran ayah dan anak itu.
Anna berdecih lalu kembali memaki Honey.
Honey yang sudah kehilangan kesabaran akhirnya membalas makian Anna. Padahal sebelumnya ia sudah berulang kali meminta maaf pada Anna.