Jadi Ayahku Ya Om!

Jadi Ayahku Ya Om!

JAYO 01: Ayah Aga Mana?

" Ibu, tok Aga ndak pelnah dijemput sama diantel Ayah sih talau setolah. Temen-temen Aga tuh temuanya ada ayahnya. Tok Aga ndak?"

Bukan hanya sekali bocah lelaki kecil itu berkata hal demikian perihal pria yang membuatnya ada di dunia ini. Dan bukan hanya sekali ini juga Dara menahan air matanya setiap sang putra menanyakan keberadaan mantan suaminya.

Dara Neana Pramesti, wanita berusia 30 tahun tersebut harus selalu menahan rasa sakit hatinya setiap Agastya Virendra atau Aga mencari ayahnya. Pria yang dulu pernah ada dalam hatinya dan ia cintai itu kini ia sangat membencinya karena meninggalkan dirinya dan anaknya yang bahkan usia Aga belum genap setahun.

Menyesalkan ia menikah dengan pria itu? Ya, mungkin saat itu Dara menyesal, tapi setiap dia melihat putranya, rasa sesal itu berubah menjadi syukur. Dia amat sangat bersyukur karena Aga merupakan malaikat kecil yang sudah dikirim oleh Tuhan untuknya.

" Ayah Aga pergi ke tempat yang jauh, dan Ibu juga ndak tahu dimana. Ya udah bobok yuk, besok kan harus sekolah."

Hanya itu yang Dara bisa katakan kepada Aga. Dia tentu tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya bahwa ayah dari anaknya pergi meninggalkan mereka dengan wanita lain. Cukup dirinya saja yang sakit hati, dan jangan dengan putranya.

Hanya butuh waktu beberapa menit Aga sudah terlelap. Sebuah ciuman selamat malam Dara labuhkan di kening sang putra. Dengan hati-hati, Dara merangsek turun dari ranjang dan keluar dari kamar.

" Pak," ucap Dara terkejut saat mendapati sang ayah yang berdiri di depan pintu. Rupanya lagi-lagi ayahnya mendengarkan kelurahan sang cucu. Sakit hati yang dirasakan Dara ternyata juga dialami oleh Pramono. Ayah mana yang tidak sakit hatinya dan marah melihat putrinya disia-siakan seperti itu. Namun Pram tidak berdaya, mengingat dirinya hanyalah orang biasa tanpa punya kuasa dan kedudukan.

" Maafin Bapak ya nduk, Bapak ndak bisa belain kamu. Bapak ndak bisa berbuat apapun. Dan kini kalian berdua harus hidup seperti ini."

Air mata Pram luruh, dia sungguh tidak kuasa setiap mengingat betapa menderitanya sang putri satu-satunya. Ditambah lagi cucunya semakin besar semakin pintar. Pertanyaan perihal ayah tidak hanya Aga tujukan kepada Dara tapi kepada Pram juga.

" Pak, ini bukan salah Bapak. Ini adalah salahku karena salah mencari suami, ini adalah salahku karena terlalu cepet percaya dengan pria bajingan seperti itu. Jadi Bapak nggak usah menyalahkan diri sendiri. Mungkin memang takdirku begini Pak. Lagi pula aku sudah bahagia dengan cukup hidup bersama Bapak dan Aga."

Tidak, tidak seperti itu yang ada dalam pikiran Pram. Semua itu ada salah dirinya yang andil di dalamnya. Perasaanya yang tidak nyaman dulu saat pria itu mendekati Dara hingga mereka menikah, ia abaikan karena Dara terlihat begitu bahagia. Namun semuanya terbukti ketika Dara melahirkan dan puncaknya setelah usai Aga lebih dari 6 bulan.

Percekcokan hingga tangan yang membekas di pipi Dara menjadi bukti bahwa pria itu benar-benar bajingan bangsat. " Kembalikan putriku, aku nggak butuh pria sepeti bajingan menjadi pendamping dari putriku!"

