Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu

Berada di lingkungan kampus yang elit, membuat Mouza merasa minder untuk memiliki teman. Karena rata-rata yang berada di kampusnya adalah golongan orang berada. Sedangkan Mouza hanya golongan orang biasa saja.

Mouza bisa kuliah di kampus itu hanya mengandalkan beasiswanya saja. Jika tidak, mungkin saat ini Mouza sudah berjualan gorengan di pinggir jalan.

Bisa dibilang meskipun satu kelas, tetapi banyak yang tidak mengenal nama Mouza, karena gadis itu memang jarang bergaul dengan siapapun. Namun, setelah menjalani hubungan dengan Alan, namanya mulai diketahui banyak orang, meskipun banyak yang tidak setuju Alan berpacaran dengan Mouza.

"Za! Lo harus dengerin gue bentar aja!" Lagi-lagi Alan mengejar Mouza yang sama sekali tak peduli dengan beberapa pasangan mata yang melihatnya.

Langkah Alan yang cepat, mampu menghentikan Mouza. Saat ini Alan sudah berdiri di depan Mouza.

"Lo apaan sih, Lan? Bisa gak sih, gak gangguin gue terus? Hubungan kita udah berakhir dan saat ini gue udah nikah! Please jangan ganggu gue!" sentak Mouza dengan kesal.

"Tapi gue gak mau putus, Za!"

"Kalau lo gak mau putus, terus kenapa main gila di belakang gue, Lan? Kenapa?!" bentak Mouza yang semakin geram.

Bisa-bisanya sudah tertangkap basah bermain gila, tetapi tidak mau putus. "Emang sakit lo, Lan!" sentak Mouza lagi.

Entah mengapa saat Mouza melihat Alan bawaannya ingin marah-marah. Pengkhianatan yang Alan berikan mampu membuat membuang semua rasa yang pernah ada. Bagi Mouza pria di dunia ini bukan hanya Alan seorang yang mencintainya.

"Gue bener-bener minta maaf, Za! Sumpah itu adalah kali pertama gue ngelakuin, Za. Gue dipaksa sama Mili," jelas Alan dengan mengiba.

Zahra tersenyum getir. "Basi tahu, Lan! Sebagai seorang laki-laki seharusnya Lo bisa menolak, Lan! Tapi apa? Lo malah pasrah karena lo memang menginginkannya, bukan?"

Kali ini Alan terdiam. Dia tidak bisa membela dirinya lagi, karena yang dikatakan oleh Mouza itu ada benarnya. Alan tidak menolak karena Alan memang ingin mengetahui bagaimana rasanya.

"Kenapa diam? Benar kan ucapan gue?" Mouza tersenyum sinis kearah Alan yang membisu.

"Lan, gue tuh sebenernya sayang dan cinta banget sama lo. Tapi saat gue tahu lo main gila sama wanita lain, gue sangat kecewa. Apakah karena wanita itu bisa memberikan kepuasan sementara gue gak bisa? Gue bukan gak bisa, tapi gue maunya melakukan itu saat sudah ada ikatan yang sah. Meskipun gue miskin, tapi gue menjaga harga diri gue, Lan! Please, setelah ini jangan ganggu gue lagi!"

Tanpa menunggu sepatah kata dari Alan, Mouza berlalu begitu saja. Baginya kesetiaan itu lebih penting. Jika pasangan sudah tidak setia, jangan berharap hubungan akan bertahan lama.

Kali ini Mouza tidak bisa mengikuti kelas karena perkiraan sangat kacau. Masalah dengan Alan yang tak kunjung selesai dan masalah Keanu yang tak pulang malam tadi. Pikiran Mouza saat ini hanya ada dua orang kakak beradik yang terus berputar di kepalanya.

"Sebenarnya kerjaan bang Ke itu apa sih? Gak mungkin juga kan kalau dia ojol?"

Saat ini Mouza sengaja mendinginkan kepalanya di dalam Mall. Rencananya setelah ini dia akan berbelanja menghabiskan uang yang pernah diberikan Keanu kepada dirinya saat itu. Anggap saja saat ini Mouza sedang menghibur dirinya sendiri.

"Nasib gak punya teman ya kayak gini. Kemana-mana seorang diri," kata Mouza sambil mengaduk Cofe latte yang ada didepannya.

Matanya juga berkeliaran untuk melihat-lihat keadaan sekitar. Namun, tiba-tiba pandangan terfokus pada meja yang letaknya paling ujung, dimana ada dua laki-laki dan dua perempuan. Entah apa yang sedang dibicarakan, tetapi terlihat sangat serius.

