Mengubah Takdir Aisyah

Aisyah mencari jam antik kuno dengan memanggil namanya, tapi tidak terdengar jawaban dari jam antik kuno. Tubuh Aisyah berlahan-lahan turun dari atas penginapan kuno dan mendarat tepat didepan pintu masuk penginapan.

"Ternyata aku bisa berpindah tempat dan keluar dari labirin waktu, aku kira aku tidak bisa keluar lagi ?", kata Aisyah seraya memperhatikan bangunan penginapan yang ada didepannya.

Bangunan di Persia ini rata-rata memiliki dinding berlapis keramik berwarna-warni yang indah, seperti bangunan penginapan yang ada didepannya, hampir seluruh bangunan penginapan kuno itu tertutup oleh keramik warna-warni dan warna terang mendominasi warna bangunan penginapan kuno.

Penginapan kuno itu memiliki tata letak berbentuk persegi dengan pintu masuk yang besar, tinggi, sederhana dan tidak bertanda. Bangunan penginapan kuno itu berlantai dua dengan sebuah koridor melengkung yang terletak diantara pintu masuk dan halaman dalam.

Aisyah beranjak dari tempatnya berdiri seraya memakaikan cadar diwajahnya lalu melangkahkan kakinya menuju kedalam penginapan kuno itu, bangunan itu terbagi menjadi dua bagian, bangunan dilantai bawah diperuntukkan untuk tempat menaruh barang sedangkan bagian atas bangunan dibuat untuk kamar tempat menginap, seorang wanita muda dengan cadar tipis dan celana panjang longgar serta kain yang terikat dipinggang menghampiri Aisyah.

"Selamat datang ! Selamat datang !", sapa wanita muda itu ramah.

"Apakah saya bisa menginap disini ?" tanya Aisyah.

"Tentu, tentu saja, anda bisa menginap disini selama yang anda mau, mari saya antarkan anda naik kelantai atas !", kata wanita muda itu.

"Terimakasih atas bantuannya !", kata Aisyah lalu berjalan mengikuti wanita muda bercadar tipis didepannya.

Mereka berdua menaiki anak-anak tangga penginapan menuju kelantai atas penginapan.

Diatas bangunan terdapat kamar-kamar yang berjejer berdekatan dengan jendela-jendela berukuran besar didepan kamar yang hanya dihiasi tirai, kita bisa melihat kearah luar dari atas sini dengan bebas tanpa perlu adanya kaca yang menghalangi pandangan.

Mereka berhenti didepan sebuah kamar yang terletak dipojok, wanita muda itu lalu membuka pintu kamar dan ia mempersilahkan Aisyah untuk masuk.

"Ini kamar anda dan selamat beristirahat, jika perlu bantuan saya, anda silahkan mencari saya dilantai bawah", ujarnya.

"Iya, saya ucapkan terimakasih telah mencarikan saya kamar dipenginapan ini, saya akan tinggal disini untuk beberapa hari kedepan", kata Aisyah tersenyum.

Wanita muda itu lalu berkata, "Ini memang sangat sulit bagi anda, pendatang baru dikota ini dan saya memahaminya."

Aisyah tersenyum lega. "Apakah tidak masalah untuk saya tinggal disini lama ?"

Wanita muda itu tertawa senang mendengar Aisyah berkata demikian, bagi wanita muda itu adalah sebuah keberuntungan jika tamu yang datang dipenginapan tinggal lama karena akan menambah pendapatan untuk penginapan.

"Tinggallah lama di karavan ini, kami pengurus Karavan Sara akan sangat senang jika anda betah, nona", ucapnya senang.

Aisyah lalu tertawa senang dan berkata, "Hari ini saya sangat lelah, saya mohon pamit untuk beristirahat dahulu."

"Tentu nona, silahkan !", sahut wanita muda itu.