Dengan keadaan murka, Pram mengacungkan tongkatnya ke arah wajah dari Davka Hirawan. Nama pria itu pun enggan sekali ia sebutkan. Dan belum genap usia Aga satu tahun, Dara dan Davka resmi berpisah tanpa pernah sekalipun Davka memberikan nafkahnya untuk Aga hingga usia Aga kini 4 tahun.

Tapi Dara sama sekali tidak pernah menuntut, adanya Aga bersama dirinya saja sudah cukup. Hak asuh sepenuhnya didapat olehnya, dan itu sudah lebih dari apa yang ia inginkan. Dara tidak peduli perihal Davka yang tidak memberi nafkah barang serupiah pun bagi putranya karena meskipun tidak banyak, dia masih bisa memberikannya.

Malam berlalu berganti pagi. Sambil bersiap sendiri, Dara juga menyiapkan putranya. Hari ini KB ( kelompok bermain) dan TK ( taman kanak-kanak) dimana Aga sekolah akan mengadakan darma wisata. Usia Aga 4 tahun, dia akan pindah dari KB ke TK dan darma wisata ini merupakan kegiatan yang dilakukan setahun sekali. Awalnya Dara tidak ingin ikut, tapi melihat Aga yang antusias akhirnya Dara pun mengalah izin dari tempat kerjanya.

" Apa ini Pak?"

" Itu bekal buat Aga sama kamu buat nanti di jalan."

Dara tersenyum, Pram mengambil alih pekerjaan ibu rumah tangga selama ini. Sudah sejak dari Dara SMA, Pram yang berhenti kerja karena mengalami kecelakaan kerja saat di pabrik dulu harus banting stir. Dia akhirnya menjadi pembuat nasi box atau apa saja makanan yang biasa dipesan, bisa dikatakan Pram mempunyai usaha catering kecil-kecilan.

" Ini nanti kemana aja nduk?"

" Jatim Park sama Museum Angkot pak."

" Tatek ... Tatek ... Aga mau lihat hewan-hewan nanti. Aga mau lihat halimau."

Aga sungguh terlihat antusias membuat Dara dan Pram tersenyum lebar. Bagi keduanya, saat ini kebahagiaan Aga adalah prioritas utama.

Semuanya sudah siap, Dara menyalakan motornya menuju ke sekolah. Ia sungguh berharap hari ini akan menjadi hari yang paling menyenangkan untuk Aga. Sudah lama juga ia tidak membawa Aga keluar berjalan-jalan. Semua itu karena kesibukannya bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai seorang asisten manager bagian pemasaran. Terkadang hari Minggu saja dia harus masuk untuk bekerja.

" Waah Bu, busnya banyaaa ... Aga suta naik bus."

" Iya nanti kita naik bus kok. Nah itu Bu Guru, ayo sapa dulu,"

Dengan langkah riang, Aga menghampiri gurunya. Dara juga menjabat tangan Bu guru yang selama setahun ini mengajar Aga. Tampak wajah-wajah bahagia dari semua anak. Tapi tiba-tiba Aga terlihat murung. Dara sampai mengerutkan alisnya karena perubahan wajah Aga.

" Aga kenapa sayang, apa badannya nggak enak?"

Aga menggeleng, bocah laki-laki itu menunduk dalam melihat ujung sepatunya.

" Sayang, anak Ibu tadi kan udah happy mau piknik, kok sekarang jadi murung gini. Kenapa hmm?" Dara mengulang lagi pertanyaannya. Terkadang ia juga masih sulit menebak apa yang dirasakan oleh putranya itu.

" Aga mau taya temen-temen. Piknik sama ibu dan ayah. Aga sedih, talena Aga ndak punya Ayah yang itut pitnik."

Degh!

Shaaaah

Dada Dara langung sesak. Anaknya meskipun masih belum jelas cara bicaranya namun memiliki pemikiran yang jauh. Diusianya yang menginjak 4 tahun kemarin, dia selalu sibuk menanyakan keberadaan ayahnya. Penjelasan Dara perihal Devja rupanya masih belum diterima oleh Aga.

