NovelToon NovelToon
My Genius Triplet Son

My Genius Triplet Son

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Keluarga
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: matchaneedz

Started on Agustus 2024

Tinggal di kota membuatnya memiliki hubungan yang bebas dengan sang kekasih hingga akhirnya menghadirkan sesuatu dalam dirinya. Lantas bagaimana jika sang kekasih menolak untuk bertanggung jawab dan memintanya untuk menggugurkan kandungannya.

"Gugurkan kandungan itu dan kamu akan tetap menjadi pacarku." ucap Gavin Biantara Ryszard

"Tidak! Aku tak akan pernah menggugurkannya, cukup ia hadir karena kesalahan." lirih Arista Xaviera Exelyn

Entah Arista harus bersyukur atau justru sedih karena kesalahannya tersebut menghadirkan anugrah indah di dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon matchaneedz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29. Pekerjaan lain Gavin

Masih di hari yang sama. Sore itu, Gavin menunggu hasil kinerja bawahannya tentang pencarian Arista. Dia sendiri tau bahwa tidak mungkin mereka akan menemukan keberadaan Arista dalam waktu yang singkat karena mereka sendiri belum tau sehebat apa orang yang berada di belakang gadis itu.

tok tok tok

"Masuk."

Terlihat Alex masuk dengan dokumen hitam di tangannya dan menyerahkannya pada Gavin, "Tuan, mereka memang tidak menemukan petunjuk apapun. Tapi-"

Kening Gavin mengernyit, "Tapi?"

"Mereka mencurigai Neotech adalah orang yang membantu Nona Arista."

"Jangan sembarangan berbicara, tidak mungkin Arista mengenal mereka. Dia hanya pernah bertemu dengan Navarro saat meeting waktu itu." Ucap Gavin.

"Bukalah dokumen tersebut tuan, disana ada bukti bahwa Nona pernah bertemu Tuan Navarro jauh sebelum mengenal Tuan." Ucap Alex yang membuat Gavin segera membuka dokumen tersebut.

Mata membulat ketika melihat ada beberapa foto yang menunjukan masa muda Arista, gadis itu sudah cantik sejak dulu tapi yang membuatnya terkejut adalah tempat foto itu diambil dan orang-orang yang berada di sekitar gadis itu.

"Tempat ini?"

"Benar Tuan, foto itu diambil dirumah kedua milik keluarga Leksmana. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memasuki rumah kedua milik keluarga itu dan terlihat dari foto-foto ini, Nona Arista tampaknya sangat dekat dengan mereka." Jelas Alex tanpa diminta. Dia tau apa yang diinginkan tuannya.

"Apa hubungan mereka?"

Alex menggeleng, "Kami belum menemukan petunjuk tentang hubungan mereka. Tapi saya merasa bahwa Nona Arsita memiliki hubungan dekat dengan anak keluarga Leksmana. Ntah itu dengan Tuan Navarro atau dengan adik perempuannya."

Gavin mengangguk, dia menyetujui ucapan Alex. Sangat terlihat jelas dari foto foto itu bahwa Arista memiliki hubungan dekat dengan keluarga itu. Walaupun tidak tau hubungan seperti apa tapi tentu mereka tidak akan tinggal diam jika terjadi sesuatu pada orang-orang terdekat mereka.

"Pantau terus keluarga itu. Sejauh yang aku tau, Arista sudah lama tidak berhubungan dengan mereka."

"Baik, Tuan."

"Apa ada lagi yang ingin kau sampaikan?" Tanya Gavin ketika mendapati Alex tetap berada di posisinya.

"Tuan, ada kasus yang masuk kembali ke perusahaan kita." Alex kembali menyerahkan sebuah dokumen yang sejak tadi dipegangnya.

"Lakukan seperti biasanya."

Gavin menatap tajam pada tangan kanannya itu. Mereka sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun tapi kenapa hanya sebatas ini saja Alex perlu memberi tahunya.