Aisyah menutup pintu kamar tidurnya kemudian berjalan melewati meja kayu yang terdapat ditengah-tengah ruangan kamar tidur menuju ranjang kayu. Lalu Aisyah membaringkan tubuhnya diatas ranjang kayu seraya memejamkan kedua matanya perlahan-lahan. "Kemana perginya jam antik kuno itu !? Apa yang harus aku lakukan tanpa jam antik kuno itu dinegeri antah berantah ini !?", gumam Aisyah dalam hatinya kesal.

Jam antik kuno itu tiba-tiba menghilang setelah ia meminum ramuan obat ajaib itu. Aisyah tampak menghela nafas panjang berulangkali dengan mimik wajah kesal sembari melepaskan cadar yang menutupi wajahnya.

"Jam antik menyebalkan !?", ucap Aisyah bersungut-sungut.

Tiba-tiba angin berhembus kencang menyibakkan semua yang ada didalam kamar tidur termasuk jubah yang Aisyah kenakan.

Aisyah terkejut melihat angin berputar membentuk pusaran angin kecil didalam ruangan kamar.

Dia lalu terjaga dari tempatnya terbaring serta berusaha berjalan mendekat kearah angin yang berputar-putar.

"KAMU ADALAH TUANKU DAN AKU ADALAH PELAYAN SETIAMU, JAM, JAM ANTIK BERPUTARLAH !!!", seru jam antik kuno lalu muncul dari balik pusaran angin yang berputar didalam ruangan ini.

Aisyah berdiri tertegun melihat kejadian yang ada dihadapannya lalu meraih jam antik itu kedalam genggaman tangannya, ia seraya memicingkan kedua matanya ketika angin itu menerpa wajahnya sangat keras.

"Hai jam antik kuno hentikan hembusan angin yang kencang ini ! Kamu dapat menerbangkan seluruh bangunan didalam Karavan Sara ini !!", teriak Aisyah berusaha menjaga keseimbangannya.

"BALAZAAM !!!", teriak jam antik kuno kemudian angin yang berputar didalam ruangan mendadak lenyap seketika.

"Kemana saja perginya kamu wahai jam antik kuno sedari tadi aku mencari-carimu ?", kata Aisyah seraya menatap jam antik kuno ditangannya.

"M---maf nona, saya tadi bersembunyi dari kilatan cahaya yang keluar dari tubuh nona !", sahut jam antik gugup.

"Berani sekali kamu meninggalkanku sendirian dinegeri antah berantah ini tanpa dirimu !? Bagaimana aku pulang kemasa depan nanti jika kamu menghilang !?", kata Aisyah mengerutkan alis pada jam antik itu.

"Aku tidak akan pergi dari nona dan aku akan selalu mendampingi nona dinegeri ini ! Bukankah aku masih membutuhkan bantuan nona untuk kembali keduniaku !?", kata jam antik kuno.

Aisyah kemudian berjalan menuju ranjangnya dan duduk diatasnya, jam antik ditangannya lalu terbang melayang dihadapannya. Aisyah hanya menarik tudung yang menutupi kepalanya seraya mendongakkan kepalanya kearah jam antik yang melayang.

"Kenapa kamu tadi bersembunyi dariku !?", kata Aisyah.

"Hamba bersembunyi karena kilatan yang terpancar dari dalam tubuh nona mampu menghancurkan jiwa saya dan itu akan membuat saya terperangkap selamanya didalam bentuk jam antik ini !", sahut jam antik.

"Benarkah !?", kata Aisyah.

"Tentu saja nona, jika kilatan itu mengenai diri saya maka saya tidak akan pernah kembali ketubuh asal saya bahakan akan menjadi sebuah benda mati !", sahut jam antik mengelilingi Aisyah.

"Mmm..., aku mengerti sekarang ! Lalu apa aku harus meminum ramuan obat ajaib itu lagi !?", kata Aisyah.

"Nona Aisyah dapat meminumnya lagi setelah malam kedua nanti, karena nona telah meminum ramuan obat ajaib tadi maka nona tidak bisa meminumnya lagi !", kata jam antik kuno.

"Baiklah, aku mengerti dan aku akan menunggu setelah malam kedua !", kata Aisyah.