" Tok ayah pelgi sih Bu? Ayah ndak suta ya sama Aga? Aga natal ya, jadi Ayah pelgi."

Rasanya Dara ingin menangis sekarang ini, matanya bahkan sudah berembun. Tapi sebisa mungkin dia menahan hatinya itu. Hal yang saat ini bisa dilakukan hanyalah meraih tubuh putra kecilnya kedalam pelukannya dan menenangkannya.

" Aga anak ibu yang paling pinter dan sholih, Aga juga nggak nakal. Aga anak baik. Ayah yang nggak tahu betapa baiknya Aga. Sudah di sini ada Ibu kan, jadi Aga nggak perlu lagi sedih. Ibu selalu ada untuk Aga dan nggak akan pernah ninggalin Aga."

" Ote, janji ya."

Dara lega, rupanya Aga sudah tidak merengek perihal mengapa ayahnya tidak ada. Sungguh ia tidak menyangka bahwa pada situasi ini Aga akan seperti itu. Ini adalah hal yang normal mungkin mengingat beberapa murid lainnya datang bersama orang tua yang lengkap.

" Maafkan Ibu sayang."

TBC

Terpopuler

Comments

mama_im

mama_im

kak damar maaf, aq bener bener lupa mau mapir kesini dari pas awal up 😭😭 pas tara sama rain tamat kok ada yg kurang tp apa gitu, eh ternyata aq lupa kesini 😭😭 maaf 🙏🙏🙏 jadi telat kan..

2024-08-20

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

awalan yang bikin nyesek kalo tentang perasaan seorang anak😔😔

2024-09-09

0

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

kira2 ini cerita dri kluarga mana 🤔🤔🤔

2024-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 JAYO 01: Ayah Aga Mana?
2 JAYO 02: Pasangan Lucknut
3 JAYO 03: Aga Pengen Punya Ayah
4 JAYO 04: Cari Dia
5 JAYO 05: Om Tadi Cocok Lho
6 JAYO 06: Keinginan Davka, Keyakinan Erika
7 JAYO 07: Usaha Rendi Membuahkan Hasil
8 JAYO 08: Aga Si Gemoy Ku Sakit
9 JAYO 09: Curiga Terus
10 JAYO 10: Aku Serius
11 JAYO 11: Nda Mau Pulang
12 JAYO 12: Itu Suami Barumu?
13 JAYO 13: Apa Anakku, Kok Nggak Mirip?
14 JAYO 14: Jangan Ganggu Calon Istri Saya
15 JAYO 15: Aku Harus Selidiki
16 JAYO 16: Diatas Angin
17 JAYO 17: Ini Akan Lebih Mudah
18 JAYO 18: Kenalin Calon Ayah Aga
19 JAYO 19: Minta Tolong Selidki
20 JAYO 20: Yak Ketemu!
21 JAYO 21: Om nya Selem
22 JAYO 22: Cih! Alesan
23 JAYO 23: Kok turun Temurun Gini Sih :D
24 JAYO 24: Tatanya Ibu Sok Tantik
25 JAYO 25: Sentuh Hatinya
26 JAYO 26: Laah Ini Orang
27 JAYO 27: Kamu Masih Cantik
28 JAYO 28: Kesaksian
29 JAYO 29: Sebuah Ide
30 JAYO 30: Aga Nda Kenal
31 JAYO 31: Huuu Dasar Nggak Tahu Malu!
32 JAYO 32: Kok Nyesek Ya?
33 JAYO 33: Jangan Dipikirin Dulu
34 JAYO 34: Kecolongan
35 JAYO 35: Mulutnya Bener-bener Deh
36 JAYO 36: Tidak Berubah
37 JAYO 37: Kaivan Aja Syok
38 JAYO 38: Waah Erika Salah Nyari Lawan
39 JAYO 39: Ohooo, Tidak Semudah Itu
40 JAYO 40: Nda Mau Ayah Sepelti Itu
41 JAYO 41: Daftar Hitam
42 JAYO 42: Rendi Membujuk
43 JAYO 43: Malu Pasti
44 JAYO 44: Om Nda Pelnah Telihatan Tuh
45 JAYO 45: Yaah Dikunciin
46 JAYO 46: Tck Tck Tck
47 JAYO 47: Tahap Lanjutan
48 JAYO 48: OTW Cucu
49 JAYO 49: Paling Tahu
50 JAYO 50: Huwaaaaaa
51 JAYO 51: Sakit
52 JAYO 52: Diamankan
53 JAYO 53: Berkat Kamu
54 JAYO 54: Sudahi Saja
55 JAYO 55: Maafkan Saya
56 JAYO 56: Mari Kita Lakukan
57 JAYO 57: Kehidupan Bisa Berubah
Episodes

