Kisah seorang gadis cantik yang bernama Siti Humaira Adiba Ahmad yang akrab disapa Adiba. Ia menikahi pria tampan dan kaya yang usianya 15 tahun lebih tua darinya
Gibran Adelard Wijaya seorang Presiden Direktur yang harus menikahi gadis yang sama sekali tidak dikenalnya karena hutang nyawa kepada orang tua gadis tersebut. akankan pernikahan yang sama sekali tidak diinginkan kedua belah pihak itu berlanjut? saksikan terus kisanyanya
Happy Reading😍😘
ig :sitijenab451
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Jenab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pernikahan part 1
Keesokan harinya….
Pagi-pagi sekali dikediaman kelurga Adelard Wijaya, semua pelayan rumah sudah ramai modar-mandir sana sini mempersiapkan keberangkatan tuan muda mereka yang akan melaksungkan pernikahan.
Mama Alexa sudah terlebih dahulu mengirim MUA paling terkenal di kota X tersebut kekediaman Adiba, tak lupa juga MUA untuknya Gibran dan Anna.
“Wah putri kecil mama cantik sekali.” Puji Mama Alexa yang puas dengan hasil kerja MUA tersebut.
Anna menggunakan Dress maroon selutut, memakai high heels dengan warna yang senada serta rambutnya yang dibiarkan terurai rapi membuatnya sangat telihat sangat cantik dan elegan. Bentuk tubuh yang selalu ia jaga membuatnya terlihat sangat mempesona.
Anna tersenyum berputar membalikkan badan di depan cermin,
“Ishh, Anna sudah besar mama.” Jawab Anna pura-pura merajuk.
Mama Alexa terkekeh berhasil menggoda Anna.
“Mamaku juga sangat cantik.” Jawab Anna memeluk Mama Alexa
Sebenarnya Anna sangat malas menghadiri pernikahan gadis cupu itu, tetapi untuk mamanya akan ia lakukan apapun dan tidak akan mengecewakannya.
“ Yasudah, ayo kita temui kakakmu!” Ajak Mama Alexa.
“Wah!!! Kakak tampan sekali.
Andai kau bukan kakakku pasti aku akan mengejarmu.” Ujar Anna cekikan.
“Kau ini, gadis nakal!” Timbal mama Alexa mengetuk dahi Anna dengan jarinya.
Yang dibicarakan hanya diam memandang cermin didepannya, Gibran terlihat sangat tampan hari. Ya meski setiap hari juga tampan, entah mengapa hari ini terasa berbeda. Mungkin Karena aura pengantin. Wkwk
Wajah tampan dengan bentuk tubuh yang atletis dibalut tuxedo hitam mewah membuat sempurna makhluk satu ini. Rambutnya hitam klimis menambah pesona bagi kaum hawa yang melihatnya.
Sikap Cool yang sering Gibran munculkan berbanding terbalik dengan apa yang dirasakannya saat ini. Badannya panas dingin, hatinya berdegup kencang, Gibran merasa aneh dengan apa yang dirasakannya saat ini, padahal dia sudah terbiasa menghadapi orang-orang penting, kolage bisnis serta orang banyak.
-Bodoh! Kenapa aku gugup seperti ini. Batinnya.
Jajaran mobil mewah milik keluarga Adelard Wijaya melaju menuju kediman Adiba, disepanjang jalan Gibran menetralisir kegugupannya dengan susah payah ditemani Mama Alexa disampingnya.
“Kau tau nak! Mama sangat bahagia hari ini.
Putra mama akan segera menikah, ayah juga pasti akan bahagia karena kita telah mengabulkan permintaannya.” Ujar Mama Alexa tersenyum bahagia mengusap lengan Gibran.
Gibran tersenyum bahagia melihat senyum manis terpancar disudut bibir sang mama yang sudah lama tak dilihatnya.
“Apa ada air putih Vin?.” Tanya Gibran kepada pengemudi.
Dengan satu tangan Sekertaris Vino menyodorkan air botol kepada Gibran
“Silahkan tuan muda.” Mempersilahkan.
Gibran yang sedang menikmati minumnya sampe tersedak mendengar ucapan sang mama.
“Sebentar lagi mama dapet cucu.” Ujar Mama Alexa menggoda.
“Dan saya akan menjadi paman.” Lanjut sekertaris Vino percaya diri.
Mama Alexa dan sekertaris Vino tertawa tanpa suara melihat reaksi Gibran yang menatap mereka bergantian.