"Kalau boleh tahu, kita sekarang berada dimana nona ?", kata jam antik kuno seraya memutari ruangan kamar tidur ini.

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu kita sedang ada dimana saat ini tapi tadi wanita muda yang menyambutku mengatakan jika ini adalah Karavan Sara !?", kata Aisyah sembari melipat kedua tangan didadanya.

"Tempat ini sudah lama tidak berfungsi sejak Persia berakhir masanya, apakah wanita itu mengenakan gelang dikakinya, nona ?", tanya jam antik terbang kearah Aisyah.

"Aku tidak terlalu memperhatikan wanita muda itu, karena dalam pikiranku aku harus segera mencari tempat untuk kita tinggal !", sahut Aisyah.

"Tempat tinggal !?", tanya jam antik kuno seraya berputar diatas kepala Aisyah.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya pelan lalu menjawab, "Yup ! Kita tidak mungkin terombang-ambing diatas langit sana dan tinggal didalam bunga Tulip kuning raksasa itu terus-menerus !?"

"Bukankah lebih aman tinggal didalam bunga Tulip kuning raksasa ketimbang disini ?", sahut jam antik berhenti berputar.

"Bagaimanapun kita memerlukan tempat untuk kita berteduh seperti yang lainnya karena kita akan cukup lama tinggal dinegeri asing ini !", kata Aisyah memejamkan kedua matanya.

"Hmph !?", gumam jam antik kuno.

"Lagipula jika kita terus melayang diatas sana, kita bakalan ketahuan oleh orang lain dan itu juga sangat mencolok !", kata Aisyah.

"Bukankah saya telah membuatnya tidak terlihat dari pandangan orang lain yang melihatnya ?", kata jam antik kuno mencoba menjelaskan.

"Aku tahu itu tapi meski kita tidak terlihat oleh orang lain kita harus bisa membuat kehidupan kita tampak normal seperti orang lain pada umumnya !", kata Aisyah.

"Hmm...!?", gumam jam antik kuno.

"Karena jika kita berbaur dengan yang lain maka kita akan mudah mendekati tuan agungmu itu !", sahut Aisyah.

"Baiklah nona, saya akan menuruti perintah Nona Aisyah !", ucap jam antik kuno patuh.

"Bagaimana kalau kita tinggal di karavan ini agar lebih mudah mendapatkan informasi tentang tuan agungmu itu !?", kata Aisyah tersenyum tipis.

Jam antik kuno itu lalu menjawab, "Bukan ide yang buruk nona, saya akan membuat tempat ini sebagai tempat tinggal kita selama disini !"

"Terimakasih !", kata Aisyah.

"Tentu saja nona, karena kita akan tinggal di Karavan Sara ini maka saya akan membuat orang-orang yang ada disini tidak menyadari kehadiran kita selama tinggal dikaravan ini !", kata jam antik kuno.

"Bagaimana kamu akan melakukannya ?", tanya Aisyah.

"Saya akan menghentikan waktu sebentar dan membuat keajaiban sedikit di seluruh Karavan Sara ini ! Tunggulah sebentar, Nona Sara !", kata jam antik kuno.

Seketika waktu berhenti berputar dan Aisyah merasakan tubuhnya ikut berhenti serta diam tidak mampu bergerak. Terlihat cahaya kelap-kelip menyelimuti seluruh ruangan karavan ini, ia merasakan seluruh udara diruangan ini berhenti berputar.

Tak lama kemudian seluruh ruangan kamar tidur Aisyah berubah seperti ruangan tinggal yang sangat lengkap dengan perlengkapan layaknya rumah, terdapat kulkas, telivisi datar, pendingin ruangan juga kamar mandi didalam kamar tidur lengkap dengan bak mandi didalamnya.

"Wahhh !!! Ini sungguh menakjubkan wahai jam antik kuno !! Aku sangat menyukainya !!!", teriak Aisyah.

Aisyah lalu tertawa senang dan bersorak kegirangan seraya berputar-putar, dan jam antik kuno itu turut serta berputar melayang mengikuti gerakan Aisyah yang berputar diruangan kamar ini.