"Kasus ini berbeda Tuan, ini ada sangkut pautnya dengan pemerintah. Klien kita meminta bantuan kita untuk menyelidiki kasus yang menimpa ayahnya 9 tahun silam. Setelah saya cari tahu sedikit, ayahnya terkena kasus pembunuhan berantai." Jelas Alex, dia membantu Gavin membuka dokumen tadi pada lembar berikutnya.

"Kasus pembunuhan 9 tahun yang lalu, seorang dokter yang di dakwa membunuh 9 pasiennya melalui infus mereka." Lanjut Alex karena diamnya seorang Gavin adalah tanda bahwa dia meminta penjelasan lebih.

"Serahkan pada kejaksaan. Bukankah dokter itu sudah di dakwa dan meninggal di penjara karna bunuh diri?" Tanya Gavin, pria itu menutup kembali dokumen yang tadi diberikan Alex.

Alex mengangguk, "Klien kita ingin membersihkan nama ayahnya karena dia yakin semua yang terjadi adalah fitnah."

"Itu hanya praduga Alex, kenapa sekarang kau jadi seperti ini? Bukankah itu sudah terlihat jelas bahwa anak itu hanya menduga bahwa ayahnya tidak bersalah?"

"Sepertinya bukan Tuan, dia memberikan buku diary yang sempat ayahnya buat ketika di penjara dan terdapat bukti yang menunjukkan bahwa saat kejadian dokter itu tidak sedang bertugas."

Gavin menganggukkan kepalanya, "Itu berarti ada tangan kotor jaksa atau hakim yang bermain di sana."

Alex kembali membuka halaman pada dokumen itu, "Pengacara lah yang bermain licik Tuan, saya menemukan bukti lain yang menunjukkan bahwa ada pasien lain yang meninggal 6 hari setelah dokter itu ditangkap. Tapi ada yang menutupi hal tersebut dan mereka mengatakan bahwa pasien tersebut meninggal karena kecelakaan."Jelas Alex kembali.

Gavin mengamati gambar dua orang jenazah dalam dokumen yang Alex berikan itu, "Ini jelas bukan karena kecelakaan, darahnya sedikit berwarna biru kehijauan ini jelas karena racun yang sama."

"Benar Tuan." Ucap Alex.

"Tapi tetap, keberhasilan kasus ini sangat kecil apalagi ini sudah 9 tahun yang lalu." Ucap Gavin, jika sampai kejaksaan membuat keputusan bahwa dokter itu bersalah maka pasti ditemukan bukti kuat yang memberatkan dokter tersebut.

"Dua jenazah tersebut adalah kedua orangtua Nyonya Arista Tuan." Ucap Alex.

Deg

Gavin terdiam, sebenarnya dia tidak yakin untuk menyelesaikan kasus tersebut tapi mendengar bahwa kedua orangtua Arista adalah korban dari kasus itu membuat dia kembali memikirkannya.

"Probabilitas kasusnya sangat kecil, perlu waktu lama untuk menyelesaikannya." Lirih Gavin, matanya terus mengamati dokumen di tangannya.

"Kita bisa mencobanya, jika gagal setidaknya ini akan menjadi kegagalan pertama kita." Saran Alex.

"Kita pikirkan nanti, tangani kasus bandar narkoba itu. Berikan bukti yang kita temukan ke kejaksaan segera."

...---------------...

Di pulau lain tak jauh dari Jawa, Arista dan Bi Rena sibuk mengurus pesanan. Beberapa hari ini pesanan terus datang dari desa sebelah, membuat mereka sedikit kewalahan. Tapi mereka tetap bersyukur atas semua yang mereka dapatkan.

"Bi, stock sayur kita udah habis. Untuk pesanan besok berarti kita full pakai sayur dari pasar." Ucap Arista.

Bi Rena mengangguk, "Iya beberapa bulan ke depan kita akan selalu menggunakan sayuran dari pasar."

"Biaya produksi kita akan semakin tinggi Bi." Ucap Arista lesu.