Mouza memastikan lagi jika dia tidak salah mengenalinya.

"Kayak Bang Ke," batin Mouza.

Mouza berinisiatif menghubungi Keanu untuk memastikan lebih jelas. Saat Mouza menekan nomor Keanu, salah satu laki-laki yang sedang dipantau mengangkat ponselnya.

"Halo."

Mouza masih terdiam karena itu adalah suara Keanu. Berarti laki-laki itu memang suaminya. Lalu mengapa dia berada satu meja dengan perempuan lain?

"Halo, Bang Ke dimana?"

"Aku lagi kerja, ada apa? Apakah kamu sudah merindukanku?"

"Bang Ke apaan, sih! Aku cuma pengen tahu aja, Bang Ke lagi apa?"

"Aku lagi kerja, Sayang. Ada apa? Kamu udah pulang kuliah?"

Mendengar kata sayang, Mouza ingin muntah. Sepertinya Keanu memang sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Belum, Bang. Ya udah aku cuma mau tanya itu aja." Tanpa menunggu jawaban dari Keanu, Moza segera mengakhiri panggilan teleponnya. Kali ini hatinya bertambah kesal dan panas.

"Bisa-bisanya bang Ke ngibulin gue! Awas aja nanti, Bang!" Wajah Mouza sudah memerah bak kepiting rebus.

***

Niat hati ingin membuang beban yang ada dalam pikirannya. Namun, nyatanya malah bertambah berat. Mouza mendapati Keanu sedang bersama dengan perempuan lain, terlebih Keanu juga membohongi dirinya.

"Apakah semua pria tidak cukup hanya dengan satu wanita saja?" gumam Mouza.

Kini ucapan Alan kembali terngiang-ngiang, dimana Alan pernah mengatakan jika Keanu bukan orang baik. Selain suka mengkonsumsi minuman beralkohol, apakah Keanu juga pemain wanita?

"Tidak! Bukankah bang Ke tidak suka menanam ubi sembarangan? Jika iya, siap-siap ku cincang! Tapi aku harus menanyakan secara baik-baik dulu."

Didalam kamar, Mouza berharap jika Keanu akan segera pulang. Saat ini Mouza hanya ingin sebuah kejujuran dari Keanu. Jika memang Keanu lebih parah, lalu apa bedanya dengan Alan? Mereka sama-sama buaya yang harus belaian.

Tok ... tok .. tok...

"Za, buka!" Terdengar suara ketukan pintu serta panggilan namanya.

Mouza yang sempat ketiduran segera bangkit untuk membukakan pintu. Namun, sebelum dibuka, dia bertanya lebih dahulu.

"Siapa?" tanya Mouza sambil menguap.

"Ya ampun, Za. Ini aku, Keanu!"

Mendengar jika yang mengetuk pintu adalah Keanu, Mouza segera membukakan pintu untuk suaminya.

Saat Keanu masuk, sekilas Mouza mencium aroma alkohol dari tubuh Keanu.

"Bang Ke abis minum?" tanya Mouza langsung.

"Iya. Cuma dikit, kok."

"Sama siapa, Bang?" cecar Mouza.

"Sama temenlah, gak mungkin sama kakek."

Mouza masih terdiam untuk beberapa saat. Bayangan beberapa jam yang lalu masih terekam dengan jelas ingatannya.

Apakah bang Ke juga telah menanam ubi dengan wanita yang sedang bersamanya tadi?

Rasa penasaran yang menggunung membuat Mouza segera memeriksa tubuh suaminya. Dia mengendus pelan aroma yang tertinggal di tubuh sang suami. Namun, Mouza hanya mencium aroma alkohol saja.

"Kamu kenapa, Za?" tanya Keanu heran.

"Lagi jadi guk guk pelacak, Bang. Kali aja menemukan sebuah bukti," ujar Mouza yang masih mengendus tubuh Keanu.

"Bukti apa coba? Memangnya aku pencuri?"

"Kali aja Bang Ke menyimpan perempuan lain disini," ujar Mouza yang tak menemukan aroma lain selain aroma alkohol.

...BERSAMBUNG...

Eh, tadi ada yang nebak pekerjaan Keanu. tapi pas dicari di kolom komentar gak muncul. entah dihapus oleh sistem atau emang dihapus sama yang nebak. Btw tebakan kamu bener ya kalau kerjaan keanu itu adalah .... 💋

Selagi nunggu novel ini up lagi, baca juga dong novel othor Dinikahi Mr. A 🙏