Dibuang Keluarga Dicintai Pria Masa Lalu

Izy baru saja turun dari motor milik Elang, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Outfit Izy hari itu memakai celana jeans dan atasan t-shirt dengan dilapisi jaket kulit hitam.

Gadis tomboy itu sudah menjelma menjadi perempuan feminim meski masih agak terlihat sedikit gaya tomboy nya.

Izy membuka pintu depan rumah yang ternyata tidak terkunci, ia melenggang masuk menuju kamarnya berencana untuk membersihkan tubuh dan berganti pakaian rumahan.

"Makan yang banyak, kamu kurus begini."

Terdengar suara Ahmad dari ruangan makan, Izy sontak penasaran dengan siapa lelaki yang ada dalam hatinya itu tengah bicara.

"Makasih ya, Bang. Kamu baik banget, padahal aku udah mengkhianati kamu... tapi kamu masih perhatian sama aku." Astri terisak sembari mengunyah makanan, ia memang kelaparan sementara anaknya sudah diberi makan dan ditidurkan di kamar Anin oleh Bu Arum.

"Aku nggak__"

"Keluar kau dari rumahku wanita pengkhianat!" usir Izy seraya menarik paksa Astri dari duduknya lantas ia mendorong tubuh Astri keluar rumah.

Izy begitu murka melihat Ahmad sedang menemani Astri makan, rasa cemburu menyeruak dalam hatinya.

Ahmad mengikuti dari belakang, melihat Astri didorong dan terjatuh ke tanah pria itu gegas menolong. Bukan apa-apa, tubuh Astri sangat lemah dan ternyata wanita itu sedang demam. Ahmad hanya berempati sesama manusia, bukan maksud perhatian karena ia sudah tak ada rasa.

"Dek! Jangan begini! Kasihan dia!"

"Alaaaaahhh! Ini akal-akalan nya aja Mas! Dia sengaja kan datang kesini nyariin kamu karena ingin balikan! Kenapa? Kamu nyesel cerai sama Mas Ahmad?! Kamu ngarep balikan lagi!"

"Aku..." Astri terlihat takut pada Izy.

"Lalu kamu... Mas! Kamu mau balikan sama wanita yang udah khianatin kamu dan buang anaknya sendiri demi nikah sama pria lain karena dia sudah hamil pria itu...! Kamu sendiri yang cerita sama kami semua tentang bagaimana wanita licik ini menyuruh mu membawa Anin! Ibu macam apa yang tega banget nggak pertahanin anaknya dan sering telantarin anak demi selingkuh dengan pria lain...!! Kamu laki-laki bodoh Mas, kalau kamu mau kembali sama dia!!"

Izy benar-benar tak menjaga ucapannya, dia benci melihat Ahmad masih perduli pada mantan istri.

"Mas hanya membantunya, Dek! Nggak lebih! Kasihan dia dan anaknya, ini udah malem!"

"Tapi enggak dengan bawa dia ke rumah ini, lalu kalian berdua bisa berdekat-dekatan!"

"Mas udah minta ijin sama Ibu, Ayah juga udah ijinin. Demi kemanusiaan, Dek!"

"Ini juga rumah ku, Mas! Aku berhak menerima atau mengusir siapapun dari rumahku!"

"Dek!"

"Apa? Bahkan aku lebih berhak dari Mas Ahmad! Aku anak kandung Ayah dan aku lebih berhak dengan rumah ini! Kalau Mas masih perduli sama wanita ini, Mas bisa pergi dari rumah ini bersama wanita ini...!!!"

"Kamu ngusir Mas?" Ahmad tak percaya dengan pendengarannya, selama tiga tahun mereka berdua jadi saudara tiri tak pernah sekalipun ada pertengkaran besar seperti saat ini.

"Iya! Aku nggak suka ada wanita ini di rumah! Kalau Mas Ahmad mau bantu dia... silahkan Mas juga angkat kaki dari rumah ini! Lagipula, Mas Ahmad hanya anak tiri dan nggak berhak atas rumah ini...!!!"

"Kaizy Maheswari....!!!!" suara Pak Agam begitu menggelegar terdengar dari dalam rumah.

Tap tap tap

Pria yang kini berusia 53 tahun itu melangkah lebar mendekati sang putri, lantas...

Plak

Untuk pertama kalinya, Pak Agam menaampar putrinya sendiri.

"A-ayah..." mata Izy tampak berkaca-kaca sembari memegang pipinya yang terasa perih. Tetapi bagi Izy bukan karena tampaaran di pipi yang menyakiti hatinya, namun tamparan itu ia dapatkan di depan orang lain apalagi di depan Astri yang baru saja ia bentak-bentak.

"Kamu...! Beraninya bicara kasar sama Kakak mu! Ahmad itu kakak mu, Izy! Dan... apa kamu bilang tadi? Dia nggak berhak atas rumah ini karena dia anak tiri Ayah! Ayah udah anggap Ahmad anak kandung Ayah sendiri! Begitupun Yasmin dan Shanum...! Mereka bertiga anak-anak Ayah dan punya hak yang sama denganmu atas rumah bahkan atas seluruh harta Ayah!"

Bibir Izy bergetar menahan tangis, ia tak ingin menangis di hadapan Astri dan Ahmad yang sudah menyakiti hatinya.

"Sejak kapan pikiran mu menjadi picik seperti ini! Hah...!!!" Pak Agam masih membentak putrinya.

"Mas udah!" Bu Arum mengelus bahu suaminya agar berhenti memarahi Izy.

"Dia udah kurang ajar, Rum! Dia berani bentak Ahmad dan bicara lancang tentang rumah ini!"

"Tapi bukan begini! Kamu harusnya lebih bijaksana! Kenapa harus tampar Izy segala! Aku nggak terima putriku kamu perlakuan kasar kayak gini...!"

Bu Arum malah marah pada suaminya, dia menarik lembut tangan anak sambungnya dan membawa Izy ke dalam.

Izy dibawa masuk ke dalam kamarnya sendiri lantas Bu Arum membawa anaknya duduk di ranjang, kemudian ia memeluk anak sambungnya dengan pelukan hangat.

"Maafin Ayah ya, Ibu juga minta maaf... kalau seandainya Ibu nggak perhatian sama Neng selama jadi Ibunya Neng Izy. Maafin juga Mas mu, ada alasan kenapa Ahmad bawa mantan istrinya kesini. Astri bawa anak kecil malem-malem, tadi Ahmad bilang sama ibu... daripada dia bawa Astri ke hotel dan terjadi hal-hal yang nggak diinginkan jadi lebih baik bawa ke rumah ini. Kita kan tidak ada yang tahu niat seseorang, jadi Ahmad bawa kesini karena di rumah ini ada kita semua... Jadi Ahmad akan merasa aman dekat dengan Astri. Besok, Ahmad berencana memulangkan dia ke kotanya, apapun yang terjadi... Ahmad udah bilang sama Ibu, dia nggak mau berhubungan lagi dengan mantan istrinya."

Ternyata Izy sudah salah paham, kecemburuan menumpulkan akal sehatnya. Izy merasa semakin ingin pergi dari rumah dan menghilang dari Ahmad, karena perasaannya pada Ahmad tenyata sudah sedalam itu.