Ini Kisah Anak Loli
Lita kini yatim piatu, ibunya meninggal dunia saat melahirkannya sementara ayah biologisnya hingga detik ini dirinya tidak tahu.
Kakek Neneknya juga telah meninggal dunia karena kecelakaan di hari perpisahan sekolah Lita di bangku SMP, harta warisan milik keluarganya habis tak bersisa untuk membayar hutang Kakek Nenek.
Dan akhirnya Lita menikah dengan seorang pria yang begitu meratukan dirinya dan membuatnya bahagia, namun ternyata semua kebahagiaan itu hanya sebentar.
Ikuti ceritanya yuk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
[Dek, cepetan. Mas, udah gak tahan]
Lita mengerutkan keningnya, ketika membaca pesan yang masuk di aplikasi hijaunya dari sang suami.
"Apa maksud Mas Doni? Dan sejak kapan dia panggil aku DEK, lalu gak tahan kenapa?" gumam Lita penasaran
Baru saja Lita hendak mengetik balasan pesan dari sang suami, tiba-tiba pesan tersebut sudah di hapus oleh sang suami.
[Mas, chat apa kok di hapus??] Lita mengirim pesan tersebut dan pura-pura tidak tahu
[Bukan apa-apa, Sayang. Hanya salah kirim] balas Doni dengan cepat.
[Oh ya, Sayang. Kalau aku pulang, kamu mau nitip apa? Martabak, Bakso, Mie Ayam, atau Sate]
Lita tersenyum membaca pesan yang di kirim sang suami, Doni. Doni tipikal memang pria seperti itu, setiap pulang kerja selalu bertanya pada sang istri ingin minta belikan makanan apa.
Dan hampir setiap hari perlakuan sang suami itu terjadi, walau pernikahan mereka sudah mau memasuki delapan tahun tapi sikap dan perilaku sang suami sedikit pun tak berubah.
[Sate aja, Mas. Sate madura ya, tiga porsi] balas Lita
[Siap, Sayang. Nanti Mas belikan sate tempat langgananmu]
[Ya sudah, Mas mau kerja lagi. I love you, Cintaku] kirim Doni di sertai emoticon love dan cium yang banyak.
[Love you too] balas Lita di sertai emoticon peluk
Lita menghela napas panjang lalu meletakkan HP-nya, Lita merasa beruntung bertemu dengan pria sempurna seperti Doni. Selain tampan, Doni juga orangnya setia
Pernikahan mereka yang akan memasuki delapan tahun, sikap Doni masih tetap romantis dan perhatian pada dirinya namun kebahagiaan Lita tak sempurna karena orang tua Doni.
Sampai detik ini tidak menyukai Lita, hal itu di karenakan latar belakang Lita yang ternyata anak hasil di luar nikah dan seorang yatim piatu serta hanya lulusan SMP.
Lita tak sempat melanjutkan SMA setelah kakek neneknya meninggal, bahkan harta keluarganya habis untuk menutupi hutang-piutang kakek neneknya semasa hidup.
Bahkan Lita harus banting tulang demi menghidupi dirinya yang seorang yatim piatu di kota tersebut tanpa ada sanak saudara, syukurnya bertemu Doni yang menerimanya apa adanya.
Lita menoleh pada kedua putranya yang sedang bermain lego di lantai, usia keduanya selisih tiga tahun. Leon, anak pertamanya dan tahun ini menginjak usia tujuh tahun.
Sedangkan Daniel, anak keduanya bulan lalu baru saja merayakan ulang tahun yang ke empat tahun. Selain ibu rumah tangga, Lita juga terjun dunia bisnis kecil-kecilan.
Lita membuka sebuah toko baju muslimah mengunakan uang mahar pernikahannya dan tabungannya semasa gadis dulu, toko baju muslimah miliknya tak terlalu besar.
Hanya berlantai dua dan berukuran 5X20 meter, Lita memiliki sepuluh karyawan. Yang di baginya menjadi dua sip, sementara sang suami memiliki toko sembako yang sistem grosir dan sudah lumayan besar.
Toko itu di rintis sang suami bersama almarhum adiknya, jauh sebelum Lita menikah dengan sang suami. Sekarang hanya sang suami yang mengurus toko itu, setelah adiknya meninggal.