"Tak masalah, kita masih tetap mendapatkan untuk dari sana. Lagi pula menanam sayuran memang perlu waktu dan lahan yang kita miliki tidak terlalu besar. Jadi kita tidak mungkin hanya bergantung pada hasil kebun kita sendiri."

Arista mengangguk, "Jika uangnya sudah terkumpul aku berniat menyewa lahan kosong di samping. Ku dengar itu hanya investasi aset."

"Maka dari itu kita harus kerja keras untuk dapat menyewanya." Ucap Bi Rena dengan senyum. "Sekarang coba kau lihat telor balado itu, apa rasanya sudah tepat?"

Segera wanita hamil itu berdiri dan berjalan menuju wajan besar berisi telor balado. Dia segera meraih sendok dan mengambil sampel bumbu itu untuk dia tes di dalam mulutnya.

"Enak Bi, tapi kurang asin sedikit Bi. Orang daerah sini lebih suka makanan asin kan?"

Bi Rena mengangguk dan segera memperbaiki rasa masakannya.

"Ini sudah Bibi tambahkan, sekarang kamu antar ini ke Bu RT ya." Bi Rena menyerahkan sepiring lauk ke arah Arista.

"Bi... Jangan Arista plis, takut ketemu Pak Andi yang mesum itu." Rengek Arista.

"Husttt, ngga boleh gitu. Kamu ke sana aja Bu Asya pasti ngga akan membiarkan kamu di ganggu. Udah sana ngga papa."

Beberapa bulan di desa tersebut memang ada beberapa pria yang mendekati Arista karena kecantikan natural wanita itu. Tetapi tak ada satupun yang waras menurutnya, pria-pria itu bahkan sudah memiliki kekasih tapi masih memintanya menjadi simpanan mereka. Hanya karena dirinya hamil tanpa suami, beberapa pria disini merendahkannya dan meminta dia melayani mereka secara terang-terangan. Beruntungnya masih ada banyak warga yang baik dan ikut melindunginya.

"Yaudah, Arista berangkat ya Bi. Jangan lupa nanti siang Viera dan Vellyne akan berkunjung ke sini."

Bi Rena mengangguk, "Bibi sudah membuat semur ayam kesukaan dua gadis itu. Sekarang pergilah."

...----------------...

To be Continued

Hai hai hai

Terima kasih sudah membaca yaa, maaf karena perlu waktu lama untuk update. 2-3 part lagi alur akan di percepat ya sampai dengan triplets masuk usia pra sekolah🌹

See u di part selanjutnyaa

1
Tuty Tuty
kamu aja terlalu bodoh
Tuty Tuty
Luar biasa
Tuty Tuty
cinta boleh bodoh jangan Gavin gx patut di perjuangkan
Tuty Tuty
gila hubungan macam apa baru pacaran udah seperti suami istri rugi kamu sebagai perempuan
Tuty Tuty
aku nyimak yaaa thor 😁😁
Tarwanto Wanto
/Coffee//Coffee//Rose/
Dian Amelia
mangkanya....jadi wanita hrs pandai jaga diri jangan terlena dg rayuan lelaki yg hanya ingin kesenangan saja minus tanggung jawab
Dian Amelia
mangkanya jangan di kasi dp duluan.....lelaki kan banyak yg anjrit.
tia
up yg lancar biar gk lupu cerita ny thor
Anonymous
double up dong thorr
Anonymous
mantapp sering up dong kak
Anonymous
ayoo up lg thorr
Padriyah Balqis
seh... waktu akan kembali dengan penuh kebahagiaan....
q mah ogah balik sama cowok plin-plan tinggal enak y aj...
maaf Thor kllo bisa jng balik lagi sama cowok itu
Rohana
lah dikit amat thorrr
Krislin Meeilin
up lagi ceritanya Klau boleh doubel up ya
Senjaaaa
lanjut lagi dong kak
Rohana
lanjut thorrr
xzyfaa
bagus, aku suka lanjut dong torrrr
Aty
Bagus banget nasehatnya, semangat Arista
Anonymous
Next thorr, lanjutt cpat aku penasarann😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!