Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10
Zahara berdiri terdiam di depan pusara kakeknya. Hatinya sungguh pedih, bahkan Zahida dan Laura yang merupakan menantu dan juga cucu kandungnya tidak mau hadir untuk mengantar kakek ke peristirahatan terakhirnya.
Tiba tiba sebuah tangan menyentuh bahunya
" Zahara, ayo kita pulang " .
Zahara pun menoleh sambil mengusap air matanya " Kak Arhan, Zahara belum ingin pulang, Zahara akan menemani kakek di sini".
Arhan mendengus kesal " Hh keluar lagi keras kepalanya, mau aku apain nih bocah, apa aku tinggal saja dia di sini " Ucapnya dalam hati.
" Tapi kalau aku tinggalkan dia di sini nanti mama akan memarahiku, hufff mau bagaimana lagi " Gumamnya sendiri sambil mengacak kasar rambutnya kemudian kembali berjongkok di samping Zahara.
Zahara terus saja menangis hingga matanya sembab dan tiba-tiba tubuhnya jatuh membuat Arhan panik kemudian membopongnya masuk ke dalam mobil.
Tubuh kecil dengan berat badan yang tak seberapa membuat Arhan sangat mudah untuk menggendongnya.
Di dalam mobil, Arhan juga terus menggoyang goyangkan pipi Zahara " Zahara, Zahara bangunlah ".
Arhan yang mulai ketakutan pun segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit Zahara segera mendapatkan perawatan medis.
" Tuan muda Admaja, nona Admaja sedang mengalami dehidrasi, apa seharian ini dia tidak makan dengan benar? " Ucap dokter Chandra ( dokter pribadi keluarga Admaja yang kebetulan sedang bertugas di rumah sakit tersebut).
Arhan mengernyitkan keningnya " Dokter Chandra, em mungkin saja karena kakeknya baru saja meninggal jadi dia syok dan gak mau makan ".
Dokter Chandra tersenyum tipis " Setelah nona muda sadar, tuan muda bisa membawanya pulang nanti saya kasih vitamin agar tubuh nona muda bisa lebih segar dan nafsu makannya naik ".
Arhan mengangguk. Dan benar saja tak lama setelah itu Zahara sadar dan terlihat lebih segar. Arhan pun segera membawanya pulang karena mama dan papanya pasti mencari carinya.
Keesokan harinya.
Zahara masih syok dan tidak percaya kalau kakek yang selalu menyayanginya selama ini sudah tidak ada di dunia ini.
ceklek
Arhan masuk ke kamarnya dengan sepiring nasi dan segelas susu.
" Zahara kamu makan gi " Ucap Arhan sambil menyodorkan sepiring nasi ke arah Zahara yang hanya terdiam tak bergeming.
Arhan sedikit kesal dan duduk di depan Zahara yang masih melamun kemudian menyendokkan nasi dan menyuapi Zahara dengan tatapan yang menakutkan.
" Ayo buka mulutmu! " gertak Arhan.
Zahara yang takut pun segera membuka mulutnya.
Tidak butuh waktu lama Arhan selesai dengan tugasnya menyuapi istri kecilnya karena ini perintah mama sebelum pergi ke pasar.
" Sekarang kamu mandi setelah itu ikut aku ke kantor? " Ucap Arhan.
Zahara menatap tajam " Hahh apa aku harus bekerja, tega sekali sih kak? kakekku baru saja meninggal ".
Arhan mendengus kesal sambil malangkerik dengan gagahnya " Hehh bocil siapa juga yang nyuruh kamu bekerja, tidak perlu bekerja pun aku bisa menafkahimu dan menyelamatkan perusahaan kakekmu, aku mengajakmu ke kantor karena aku tidak mau kamu nangis terus di rumah! ".
Zahara terdiam kemudian melemparkan tatapan yang tajam kembali pada Arhan
" Aku gak mau ikut ke kantor! "Jawab Zahara ketus.
Arhan mengernyitkan keningnya " Terus kamu mau di sini, oke aku akan menemanimu dan tidak bekerja daripada kamu nangis terus stress, ih amit amit punya istri stress ".
Zahara melotot tajam dan memukul Arhan dengan guling yang dia peluk.
bruk
bruk
" Kak! ngeselin banget sih! pergi gak! pergi! sana pergi! " Teriak Zahara sambil terus memukul Arhan.