"Mama, aku lapar" ucap Leon sembari berjalan ke arah sang mama
"Abang laper? Mau makan apa?" tanya Lita lembut
"Mau makan nasi goreng seafood, Ma"
"Ya sudah, Abang mainan lagi dulu. Mama pesankan" ujar Lita lalu mengambil HP-nya, namun Leon menggeleng.
"Aku maunya nasi goreng seafood buatan Mama"
"Iya, tapi besok Mama masakin nasi goreng seafoodnya. Sekarang kita beli aja dulu, OKE" bujuk Lita dengan lemah lembut
"Aku maunya buatan Mama, jadi kita pulang saja. Aku bosen disini terus, Ma" rengek Leon
"Ayo kita pulang, Ma!" timpal Daniel ikut-ikutan merengek
Lita hanya bisa menghela napas panjang, tak biasanya dan ini masih siang kedua putranya sudah mengajak pulang. Biasanya belum mau pulang, meski pun toko sudah mau tutup.
"Ya sudah, ayo kita pulang"
Akhirnya Lita memilih mengalah dari pada kedua putranya mengamuk di toko miliknya, Leon dan Daniel tersenyum senang, kemudian segera membereskan mainan mereka.
"Disa" Lita memanggil salah satu karyawannya yang berjaga di lantai satu
"Iya, Bu"
"Saya pulang duluan ya, anak-anak udah rewel ngajak pulang. Nanti tolong kalian tutup toko, terus kuncinya antar ke rumah" pinta Lita
"Siap, Bu" sahut Disa sembari mengangguk
"Dada Mbak Disa, kita pulang dulu' pamit Daniel melambaikan tangan
"Dada Daniel, besok kita main lagi ya" ucap Disa dengan ramah
"Tumben udah ngajak Mama pulang?" tanya Suci salah satu karyawan Lita juga, lalu mencium pipi Daniel yang tembem.
"Iya, mau main sama adek Azula" jawab Daniel
Usia Daniel yang sudah empat tahun begitu mahir dalam bicara meski masih belum bisa mengucapkan huruf R, tapi ketika Daniel berbicara membuatnya terlihat mengemaskan.
"Kami pulang dulu, ya. Assalamualaikum"
Lita berpamitan pada semua karyawannya lalu menuntun kedua putranya menuju mobil yang terparkir di sudut tokonya, mobil itu di belikan sang suami sebagai kado pernikahan mereka.
Yang ke-lima tahun, sang suami rela mengalah mengunakan motor. Agar Lita dan kedua putra mereka tak kepanasan maupun kehujanan, jarak dari toko ke rumah hanya sekitar lima belas menit.
Ketika mobil memasuki pekarangan rumah, Lita mengerutkan keningnya saat melihat motor sang suami sudah terparkir rapi di garasi samping rumah padahal hari masih sore.
"Ma, Papa sudah pulang?" pekik Leon senang
Setelah mobil berhenti, Leon langsung turun lalu berlari masuk ke dalam rumah kemudian di ikuti oleh Daniel di belakang dan membuat Lita pun ikut berlari menyusul kedua putranya.
"Leon, Daniel. Jangan lari-larian, Nak. Nanti jatuh" teriak Lita khawatir
"Assalamualaikum"
Lita mengucap salam sembari membuka pintu, rumah tampak begitu sepi seperti tak ada orang. Lalu Lita melangkahkan kakinya menuju kamat Desi, istri almarhum adiknya Doni.
"Des, Desi" panggil Lita sembari mengetuk pintu kamar yang di tempati Desi
"Iya, Mbak. Sebentar"
Tak berselang lama pintu pun di buka dari dalam, Desi dan Azura keluar dari kamar. Azura yang melihat Leon dan Daniel segera berlari menghampiri keduanya, lalu bermain bersama.
"Kamu habis mandi?" tanya Lita yang melihat Desi hanya memakai kimono
"Iya, Mbak"
"Mas Doni mana? Kok tumben udah pulang?"
"Loh Mas Doni udah pulang, Mbak? Aku malah gak tau kalau Mas Doni udah pulang, soalnya aku dari tadi main sama Azura di kamar" ujar Desi terkejut
"Hemm, ya sudah kalau gitu. Mbak mau lihat Mas Doni ke kamar, mungkin ada di sana"
Lita pergi meninggalkan Desi yang masih di ambang pintu kamar lalu naik ke lantai atas, di mana letak kamar utama yang di tempati nya dan sang suami.
Lanjut thor
Thor lanjut