Updated 57 Episodes

1
JAYO 01: Ayah Aga Mana?
2
JAYO 02: Pasangan Lucknut
3
JAYO 03: Aga Pengen Punya Ayah
4
JAYO 04: Cari Dia
5
JAYO 05: Om Tadi Cocok Lho
6
JAYO 06: Keinginan Davka, Keyakinan Erika
7
JAYO 07: Usaha Rendi Membuahkan Hasil
8
JAYO 08: Aga Si Gemoy Ku Sakit
9
JAYO 09: Curiga Terus
10
JAYO 10: Aku Serius
11
JAYO 11: Nda Mau Pulang
12
JAYO 12: Itu Suami Barumu?
13
JAYO 13: Apa Anakku, Kok Nggak Mirip?
14
JAYO 14: Jangan Ganggu Calon Istri Saya
15
JAYO 15: Aku Harus Selidiki
16
JAYO 16: Diatas Angin
17
JAYO 17: Ini Akan Lebih Mudah
18
JAYO 18: Kenalin Calon Ayah Aga
19
JAYO 19: Minta Tolong Selidki
20
JAYO 20: Yak Ketemu!
21
JAYO 21: Om nya Selem
22
JAYO 22: Cih! Alesan
23
JAYO 23: Kok turun Temurun Gini Sih :D
24
JAYO 24: Tatanya Ibu Sok Tantik
25
JAYO 25: Sentuh Hatinya
26
JAYO 26: Laah Ini Orang
27
JAYO 27: Kamu Masih Cantik
28
JAYO 28: Kesaksian
29
JAYO 29: Sebuah Ide
30
JAYO 30: Aga Nda Kenal
31
JAYO 31: Huuu Dasar Nggak Tahu Malu!
32
JAYO 32: Kok Nyesek Ya?
33
JAYO 33: Jangan Dipikirin Dulu
34
JAYO 34: Kecolongan
35
JAYO 35: Mulutnya Bener-bener Deh
36
JAYO 36: Tidak Berubah
37
JAYO 37: Kaivan Aja Syok
38
JAYO 38: Waah Erika Salah Nyari Lawan
39
JAYO 39: Ohooo, Tidak Semudah Itu
40
JAYO 40: Nda Mau Ayah Sepelti Itu
41
JAYO 41: Daftar Hitam
42
JAYO 42: Rendi Membujuk
43
JAYO 43: Malu Pasti
44
JAYO 44: Om Nda Pelnah Telihatan Tuh
45
JAYO 45: Yaah Dikunciin
46
JAYO 46: Tck Tck Tck
47
JAYO 47: Tahap Lanjutan
48
JAYO 48: OTW Cucu
49
JAYO 49: Paling Tahu
50
JAYO 50: Huwaaaaaa
51
JAYO 51: Sakit
52
JAYO 52: Diamankan
53
JAYO 53: Berkat Kamu
54
JAYO 54: Sudahi Saja
55
JAYO 55: Maafkan Saya
56
JAYO 56: Mari Kita Lakukan
57
JAYO 57: Kehidupan Bisa Berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!