Arhan pun tertawa sambil berlari ke kamar mandi.
...🍀🍀🍀...
" Ma, apa kita tidak keterlaluan sama kakek? Di hari terakhirnya kita tidak datang menemuinya bahkan setelah meninggal kita juga tidak hadir di pemakamannya " Ucap Zahida.
Laura menatap ke luar jendela dan menarik nafasnya dalam dalam " Mereka sama saja Zahida, sama sama penipu, aku muak dengan mereka, mereka hanya bisa membuat mama menderita, mama masih ingat bagaimana Husein membela anak laki-lakinya yang nyata nyata berselingkuh dan memutar balik fakta seakan mama yang salah ".
Zahida yang selalu terpengaruh ucapan Laura hanya terdiam dan sesekali memegangi perutnya yang mual.
Laura menatapnya tajam " Sayang, kamu kenapa! "
Zahida menggeleng perlahan membuat Laura lega dan kembali merebahkan kepalanya di sandara sofa.
Zahida pun meneguk jus nanas yang dia pesan online " Ma, mama tahu gak suami Zahara seperti apa? " .
Laura menggeleng " Hhh pasti tua dan jelek, yang mama tahu keluarga Admaja memiliki silsilah keluarga besar banyak sekali anggota di dalamnya, tapi yang mama belum paham adalah keluarga Arya Admaja, aku dengar dia memiliki anak laki laki yang seusia denganmu, tapi tidak mungkin dia suaminya Zahara ".
" Benarkah ma? " Ucap Zahida berbinar.
Laura mengangguk.
" Ma, bisa kenalin gak Zahida sama anaknya pak Arya Admaja, Zahida harus bisa masuk ke keluarga Admaja ma, Zahida tidak mau kalah sama Zahara, meskipun suaminya tua dan jelek tapi dia terlihat bahagia ma " Zahida mulai berkolusi dengan senyum liciknya.
Laura pun mengangguk " Kalau Zahida bisa menjadi menantu Arya Admaja, aku akan ikut merasakan harta melimpah milik Admaja yang bernilai triliunan " Batinnya dengan senyuman miringnya.
tok tok tok
Tiba tiba terdengar suara pintu diketuk dari luar.
Zahida pun bangkit untuk membukanya.
ceklekk
"Kamu! ".
Terlihat gadis kecil cantik dan manis sedang berada tepat di hadapannya.
" Iya kak, kak Zahara mau tanya kenapa kakak dan tante tidak datang ke pemakaman kakek ? " Tanya Zahara?.
" Kenapa kamu masih bertanya, dasar anak haram pembawa sial! " Jawab Laura dengan kasar dari belakang.
Zahara yang sudah terbiasa dengan umpatan umpatan Laura pun tidak ambil pusing dan memaksa masuk ke dalam rumah besar itu.
" Tapi tante, dia itu ayah mertuamu dan kakeknya Zahida, setidaknya berilah penghormatan terakhir untuk kakek yang sudah memberikan semua ini" Ucap Zahara sedikit meninggikan nada bicaranya.
Laura beranjak kemudian menatap tajam ke arah Zahara, tapi tiba tiba saja dia tersenyum dan mengusap kepala Zahara " Hahhhh haaaaa Zahara sayang, apa kamu tidak tahu kesibukan tante akhir akhir ini, maaf ya tante dan Zahida tidak bisa hadir di pemakaman kakek Husein ".
Zahida mengernyitkan keningnya dan berbisik pada mamanya " Ma, ada apa sih dengan mama? ".
" Jangan bodoh kamu, katanya mau masuk ke dalam keluarga Admaja, jadi dekati dulu umpannya dan berbuat baik pada anak haram ini agar bisa dengan mudah kamu mendekati putra Arya Admaja " Jawab Laura dengan berbisik pada Zahida.
Zahara yang polos hanya terdiam dan sama sekali tidak curiga dengan niat buruk mereka.
" Zahara, nanti bawa aku main ke rumah Admaja ya " Rengek Zahida.
Zahara mengerutkan dahinya " Mau apa kamu ikut ke sana? " .
" Baiklah kak tapi bukan sekarang karena hari ini aku ada urusan dengan seseorang " Jawab Zahara.
Zahida dan Laura pun tersenyum miring.