“Sialan! Gua gk sudi punya paman kayak lo!” Jawab Gibran sinis
“Ekhemmmm yang akan menghadapi malam pertama sampai tersedak.” Timbal sekertaris Vino sambil tertawa.
“Sekertaris sialan! Jomblo tau apa tentang malam pertama!” Jawab Gibran ketus
Mama Alexa tersenyum bahagia melihat keduanya.
“Eitss! Saya tahu semua tentang ilmu di dunia ini. Jika tuan ingin tahu bisa kursus kepada saya.” Jawab Sekertaris Vino menjawab dengan santainya.
“Sialan!! Sekali lagi bicara, gua lempar lu kelaut lepas!” Jawab Gibran jengah.
Tak menunggu lama, seluruh keluarga Adelard Wijaya beserta para pelayan sudah duduk bersama penghulu menunggu kedatangan pengantin wanita.
Semua pasang mata yang sedang duduk berkumpul langsung tertuju satu ketika melihat seorang wanita yang sedang menuruni tangga ditemani oleh ibu angkatnya, semua pria diruangan tersebut seakan terhipnotis oleh_Nya.
Adiba yang masih muda dan tubuh yang mengil di balut dengan kain putih mewah dan panjang membuatnya sangat cantik dan berdecak kagum bagi yang melihatnya.
Tanpa sadar mulut Gibran sampai ternganga melihat Adiba yang berubah bak putri raja, matanya fokus memandang tak berkedip. Hingga deheman sang Mama menyadarkannya. Tak berbeda jauh dengan Adiba yang terpukau melihat ketampanan Gibran.
-Ya Allah!!! Benar pria itukah yang akan menjadi suamiku. Batin Adiba
**
“Saya terima nikah dan kawinnya Siti Humaira Adiba Ahmad binti bapak Ahmad dengan mas kawin mas seberat 777 gram dibayar tunai.” Dengan satu tarikan nafas Gibran melepaskan Ucapan suci tersebut didepan para saksi.
Kini Gibran dan Adiba resmi menjadi sepasang suami istri yang sah dimata Agama dan Negara. Tanpa ijin sang pemilik, air bening keluar dari pelupuk mata Adiba ketika Gibran mengecup lembut keningnya.
Rasa bahagia bercampur sedih, kini ia sudah menjalankan amanah sang ayah dan sudah menjadi seorang Istri.
Setelah acara akad dirumah Adiba selesai, kini Adiba sedang berada dikamarnya yang sudah lama ia tinggali. Adiba duduk di depan meja rias, mulai membersihkan seluruh make-up dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badan.
Baru beberapa menit ia berendam di dalam bathup, terdengar suara gedoran pintu, dengan segera adiba memakai piyama marsupilami kesukaannya. Baru saja tangannga meraih kain pembungkus rambutnya pintu kembali terdengar dengan gedoran yang lebih keras.
Tanpa berfikir panjang dan tanpa membungkus rambutnya Adiba langsung berlarian membuka pintu, seperti yang di duganya yang datang adalah Gibran suaminya.
Gibran menelan salivanya dengan susah payah ketika melihat leher dan rambut basah Adiba yang membuatnya terlihat segar dan menggoda. Adiba menunduk, secepat kilat Gibran tersadar dan kembali datar.
“Apa kau tuli hah?.” Bentak Gibran
“Maaf tuan, say…..” Belum sempat Adiba menyelesaikan ucapannya, Gibran mendorong tubuh Adiba yang menghalangi jalan dan langsung berlalu.
-Huft alhamdulillah selamat. Batin Adiba yang lega melihat Gibran langsung masuk ke kamar mandi.
Dengan cepat Adiba mengeringkan rambutnya dan menyediakan baju santai untuk Gibran, meski Adiba tahu jika dirinya dan pernikahan ini sama sekali tidak diharapkan oleh Gibran, Adiba akan tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.
Adiba memilih kaos putih dan celana bahan pendek berwarna hitam kemudian meletakannya diatas ranjang.
CEKLEK
Pintu kamar mandi terbuka, di pinggir ranjang Adiba mondar mandir sampai keringat kembali keluar bingung apa yang akan dilakukannya lagi setelah ini. Gibran keluar dengan tubuh yang dibalut handuk bagian bawah, memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang sispex.
“Aaaaaaaaaaa.” Jerit Adiba menutup wajahnya, tubuhnya menegang ditempat jantungnya seakan berlarian didalam sana.
sukses thor
semangat
mksh